===> Terimakasih buat RL dan para aktivis yang memperbolehkan membuat thread
===> Seluruh warga kaskus umumnya, dan khususnya bagi warga forsup jogja dan yang paling kita tunggu kehadiranya para mimin, momod dan RL kaskus tercinta kita
===> Jika kurang berkenan mohon maaf karna kekurangan itu hanya ada pada manusia dan ALLAH lah yang maha sempurna
Langsung saja :
==> Kami mengadakan kegiatan bulanan Wismis part # 3 Di KI AGENG MANGIR
==> Diadakan pada hari jumat , 05 Juli 2013 Desa/Kalurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. sini
==> Kami tidak membedakan ane nyubie , baru pertama kali , ane hoby , sudah sepuh , sudah banyak ikut , atau apalah "Disini kita semua saudara dan Keluarga itu paling penting"
==> Semua disini santai aja kok kami sangat terbuka ada pendatang baru , kalo mau nanya , kenalan , bertukar pikiran nggakpapa kita sama kita setara santai saja
Jadwal :
Jam 7 kumpul di KR tugu jogja
jam 8 Berangkat Telat tinggal berhubung tempat juga lumayan jauh jadinya harap ontime thanks nyusul ntar kontak aja
Sampai disana sharing dan perkenalan
Acara melakukan wismis dengan masuk ketempat 1per 1 dikondisikan
Mediumisasi(mediator Random)
Kumpul kebo bagi bagi hibahan(menerima juga yg mau menghibahkan)
Pulang jangan lupa FR !!
Spoiler for Cerita:
Tidak aneh kalau setiap dusun di Jawa terdapat makam tua yang sering dianggap kuburan nenek moyang (cikal bakal) warga setempat. Kadang makam tersebut malah cuma sekadar tempat menyimpan pusaka atau barang peninggalan cikal bakal dusun bersangkutan. Sampai saat ini di Dusun Mangir terdapat berbagai peninggalan dari zaman kejayaan Keraton Mangir. Peninggalan Ki Ageng Mangir tersebut sampai sekarang masih terpelihara baik.
PENINGGALAN yang masih tampak terpelihara di Dusun Mangir ini antara lain berupa batu persegi dengan ukuran 1x1 meter yang dipercaya sebagai dhampar/singgasana Ki Ageng Mangir, arca lembu (kendaraan Dewa Siwa), beberapa fragmen arca, serta lingga dan yoni yang sudah tidak in situ lagi. Selain peninggalan tersebut, ada beberapa peninggalan lain yang cukup tersebar di Dusun Mangir, yakni berupa onggokan batu bata dalam ukuran lebih besar dari rata-rata ukuran batu bata di zaman sekarang, onggokan batu bata yang hampir tersebar di seluruh Dusun Mangir ini diperkirakan merupakan sisa-sisa bangunan keraton Ki Ageng Mangir di masa lalu.
Dusun Mangir sekarang terbagi atas tiga wilayah, yakni Dusun Mangir Lor, Mangir Tengah dan Mangir Kidul. Lokasi ini terletak kira-kira 20-an kilometer dari Jogyakarta. Secara administratif dusun ini masuk dalam wilayah Kalurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY. Dalam buku-buku sejarah tidak pernah disebutkan dengan jelas siapakah tokoh Ki Ageng Mangir. Buku sejarah versi De Graaf yang sebagian besar mendasarkan sumbernya pada Babad Tanah Jawi dan berita-berita Kumpeni-VOC pun tidak pernah membicarakan tentang Mangir. Nama Mangir justru terkenal di dalam cerita tutur dan buku Babat Mangir yang pernah diterjemahkan oleh Balai Bahasa.
Disebut dalam Babad Mangir bahwa paling tidak ada tiga tokoh yang menggunakan nama Mangir. Trah Mangir ini dalam babad diceritakan berasal dari Brawijaya terakhir (V) yang berputra Radyan Alembumisani. Alembumisani ini melarikan diri dari Majapahit ke arah barat bersama istrinya. Kemudian dia mempunyai seorang putra yang diberi nama Radyan Wanabaya. Radyan Alembumisani meninggal di daerah Gunungkidul. Radyan Wanabaya inilah yang kemudian tinggal di Mangir sehingga ia terkenal dengan nama Ki Ageng Mangir Wanabaya (Mangir I).
