artjuna14Avatar border
TS
artjuna14
Tontonan dan Tuntunan Katanya (Wayang Kulit)
Wayang, sebuah warisan luhur nenek moyang dengan sejuta makna dan pesan moral. Wayang yang berarti bayangan, bukan sekedar bayangan yang tercipta dari benda mati tak tembus cahaya, namun bayangan atau cerminan watak manusia. Baik, buruk, bijaksana, licik, sabar, serakah hingga kesetiaan dan penghianatan. Bagaimana tak dikatakan sebagai sebuah karya yang luar biasa ketika dunia yang begitu besar beserta isinya dikemas dalam lembaran-lembaran kulit.

Namun sungguh disayangkan ketika bangsa ini krisis budi pekerti, motifasi etikat baik ini justru kurang diminati, tergerus budaya asing dan tontonan tak bermakna yang hanya menyajikan gelak tawa tanpa edukasi dalam kemasan aroganisme. Lebih parah lagi ketika seseorang yang dianugerahi kelebihan, keahlian dan kesempatan mempelajari kesenian agung ini menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi, sebut saja “Dalang Kampung”.

Tulisan ini adalah keprihatinan saya atas banyaknya pagelaran wayang-wayang yang tak lagi pada jalurnya, hanya mementingkan kesenangan dan hura-hura. Bagi agan-agan yang tinggal di desa tentu sering melihat pagelaran wayang kulit, namun bukan tuntunan yang menjadi menu utamanya. Melainkan tontonan semata. Sayangnya justru hal tersebutlah yang menjadi daya tarik dan favorit peminatnya, terutama para pemuda. Maka yang terjadi adalah image wayang yang sebenarnya tontonan syarat makna yang menuntun pada kebijakan beralih pada semata-mata pengantar hura-hura.

Spoiler for "1. Tak Lagi Memperhatikan “Pathet”":


Spoiler for "2. Limbukan dan Goro-goro identik dengan musik dangdut":


Spoiler for "3. Sebagai ajang Kampanye Partai politi":


Spoiler for "ini contohnya":


Namun ada hal yang perlu saya tekankan, bahwa tidak semua dalang seperti itu. Masih banyak dalang hebat yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pesan moral dalam cerita wayang kulit. Mengkampanyekan budi luhur melalui keterampilannya. Menciptakan inovasi-inovasi cerdas dan menarik tanpa melepaskan hakekat wayang itu sendiri. Sebut saja Ki Anom Suroto dan Ki Bayu Aji Pamungkas, Ki Mantep Sudarsono, Ki Entus Suswono, Ki Slamet Gundono, Ki Sujiwo Tedjo dll.

Walaupun perkembangan zaman banyak merubah kebudayaan, namun jangan pernah meninggakan warisan luhur ini. Mari kita pilah mana yang baik dan mana yang buruk. Mari kita lestarikan Wayang Kulit, carilah tontonan yang juga memberikan tuntunan.
0
1.1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.