Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

devitapraAvatar border
TS
devitapra
Kisah dibalik lagu lawas, "SEMALAM DI CIANJUR"
Kisah Alfian dengan Gadis Cianjur

Di Jalan Mohammad Ali, ada sebuang bangunan tua yang sudah tak terurus. Catnya usang, terkelupas di sana-sini. Orang Cianjur mengenalnya sebagai Gedung Wisma Karya. Dibangun sekitar tahun 1950-an oleh Perkumpulan Tjung Hwa Tjung Hwee. Itu nama perkumpulan orang-orang Hokian di Cianjur yang berafiliasi ke Badan Permusjawaratan Warganegara Indonesia (BAPERKI).

BAPERKI adalah organisasi massa orang-orang Tionghoa atau Hokian yang didirikan oleh jurnalis Siauw Giok Tjhan dan kawan-kawanya pada 13 Maret 1954 di Jakarta. Tujuannya adalah mengakomodir sekaligus merepresentasikan setiap aspirasi kepentingan masyarakat Hokian di Indonesia, terutama yang terkait dengan pendidikan dan sosial politik. Pasca terjadi Gerakan 30 September, pemerintah Orde baru membubarkan organisasi ini karena dituduh terkait dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok).

Tahun 1966, Gedung Wisma Karya digeruduk oleh KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia), sekaligus disita. Sejak itu KAPI menjadikan Wisma Karya sebagai salah satu markas besarnya selain Eng Tjun Kong Hui (sekarang menjadi Gedung Dewan Kesenian Cianjur) yang terletak di Jalan Soeroso. “Hampir tiap hari kami bolak-balik ke gedung-gedung itu.Ibaratnya Wisma Karya itu seperti rumah kedua kami,”kata Dadang Djuanda, salah seorang mantan aktivis KAPI Cianjur.

Selain digunakan sebagai sekolah khusus untuk orang-orang Hokian, sejak era 1960-an, Wisma Karya pun sering dipakai untuk menyelenggarakan berbagai perhelatan, termasuk acara musik yang mengundang artis-artis terkenal ibu kota saat itu.

Salah satu artis itu adalah Alfian Harahap. Lelaki kelahiran Binjai,Sumatera Utara tersebut adalah salah satu penyayi yang pernah disambut luar biasa oleh khalayak anak muda Cianjur pada suatu malam sekitar pertengahan 1960-an. Konon, saat manggung di Wisma Karya inilah, Alfian sempat berkenalan dan”digosipkan” jatuh cinta dengan seorang mojang Cianjur keturunan Tioghoa-Sunda,”Namanya Leni, orang Pasar Suuk,”ujar Tresnawati (65), salah seorang penduduk Cianjur yang mengalami peristiwa itu.

Saat saya mencoba mencari nama itu ke Pasar Suuk (sekarang Gang Rambutan) hampir tak ada orang yang mengenal lagi nama itu. Hanya Mamat, seorang sepuh yang “sayup-sayup” ingat soal Leni ini. “Iya saya tahu si Enci (panggilan untuk orang Hokian di Cianjur) itu, tapi ia sudah lama sekali ikut keluarganya pindah.Entah ke Bandung atau ke Jakarta,saya kurang tahu,”katanya.

Beberapa saat setelah Alfian manggung di Wisma Karya,tiba-tiba penyanyi kenamaan yang dalam aksi-aksinya sering meniru gaya Elvis Presley dan Pat Bone itu muncul dalam sebuah lagu berjudul Semalam di Tjiandjoer.

Quote:

Benarkah bait-bait segar, dinamis, melodius, namun tidak cengeng ini dipersembahkan oleh sang super start untuk seorang gadis manis asal Pasar Suuk itu? Sayang, saya tidak bisa menkonfirmasi soal ini langsung ke Alfian (karena sudah meninggal) atau ke Leni yang saat ini masih tak jelas rimbanya.







bismanenggalaAvatar border
bismanenggala memberi reputasi
1
10.1K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.