Ki Ageng Mangir Wanabaya I menurunkan Ki Ageng Mangir Wanabaya II. Mangir I juga mempunyai istri (selir), putri dari Demang Jalegong. Konon dari rahim Rara Jalegong ini lahir seorang anak yang berupa ular/naga (demikian disebut-sebut dalam babad dan cerita tutur). Anak yang kelak terkenal dengan nama Ki Bagus Baruklinting ini mempunyai kesaktian yang luar biasa pada lidahnya sehingga lidahnya dibuat menjadi sebilah mata tombak oleh ayahnya sendiri dan diberi nama Kiai Baru.
Jadi, Ki Bagus Baruklinting adalah saudara tiri dari Mangir II dan paman dari Mangir III. Mangir III ini pula yang kelak hidupnya tidak pernah berpisah dengan tombak Kiai Baruklinting. Demikian, Babad Mangir menceritakan. Nama baru sendiri dalam dunia tosan aji (senjata logam) menjadi nama salah satu dhapur.
Dalam cerita rakyat dipercaya bahwa Ki Bagus Baruklinting adalah naga yang berubah wujud menjadi tombak pusaka (Kiai Baruklinting). Akan tetapi apabila dinalar tentulah hal ini menjadi muskil. Perkimpoian Ki Ageng Mangir I dengan Rara Jalegong tentu saja melahirkan seorang bayi manusia pula (bukan ular naga). Memang, cerita dalam babad/cerita tutur sering berisi hal-hal yang tidak wantah (terus terang), banyak dibumbui cerita-cerita yang berbau mitos, sandi, sanepa ‘perumpamaan/teka-teki’, dan legenda sehingga cukup sulit diterima nalar begitu saja.
Misteri Ki Bagus Baruklinting sampai sekarang ini masih kontroversial. Sebagian orang meyakini bahwa dia adalah benar-benar naga. Akan tetapi sebagian orang percaya bahwa Ki Bagus Baruklinting adalah benar-benar manusia biasa. Hanya saja karena ia lahir dari rahim seorang wanita yang sebenarnya tidak dinikah, maka dalam cerita babad ia digambarkan sebagai ular/naga dan seolah-olah tidak diakui sebagai anak oleh Mangir I. Barangkali hal ini ditempuh penulis babad untuk tidak terlalu memberi efek negatif bagi dinasti Ki Ageng Mangir maupun Rara Jalegong sendiri. Kesaktian tombak Ki Baruklinting yang diceritakan demikian luar biasa ini barangkali sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kisah hidup Ki Bagus Baruklinting sendiri. Dalam babad diceritakan bahwa tombak Kiai Baruklinting senantiasa disanding oleh Ki Ageng Mangir. Bahkan setiap Ki Ageng Mangir berdekatan dengan Pembayun tombak ini bersuara (berkokok). Apa yang disuarakan tombak ini sebenarnya dapat dipandang sebagai simbol bahwa Ki Baruklinting memperingatkan agar Ki Ageng Mangir selalu berhati-hati terhadap Pembayun.
Tidak aneh kalau kemudian pada gilirannya bahwa tombak Kiai Baruklinting ini dibungkam/dilumpuhkan oleh Pembayun dengan kembennya. Pelumpuhan itu dilakukan dengan membungkam bilah tombak tersebut dengan kemben milik Pembayun.
Sumber : metro balikpapan
Spoiler for lagi:
Petilasan Ki Ageng Mangir, Pajangan Bantul Yogyakarta.by hasnan habib kota depok
Situs Mangir yang berada di dusun Mangir lor, kidul dan lor, desa Sendangsari, Pajangan Bantul. dan disitus ini banyak kita temui beberapa saksi sejarah Ki ageng mangir yang begitu melegendan sebab ia tidak mau tunduk oleh kerajaan mataram ataupun pajang. dan begitu keras kekukuhannya. kerajaan mataran yang dipimpin oleh panembahan senopati. hingga akhirnya panembahan senopati memancing umpan meruntuhkan kekuasaan mangir dengan mengirimkan putrinya (sekar pambayun) sebagai pemancing taktik panembahan senopati melakukan jalan halus agar bisa menghancurkan keras kepalanya ki ageng mangir. dengan menyuruh anaknya menggoda dan menikahi ki ageng mangir. hingga akhirnya ki ageng mangir menjadi menantu dari panembahan senopati. dan karna kecantikan dan hasutan dari sekar pambayun akhirnya ki ageng mangir mengiyakan niat buruk yang sedang direncanakan panembahan senopati.
