- Beranda
- The Lounge
Panji Sosrokartono Sang Jenius Pada Masa Penjajahan
...
TS
b34mte
Panji Sosrokartono Sang Jenius Pada Masa Penjajahan
Spoiler for sosrokartono:
Panji Sosrokartono
Sebenarnya karya anak bangsa
kita banyak yang terkenal di
negeri orang, seperti teknik
pembuatan jembatan, emansipasi wanita yang mungkin selama ini kita hanya mengenal R.A. Kartini sebagai pemikir ulung yang membuka gerbang kesetaraan wanita di dunia kaum lelaki.
Rupanya pahlawan yang 'harum namanya' ini memiliki seorang kakak yang jenius, seorang wartawan yang poliglot dan berkarir cemerlang di tanah Eropa.
Drs Raden Mas Panji Sosrokartono , putra Bumiputra
yang ikut melamar, berhasil
memeras berita itu menjadi 27
kata, sedangkan para pelamar
lainnya rata-rata lebih dari 30
kata. Persyaratan lainnya juga
bisa dipenuhi oleh RMP Sosrokartono sehingga akhirnya
ia terpilih sebagai wartawan
perang surat kabar bergengsi
Amerika, The New York Herald
Tribune.
Supaya pekerjaannya lancar, dia
juga diberi pangkat Mayor oleh
Panglima Perang Amerika
Serikat. RMP Sosrokartono
seorang poliglot, ahli banyak
bahasa. Ia menguasai 24 bahasa
asing dan 10 bahasa suku di
tanah Nusantara. Sebelum ia
menjadi wartawan the New
York Herald Tribune, ia bekerja
sebagai penerjemah di Wina. Di
Wina ia terkenal dengan julukan
si jenius dari Timur.
Dia juga bekerja sebagai
wartawan beberapa surat kabar
dan majalah di Eropa. Di dalam
buku 'Memoir' Drs Muhammad
Hatta diceritakan kalau RMP
Sosrokartono mendapat gaji 1250 Dollar dari surat kabar Amerika. Dengan gaji sebesar itu ia dapat hidup mewah di Eropa. Sosro juga kerap mengirimi buku dan buletin kepada adiknya Kartini.
Buku kiriman Sosro ini lah yang
kelak menjadi pencerahan bagi
Kartini untuk mendobrak tradisi
dan melahirkan emansipasi
wanita di Nusantara.
Sebelum Perang Dunia I
berakhir, pada bulan November
1918, RMP Sosrokartono terpilih
oleh blok Sekutu menjadi
penerjemah tunggal, karena ia
satu-satunya pelamar yang
memenuhi syarat-syarat mereka
yaitu ahli bahasa dan budaya di
Eropa dan juga bukan bangsa
Eropa.
Artikel yang menggemparkan
dunia Dalam 'Memoir' tulisan Drs
Muhammad Hatta ditulis kalau
RMP Sosrokartono juga
menguasai bahasa Basque,
menjadi penerjemah pasukan
Sekutu kala melewati daerah
suku Basque. Suku Basque
adalah salah satu suku yang
hidup di Spanyol. Ketika Perang
Dunia I menjelang akhir, diadakan perundingan perdamaian rahasia antara pihak yang bertikai.
Pihak-pihak yang berunding
naik kereta api yang kemudian
berhenti di hutan Compaigne di
Perancis Selatan. Di dalam
kereta api, pihak yang bertikai
melakukan perundingan
perdamaian rahasia. Di sekitar
tempat perundingan telah dijaga
ketat oleh tentara dan tidak
sembarangan orang apalagi
wartawan boleh mendekati
tempat perundingan dalam
radius 1 km. Semua hasil
perundingan perdamaian rahasia
tidak boleh disiarkan, dikenakan
embargo sampai perundingan
yang resmi berlangsung.
Mungkin, tanpa peran sang
kakak, Sosrokartono, boleh jadi
nama R.A. Kartini tidak akan
pernah 'harum' dan menjadi
pahlawan emansipasi wanita di
Indonesia. Lahir di Mayong
dengan nama Raden Mas Panji
Sosrokartono pada hari Rabu
Pahing tanggal 10 April 1877 M.
Beliau adalah putera R.M.
