Berdasarkan etimologi, kata Rangda berasal dari bahasa Jawa kuno yang artinya janda. Rangda dalam mitologi Bali merupakan simbol dari kejahatan, ratu para setan. Dia digambarkan sebagai wanita tua yang telanjang dengan rambut panjang yang berantakan, payudara yang menggelantung, cakar, wajah yang menyeramkan dengan taring yang panjang dan tajam.


Rangda dalam budaya Bali, sering ditampilkan dalam panggung drama Barongdan Calonarang. Dia juga sering digunakan sebagai objek dalam lukisan Bali, ukiran dan topeng tradisional.

Beberapa sumber mempercayai bahwa Rangda sesungguhnya berasal dari sejarah ratu Mahendradatta atau Gunapriyadharmapatni pada abad ke-11, sodara perempuan dari pangeran Dharmawangsa dari Jawa Timur, kerajaan Medang dinasti Isyana. Dia adalah permaisuri dari Raja Bali Udayana dan ibu dari Airlangga. She was the queen consort of Balinese king Udayana and Airlangga's own mother. Mahendradatta dikenal karena pengabdiannya kepada sekte Durga di Bali.

Cerita berlanjut bahwa Mahendradatta, ibu dari Airlangga, dikutuk dan diasingkan oleh raja Udayana, karena diduga mempraktikkan ilmu sihir dan ilmu hitam. Setelah ia menjadi seorang janda (Rangda dalam Jawa Kuno berarti: 'janda'), sakit hati dan dipermalukan, ia membalas dendam pada mantan suaminya dan seluruh kerajaannya. Dia memanggil semua roh jahat di hutan, para leyaks dan setan-setan yang menyebabkan wabah dan kematian di kerajaan. Dia melanjutkan untuk membalas dendam dengan membunuh setengah kerajaan, yang saat itu milik dia dan Dharmodayana putra Airlangga, dengan wabah sebelum diatasi oleh orang suci.

Rangda dan Seni Lukis
Seringkali Rangda dijadikan objek lukisan oleh para seniman bali, bahkan sekarang telah merambah pada desain-desain baju anak muda. Berikut salah satu contoh Kaos Distro yang designnya menggunakan Rangda Bali, serta uniknya kaos yang satu ini merupakan Kaos Lukis yang dilukis oleh para seniman Bali


Articel by Gus Leo
Owner dari Anacaraka - Kaos Bali