hingga tahun 1581 kekuasaan mangir bisa di runtuhkan. bahkan cara menghancurkan dan melenyapkan ki ageng mangir pula begitu sadis. ada mitos tendensius yang mengungkapkan ki ageng mangir wafat lantaran palanya di benturkan pada sebuah batu gilang panembahan senopati. dan akhirnya ki ageng mangir wafat dengan taktik yang dilancarkan oleh panembahan senopati. (Mitos ini meninggalkan banyak pertanyaan yang berkaitan dengan logika sejarah) Dan mengenai siapa mangir sebenarnya masihlah jadi sebuah misteri sebab ada beberapa sumber yang menyebutkan nama mangir dengan beberapa cerita yang berbeda. dan antara lain ialah: dalam buku-buku sejarah tidak pernah disebutkan dengan jelas siapakah tokoh ki ageng mangir. dalam buku sejarah versi de graaf mengenai (kerajaan-kerajaan islam ditanah jawa, awal kebangkitan mataram, puncak kekuasaan mataram, disintegrasi mataram dibawah amangkuratt I dan runtuhnya istana mataram). nama mangir tidak pernah disebutkatkan sama sekali, nama mangir justru terkenal didalam cerita tutur dan buku babat mangir yang bahkan siapa penciptanya tak ada yang tahu.
Dalam babat mangir disebutkan paling tidak ada tiga tokoh yang menggunakan nama mangir. dalam tulisan ini akan digunakan penomeran untuk membedakan tokoh-tokoh yang semuanya menggunakan nama mangir. mangir I adalam putra radyan (Raden atau Rohuddin) Lembumisani, seorang pelarian dari kerajaan majapahit. konon radyan alembumisani adalah putra brawijaya yang melarikan diri dari kerajaan majapahit karena serbuan tentara demak. ketika muda mangir I ini diberi nama Radya wanabaya. dan mangir I inilah yang terkenal dengan nama ki ageng mangir wanabaya. Ki ageng mangir wanabaya I kimpoi dengan seorang putri dari juwana. perkimpoian tersebut lahirlah ki ageng mangir II. disamping itu ki ageng mangir I juga mempunya anak gadis, putri dari demang jelagong. perkimpoian kiageng mangir wanabaya I dengan rara jelegong konon melahirkan seorang anak yang berupa ular (demikian disebut sebut dalam babad dan cerita tutur). anak yang kelak terkenal dengan nama ki bagus barukliting ini mempunyai kesaktian yang luar biasa, pada lidahnya bisa dibuat menjadi sembilan mata tombak oleh ayahnya sendiri dia diberi nama kiai baru dalam persepsi pramodya ananta toer dalam bukunya drama mangir, barukliting dipersonifikasikan sebagai pemuda yang pandai menghimpun massa dan ahli strategi perang. barangkali apa yang dipersepsikan pram tidak meleset jauh. mengingat cerita tutur jawa dan babad sering demikian banyak dibumbui cerita-cerita yang berbau mitos, sandi, senepa, perumpamaan/teka-teki dan legenda. ki ageng mangir II kelak kimpoi dengan seorang gadis, putri dari demang paker dari perkimpoian ini lahirlah ki ageng mangir III. ki ageng mangir wanabaya III inilah yang kelak meneruskan sifat-sifat ayah maupun kakekknya untuk tidak tunduk pada pemerintahan pajang maupun mataram. ia pulalah yang kemudian mewarisi tombak kiai baru seperti apa yang dikemukakan pram, sangat logislah bahwa putra ki ageng mangir I dengan rara jelegong tetaplah berupa manusia juga. manusia itu diberi nama baruklinting. hanya karena ia lahir dari seorang wanita yang tidak dinikahi, maka dalam cerita babad ia digambarkan sebagai ular naga. kesaktian yang terletak dilidahnya diidentikkan oleh pram sebagai lidah yang demikian adimicara (semacam ahli pidato/diplomasi dan strategi). kepandaian berdiplomasi mengakibatkan barukliting mudah menghimpun massa. tidak aneh apabila kemudian ia menjadi sosok yang demikian diandalkan oleh ki ageng mangir II (saudara tirinya) dan ki ageng mangir wanabaya III pada zaman berikutnya (dalam versi babad mangir I diceritakan bahwa baruklinting tewas begitu dipotong lidahnya oleh ayahnya. sukma baruklinting kemudian diperintahkan untuk tinggal di rawapening oleh ayahnya.
