Human sacrifice disebut juga pengorbanan manusia, yakni tindakan membunuh manusia untuk tujuan menawarkan persembahan kepada dewa atau lainnya. Dilakukan oleh banyak kebudayaan kuno.

Persembahan ini bervariasi, beberapa seperti di suku Indian Maya dan Aztec yang terkenal 'kejam' untuk upacara persembahan, sedangkan yang lainnya, misalnya di beberapa wilayah Afrika, sudah tampak sebagai praktek primitif.

Korban persembahan dibunuh dengan cara yang berbeda-beda, ada yang dibakar, dipenggal, dikubur hidup-hidup, atau mengorbankan gadis yang masih perawan.

Duel atau bertempur satu lawan satu dimulai sejak abad ke-15 pada bangsa Barat. Mereka berselisih hingga salah satu tewas. Mereka membuat peraturan dan memilih sendiri lokasi dan senjata yang hendak digunakan.

Duel terjadi jika ada pihak menantang pihak lain. Penyebabnya bermacam-macam, paling banyak karena telah dihina oleh pihak lawan.

Tradisi potong jari dilakukan Suku Dani di Papua, Indonesia, bila ada keluarga atau kerabat dekat meninggal. Memotong jari merupakan simbol kesedihan dan kepedihan akibat ditinggalkan orang terkasih.

Jari melambangkan kerukunan, persatuan, dan kekuatan dalam diri manusia. Jari saling bekerja sama melakukan apapun. Kehilangan satu ruas, maka hilanglah komponen kebersamaan dan berkurangnya kekuatan.

Tradisi Qamezani dilakukan penganut Syiah di Iran untuk memperingati Hari Asy-Syura (10 Muharram), hari diyakini sebagai kemenangan Husein putra Ali bin Abi Thalib, salah satu khalifah paling berpengaruh bagi ajaran Syiah.

Dia dianggap telah mempertahankan Islam di Negeri Mullah itu dalam perang Karbala. Para pecinta Husein di Hari Asy-Syura turun ke jalan dan menyakiti diri mereka hingga berdarah. Baik lelaki maupun perempuan ingin merasakan perjuangan Hussein menegakkan agama Allah SWT.

Tradisi Seppuku juga dikenal dengan sebutan Harakiri. Ini adalah tradisi bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut sendiri.

Awalnya tradisi ini dilakukan oleh tentara samurai Negeri Matahari Terbit itu sebagai lambang kesetiaan. Ini sangat menyiksa sebab pelaku Harakiri harus menunggu kehabisan darah setelah merobek dan mengeluarkan isi perutnya.

Sebelum melakukan Harakiri, prajurit memilih teman untuk menyaksikan upacara ini. Mereka juga memakai baju kebesaran dan makan makanan enak. Setelah semuanya selesai, barulah dimulai prosesnya.

Bila pelaku Harakiri menjerit kesakitan, maka temannya yang turut menyaksikan itu harus segera memenggal kepalanya agar mempercepat kematian.

Dikenal juga sebagai tradisi menumbuk mayat, ini merupakan tradisi yang paling mengerikan di dunia. Bangsa

Tibet yang hidup di pegunungan selalu menumbuk mayat keluarga atau kerabatnya sebab letak geografis tanah tidak bisa menguburkan mayat secara normal. Hampir seluruh tanah di negara tersebut diliputi batu dan air.

Setelah mayat ditumbuk, daging mayat itu lalu diberikan pada burung pemakan bangkai yang banyak hidup di Tibet. Dengan cara begitu, dipercayai roh si mati akan kekal

7. Sati

Sati atau bakar diri hidup-hidup, dianggap sebagai lambang kesalehan. Tradisi dari India ini juga menunjukkan kepemilikan laki-laki atas perempuan, biasanya dilakukan oleh perempuan yang berkasta tinggi dan dipercaya hanya perempuan pilihan yang dapat melakukannya.

Tradisi Sati dipandang sebagai alternatif yang lebih baik ketika seorang istri ditinggal mati oleh suami, daripada mereka mengalami penyiksaan dari saudara-saudara ipar, yang akan menyalahkan perempuan sebagai penyebab mati suami.

Sati menjadi tradisi tidak hanya berlaku bagi istri, tetapi juga bagi istri simpanan, saudara ipar dan bahkan ibu, untuk mengorbankan dirinya diapi pembakaran jenazah laki-laki yang memiliki mereka. Pelaku sati diagungkan sebagai pahlawan, sesuai dengan ajaran agama yang mereka yakini.

Tradisi ini adalah melakukan kebiri terhadap alat vital laki-laki. Eunuchs disebut juga kasim, seorang laki-laki yang kehilangan kesuburannya karena kemaluannya telah dibuang dengan sengaja atau karena sebab-sebab lain.

Catatan-catatan paling awal tentang pengebirian dengan sengaja untuk menghasilkan orang kasim berasal dari kota Lagash di Sumeria pada jaman sebelum masehi (SM).

Orang kasim pertama disebutkan di Kekaisaran Asyur (sekitar 850 hingga 622 SM). Mereka pun biasa tampil di istana kaisar-kaisar Akhemenid dari Persia atau Firaun dari Mesir (hingga dinasti Lagid yang dikenal sebagai Ptolemeus, yang berakhir dengan Cleopatra).

Banyak kasim dipekerjakan di sejumlah tempat strategis seperti menjadi komandan militer, pejabat pemerintahan, hingga petugas keagamaan. Mereka dinilai tidak akan tergoda merebut kekuasaan dan membangun sebuah dinasti sebab tidak bisa mempunyai keturunan.

Pemuka agama Buddha di Jepang Utara pernah mempraktekkan tradisi membuat mumi pada diri sendiri ini. Mereka mengkonsumsi racun alami mematikan, namun tidak membuat tubuhnya hancur.

Biarawan Buddha ingin meninggal mengonsumsi makanan khusus selama tiga tahun berturut-turut. Lalu mereka meminum getah pohon Urushi. Getah ini menyebabkan muntah dan membuat cairan tubuh cepat hilang. Kerusakan organ dalam tubuh juga terjadi cepat.

Pemuka agama Buddha di Jepang Utara pernah mempraktekkan tradisi membuat mumi pada diri sendiri ini. Mereka mengkonsumsi racun alami mematikan, namun tidak membuat tubuhnya hancur.

Biarawan Buddha ingin meninggal mengonsumsi makanan khusus selama tiga tahun berturut-turut. Lalu mereka meminum getah pohon Urushi. Getah ini menyebabkan muntah dan membuat cairan tubuh cepat hilang. Kerusakan organ dalam tubuh juga terjadi cepat.

[URL="http://web.inilah..com/read/detail/2018368/inilah-10-tradisi-teraneh-di-dunia/1955/10-foot-binding#.UhCZLtJw2uU"]Sumber[/URL]

Standar Gaji Orang Jepang vs Biaya Hidupnya
Itaewon Daerah Dengan Nuansa Islami di Korea