Sore itu ketika jam pelajaran sekolahnya selesai, Abi Gunawan berjalan-jalan di sekitar sekolahnya di kawasan Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. Tanpa sengaja dia menemukan fakta bahwa masyarakat di sana sebagian besar sangat tergantung dengan Sungai Musi sebagai sumber air bersih mereka. Tetapi sungai ini sudah tercemar berbagai macam limbah pabrik dan rumah tangga yang akan mengancam kesehatan mereka.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera Selatan 2008-2010 menyebutkan saat ini air Sungai Musi tergolong dalam kelas II dan III yang berarti tidak layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Padahal masih ada sumber air terdekat yaitu rawa-rawa. Sayangnya air ini belum bisa dimanfaatkan karena kandungan racunnya tinggi.

Abi pun berpikir keras dan berdiskusi dengan teman satu sekolahnya di SMA Negeri Sumatera Selatan (Sampoerna Academy) Putrie Rizki untuk mencari cara bagaimana menetralisir air rawa menjadi air bersih layak konsumsi. Mereka pun berdiskusi dengan guru Kimia mereka akan hal ini. Guru mereka pun menyarankan agar memeriksa zat yang terkandung dalam air tersebut ke laboratorium Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Musi Palembang.

“Setelah dianalisis kami menemukan jawaban bahwa air rawa harus diturunkan tingkat kandungan besi, kadar mangan, nikel, tingkat turbiditas, dan normalisasi tingkat keasaman (pH) agar kualitasnya sama dengan air bersih,” kata Abi ketika diwawancarai beberapa waktu lalu.

Mereka pun bereksperimen lagi di laboratorium sekolah dengan mengambil sampel air rawa di sekitar sekolah mereka. Air rawa ini kemudian dibagi lagi menjadi empat sampel masing-masing 1000 mililiter.

“Kami menambahkan zat Ammonia Sulfat 20 mililiter dan zat kapur 0,1 milililer pada air rawa tersebut kemudian dididihkan pada suhu 50 derajat celcius. Hasilnya air rawa akan sama kualitasnya sama dengan air bersih perusahaan air minum,” kata Putrie memaparkan.

Zat Ammonia Sulfat lebih dipilih karena harganya lebih murah dan mudah didapat daripada Aluminium Sulfat atau biasa disebut tawas yang lebih mahal dan sulit didapat. Tetapi kedepannya, mereka berencana akan menggunakan urine hewan atau manusia sebagai sumber Ammonia Sulfat.“Jadi limbah manusia dan hewan bisa kami manfaatkan juga. Tidak mencemari lingkungan,” kata Abi.

Penemuan mereka ini sangat membantu masyarakat Palembang yang membutuhkan air bersih tetapi belum diakses air bersih dari pemerintah. Apalagi luas rawa-rawa di Palembang mencapai yang lebih dari 7.300 ha.

Mereka pun dikirim ke New York untuk mengikuti ajang Genius Olimpiade 2013 16-21 Juni lalu berkat penemuan mereka ini. Ajang ini diikuti oleh 86 partisipan dari 30 negara di dunia. Abi Gunawan dan Putrie Rizki termasuk dari salah satu tim yang mewakili Indonesia selain dari Sampoerna Academy Malang, dan SMA Kharisma Bangsa Tangerang. "Mereka berhasil meraih medali perak," ujar Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo.

“Ayah saya hanya seorang buruh bangunan tapi saya tidak boleh minder dengan peserta lainnya,” ujar dia ketika ditemui di sekolahnya.