Pada masa kepemimpinan Ki Ageng Mangir Wanabaya III inilah Senapati melakukan aneksasi dengan jalan halus (siasat perkimpoian) dan kasar (peperangan-perampasan, suatu yang masih perlu dipertanyakan logika sejarahnya). Dalam babad diceritakan bahwa kehendak untuk menghancurkan Mangir dari semula memang sudah tumbuh di hati Senapati. Ki Mandaraka menganjurkan supaya Mangir ditaklukkan dengan cara halus. Dengan demikian biaya perang bisa dihemat, korban jiwa dan harta tidak banyak yang jatuh. Siasat itu berhasil setelah Senapati mengumpankan putrinya sendiri yang bernama Rara Pembayun agar dapat dikimpoi oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya III. Melalui Rara Pembayun itu pula Ki Ageng Mangir Wanabaya III menjadi bersikap sedikit lunak kepada Senapati (Mataram). Kelunakan hati Mangir III ini ditunjukkan dengan kesediaan Mangir III menghadap ke Mataram. Ketika menghadap itulah ia dihabisi oleh Senapati. (sumber: situs tembi) Yang tersisa di situs mangir saat ini ialah lingga yoni, arca, batu candi dari batu bata, umpak dan sebuah petilasan yang dipercaya sebagai singga sana ki ageng mangir. Petilasan ki ageng mangir berada di bawah pohon beringin dan petilasannyapun telah diberi rumah kaca demi menghormati sejarah mangir di dusun tersebut. sebenarnya situs mangir begitu luas dan penyebarannyapun begitu tercecer dimana-mana. ada seorang warga dusun mangir yang rela menghibahkan banyak uangnya untuk melestarikan saksi sejarah kejayaan mangir didusunnya tersebut. suwardoyo telah hampir 25 tahun menjadi situs-situs mangir tersebut. hingga ia memberi pagar agar situs mangir tersebut menjadi lebih terpelihara. hingga akhirnya dusun mangir mendapatkan status sebagai desa budaya. dan banyak wisatawan yang mau menyempatkan menengok situs mangir tersebut. dan sekitar 200 meter dari kraton dan petilasan mangir terdapat sebuah arca nandi yang warga sekitar menyebutnya dengan nama watu kebo. araca nandi inipun masih utuh dan berada disebuah halaman yang sudah dipagari.dilihat dari penyebaran situs yang tersisa bisa dipastikan dahulu ki ageng mangir menganut agama hindu.
Diposkan oleh Abu Ammar di 07.08
Video :
Spoiler for Warning!!!!:
Diharapkan bawa senter buat kalo ada wismis
Jangan lupa bawa uang karna bayar sendiri2 kalo mau makan atau pesen sukur sukur mau bayarin atau bawa bekal boleh
Jika nanti ada wismis mohon keikhlasan buat kebersihan atau jaga lingkungan yg kita wimis'in berapapun kami terima kok (kalo diadakan tarikan uang kebersihan lingkungan hehehe )
Fast Response
Byanbyan
087738534351
poligami007
087838359491
eko
085247827100
[CENTER]Terimakasih atas perhatian dan partisipasinya, tiada kesan tanpa kehadiranmu Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Diubah oleh poligami007 01-07-2013 13:26
nona212 memberi reputasi
1
10.3K
Kutip
275
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!