Adipati Ario Sosroningrat, bupati
Jepara. Sejak kecil Sosrokartono sudah mempunyai keistimewaan,
beliau cerdas dan mempunyai
kemampuan membaca masa
depan. Kakak dari ibu kita
Kartini ini, setelah tamat dari
Eropesche Lagere School di
Jepara, melanjutkan
pendidikannya ke H.B.S. di
Semarang. Pada tahun 1898
Sosrokartono lalu meneruskan
sekolahnya ke negeri Belanda.
Sosro awalnya masuk di sekolah
Teknik Tinggi di Leiden. Tetapi
merasa tidak cocok, sehingga
pindah ke Jurusan Bahasa dan
Kesusastraan Timur. Beliau
merupakan mahasiswa Indonesia
pertama yang meneruskan
pendidikan ke negeri Belanda,
yang pada urutannya disusul
oleh putera-putera Indonesia
lainnya. Dengan menggenggam
gelar Docterandus in de
Oostersche Talen dari Perguruan
Tinggi Leiden, Sosro akhirnya
melanglang buana ke seluruh
Eropa, menjelajahi pelbagai
pekerjaan.
Karir Eropa dimulai pada tahun 1917, koran Amerika The New York Herald Tribune, di Kota Wina, ibu kota Austria, membuka lowongan kerja untuk posisi wartawan perang untuk
meliput Perang Dunia I. Salah
satu tes adalah menyingkat-
padatkan sebuah berita dalam
bahasa Perancis yang panjangnya satu kolom menjadi
berita yang terdiri atas kurang
lebih 30 kata, dan harus ditulis
dalam 4 bahasa yaitu Inggris,
Spanyol, Rusia dan Perancis
sendiri.
Dalam Sejarah Dunia, Perundingan Perdamaian Perang
Dunia ke I yang resmi berlangsung di kota Versailles,
di Perancis. Ketika banyak
wartawan yang mencium adanya
'perundingan perdamaian
rahasia' masih sibuk mencari
informasi, koran Amerika The
New York Herald Tribune
ternyata telah berhasil memuat
hasil perundingan rahasia
tersebut.
Penulisnya 'anonim', hanya
menggunakan kode pengenal
'Bintang Tiga'. Kode tersebut di
kalangan wartawan Perang
Dunia ke I dikenal sebagai kode
dari wartawan perang RMP
Sosrokartono. Konon tulisan itu
menggemparkan Amerika dan
juga Eropa.
Tahun 1919 didirikan Liga
Bangsa-Bangsa (League of
Nations) atas prakarsa Presiden
Amerika Serikat Woodrow
Wilson. Dari tahun 1919 sampai
1921, RMP Sosrokartono, anak
Bumiputra, mampu menjabat
sebagai Kepala penerjemah
untuk semua bahasa yang
digunakan di Liga Bangsa-
Bangsa. Bahkan dia berhasil
mengalahkan poliglot-poliglot
dari Eropa dan Amerika
sehingga meraih jabatan
tersebut. Liga Bangsa-Bangsa
kemudian berubah nama
menjadi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (United Nations
Organization) pada tahun 1921.
Menyembuhkan penyakit dengan
mukjizat, Tahun 1919 RMP Sosrokartono juga diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Perancis di Belanda. Sampai suatu ketika terdengar berita tentang sakitnya seorang anak
berumur lebih kurang 12 tahun.
Anak itu adalah anak dari
kenalannya yang menderita
sakit keras, yang tak kunjung
sembuh cumi sudah diobati oleh
beberapa dokter.
Dengan dorongan hati yang
penuh dengan cinta kasih dan
hasrat yang besar untuk
meringankan penderitaan orang
lain, saat itu juga beliau menjenguk anak kenalannya
yang sakit parah itu.
Sesampainya di sana, beliau
langsung meletakkan tangannya
di atas dahi anak itu dan
terjadilah sebuah keajaiban.
Tiba-tiba si bocah yang sakit itu
mulai membaik dengan hitungan
detik, dan hari itu juga ia pun
sembuh.
