• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Eko Nugroho - Memadukan Seni Pop Dengan Pertanyaan Tentang Sebuah Identitas.

ckwardhaniAvatar border
TS
ckwardhani
Eko Nugroho - Memadukan Seni Pop Dengan Pertanyaan Tentang Sebuah Identitas.
Quote:




Bulan Januari lalu, Louis Vuitton meminta seorang seniman jalanan Indonesia bernama Eko Nugroho untuk membantunya mendesain sebuah syal baru. Brand mahal yang terkenal itu terkenal sebagai masternya kolaborasi, yang akrab kita kenal dengan sebutan "artketing" -perpaduan dari art (seni) dan marketing (pemasaran). Namun, biasanya kolaborasi tersebut diisi dengan seniman-seniman yang lebih berkelas internasional seperti Takashi Murakami, Richard Prince dan yang akhir-akhir ini sering muncul adalah Yayoi Kusama. Namun, keputusannya adalah Louis Vuitton memilih untuk berkolaborasi dengan Eko Nugroho.

Faktanya, ini bukan kali pertama bagi Eko Nugroho. Tahun ini, Eko Nugroho -yang berusia 36 tahun dan masuk kedalam list "Top 50 under 50" di majalah Art + Auction ini berpartisipasi dalam Indonesian Pavilion di Venice Biennale, yang telah berlangsung pada 24 November 2013. Eko Nugroho memadukan pengaruh pop dengan motif Indonesia dan sentuhan isu identitas dan demokrasi.

Dalam kolaborasinya bersama Louis Vuitton, Eko Nugroho membuat 6 lukisan minyak dengan ukuran besar, dengan brand "Republik Tropis" yang menggambarkan sesosok makhluk mistis dimana tubuhnya terbuat dari buah dan sayuran, dengan dua wajah bertopeng yang mengintip dari celah penggabungannya tersebut.


Spoiler for Tropical Republic - Eko Nugroho:


"Makhluk ini adalah kompilasi dari ide demokrasi di Indonesia, penuh warna dan rumit, simbol masyarakat kini." kata Eko Nugroho pada wawancara terbarunya di Singapura. "Demokrasi kami masih sangat muda dan belum jelas."

Eko Nugroho adalah bagian dari generasi seniman yang lahir pada masa kejatuhan rezim Soeharto dan menurutnya, Indonesia bertransisi sangat lamban ke arah demokrasi; dan sejak awal, ia menggunakan karyanya untuk berkomunikasi dan mengikat diri pada khalayak ramai, khususnya melalui seni jalanan.


Spoiler for Karya Eko Nugroho - Tropical Republic - Dijadikan motif scarf oleh Louis Vuitton :


Di pameran terbarunya yang berjudul "We Are What We Mask", yang dibuka di Singapore Tyler Print Institute dua pekan lalu, topeng mengambil peranan penting. Terinspirasi dari karya Gillian Vogelsang-Eastwood dan Willem Vogelsang, yaitu “Covering the Moon: An Introduction to Middle Eastern Face Veils”, Eko Nugroho menciptakan 70 kertas kerja berwarna, banyak dari mereka yang dapat dipakai. Mereka meliputi serangkaian 10 topeng datar yang mengambil bentuk penutup kepala yang dikenakan oleh para wanita dari suku Rashaida di Arab Saudi dan serangkaian delapan potongan kepala (full-face) dalam bentuk absurd dan warna neon yang menyala yang terbuat dari kertas kain (katun) abaca yang ditampilkan dengan konnyaku, sebuah bentuk yang berasal dari gelatin. Semua "cadar" ini termasuk teks seperti "taat dan bahagia" dan "dilarang untuk dilarang" yang mengambil makna tertentu dalam konteks Singapura di mana mereka diciptakan.



Spoiler for Eruption of Corruption - Salah satu photo series karya Eko Nugroho yang dipamerkan dalam We are What we mask.:


"Aku menyukai penampakan visual yang kuat. Aku tidak pernah menggunakan beberapa warna yang kuat sebelumnya, terkadang mereka melukai mataku, namun ide pokoknya adalah tetap mengenai demokrasi dan kebebasan." kata Eko.

"Ada sebuah sihir dalam transformasi dari permukaan 2D ke obyek 3D, jadi yang diperlukan adalah membuat kertas yang kuat, tahan lama dan fleksibel unttuk membuat topeng-topeng ini." kata Eitaro Ogawa, Chief Printer dari Singapore Tyler Print Institute. "Kami bekerja dengan intens dengan pahatan kayu untuk proyek ini untuk memberikan karakter yang nyata dan unik pada garis imajiner yang dimiliki Eko." tambahnya.


Spoiler for Faith in Shopping - Karya Eko Nugroho:


Sebagai tantangan tambahan bagi para staf Singapore Institute, Eko Nugroho meminta mereka untuk masing-masing memilih "potongan kepala" kesukaan mereka dan mengarahkan dirinya masing-masing untuk difoto mengenakan itu setiap pada skema kehidupan Singaporean, seperti pada saat naik MRT subway, menunggu taksi dan pada saat di tempat makan.

Bulan depan akan menjadi bulan sibuk bagi seniman Indonesia yang satu ini. Ia membuka sebuah pertunjukan solo dibulan ini, Oktober 2013, di Arario Gallery di Seoul, Korea Selatan dan telah memiliki rencana untuk membuat pertunjukan solo di Lombard Freid Gallery di New York tahun depan.

"Karya baru di Arario akan sangat berbeda, hitam dan putih, jadi ini adalah perubahan besar." kata Eko. Untuk New York, ia berharap dapat mengeksplorasi lebih lagi untuk karya-karyanya, dengan video dan mural.

"I like to be part of the landscape." katanya sambil tertawa.


Spoiler for Eko Nugroho (tengah) di rumah mode Louis Vuitton:


Quote:


Quote:
Diubah oleh ckwardhani 08-10-2013 03:41
0
2.5K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.