Kejadian itu membuat orang- orang yang tengah hadir di sana
terheran-heran, termasuk juga
dokter-dokter yang telah gagal
menyembuhkan penyakit anak
itu. Setelah itu, ada seorang ahli
Psychiatrie dan Hypnose yang
menjelaskan bahwa sebenarnya
Drs. R.M.P. Sosrokartono
mempunyai daya pesoonalijke
magneetisme yang besar sekali
yang tak disadari olehnya.
Mendengar penjelasan tersebut,
akhirnya beliau merenungkan
dirinya dan memutuskan
menghentikan pekerjaannya di
Jenewa dan pergi ke Paris untuk
belajar Psychometrie dan
Psychotecniek di sebuah
perguruan tinggi di kota itu.
Akan tetapi, karena beliau
adalah lulusan Bahasa dan
Sastra, maka di sana beliau
hanya diterima sebagai
toehoorder saja, sebab di
Perguruan Tinggi tersebut
secara khusus hanya disediakan
untuk mahasiswa-mahasiswa
lulusan medisch dokter.
Pulang ke tanah air
Beliau kecewa, karena di sana
beliau hanya dapat mengikuti
mata kuliah yang sangat
terbatas, tidak sesuai dengan
harapan beliau. Di sela-sela hati
yang digendam kecewa,
datanglah ilham untuk kembali
saja ke Tanah Air-nya.
RMP Sosrokartono akhirnya
pulang ke tanah air tahun 1925
dan menetap di Bandung. Ia
ingin mendirikan sekolah
sebagaimana dicita-citakan
mendiang adiknya, Kartini. Ia
juga ingin mendirikan perpustakaan. Untuk menghimpun modal, pada
mulanya ia melamar menjadi
koresponden The New York
Herald untuk Hindia Belanda,
tapi koran itu sudah berganti
pemilik dan merger dengan
koran lain.
Namun, dalam suratnya kepada
Nyonya Abendanon,
Sosrokartono menyatakan
kekecewaannya. Sesampai di
Jawa, ia telah dicap sebagai
komunis oleh pemerintah
jajahan. “Itu merupakan bentuk
fitnah yang sangat keji yang
saya rasakan, namun tidak
berdaya terhadapnya,” tulisnya.
“Tapi kepada Anda, Nyonya yang
mulia, saya bersumpah atas
kubur ayah saya dan Kartini,
bahwa saya sama sekali tak
pernah menganut paham
komunis, dulu tidak, sekarang
pun tidak. Tidak ada yang lebih
saya inginkan daripada bekerja
untuk pendidikan mental
sesama bangsa saya, dalam
artian yang telah dimaksudkan
oleh Kartini,” ucap Sosrokartono.
Kartono kemudian menggalang
dukungan dari kelompok
pergerakan di Indonesia. Ia
menemui Ki Hajar Dewantara.
Bapak pendidikan itu lalu
mempersilakan Kartono
membangun perpustakaan di
gedung Taman Siswa Bandung.
Ia pun diangkat menjadi kepala
Sekolah Menengah Nasional di
kota ini.
Pada saat yang bersamaan, ia
menyaksikan orang-orang
kelaparan dan diserang berbagai
macam penyakit. Kartono pun
kemudian menjalankan laku
puasa bertahun-tahun untuk
merasakan apa yang juga
diderita saudara-saudaranya. Ia
juga menjadikan Darussalam
sebagai rumah pengobatan.
Separuh badan Sosrokartono
lumpuh sejak 1942. Kartono
mangkat pada 1952, tanpa
meninggalkan istri dan anak. Ia
dimakamkan di Sedo Mukti,
Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah.
Kata-kata insprasi dari
Sosrokartono (terdapat pada
nisan)
1. Sugih tanpa banda,
digdaya tanpa aji. (Kaya
tanpa Harta / Kaya Hati ; Sakti tanpa Ilmu)
2. Trimah mawi pasrah
(rela menyerah terhadap
keadaan yang telah terjadi)
3. Suwung pamrih tebih
ajrih (jika tak berniat jahat, tidak perlu takut)
4. Langgeng tan ana susah
tan ana bungah (tetap tenang, tidak kenal duka maupun suka)
5. Anteng manteng sugeng
jeneng (diam sungguh- sungguh, maka akan selamat sentosa).
0
2.5K
Kutip
10
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru