chandratamaAvatar border
TS
chandratama
Penyebab Produk Pertanian Cina Lebih Murah Daripada Produk Lokal
Masuknya Indonesia menjadi bagian WTO (World Trade Organization) dengan segala aturan perdagangan bebasnya terutama pembebasan biaya ekspor impor beberapa produk perdagangan sangat membantu membanjirnya produk Cina di Indonesia dan akhirnya berdampak juga di Indonesia. Sebagian besar dari kita sudah sangat sering melihat bahan buatan Cina sejak kita masih kecil, ironis memang dari barang-barang kecil sehari-hari seperti gunting kuku dan mainan sampai mesin-mesin industri semua Made In China. Pada akhirnya pola pikir masyarakat kita terbuai dan seolah terlalu mengagungkan produk impor dan alergi menyentuh produk lokal.



Sektor agribisnis pertanian tak luput dari dampak tersebut, produk hortikultura segar dari Cina terutama buah - buahan sering kita lihat di pasar, kios buah ataupun di Supermarket dengan harga murah serta packaging yang menarik, masyarakat yang pada faktanya memilih produk tersebut berimplikasi pada produk lokal yang tidak laku dan tidak sedikit petani kita gulung tikar karena kalah bersaing. Satu hal yang mungkin banyak ditanyakan adalah kenapa produk impor China bisa lebih murah ketika dijual di negara kita dibandingkan produk lokal??. Tenang sobat, mari kita bahas satu persatu faktor-faktor yang ada dan kita bandingkan dengan kondisi di negara kita.


Pertama-tama, mari kita pelajari beberapa kebijakan revolusioner dan visioner pemerintah Cina di bidang pertanian :

1. Membangun Infrastruktur Secara Modern
Pembangunan sarana Infrastruktur seperti gedung dan sarana transportasi yang terintegrasi turut berperan dalam peningkatan produksi dan menekan harga pokok produksi.

2. Membangun Industri Pertanian
Pembangunan industri pertanian dengan mesin - mesin industri yang sangat efisien dan efektif mendongkrak hasil pertanian.

3. Mengurangi Jumlah Petani
Walaupun strategi ini akan tidak relevan apabila masyarakat Cina sudah sangat concern dengan lahan pertanian. Namun, pemerintah Cina menyadari bahwa lahan pertanian tidak bertambah luas. Sementara populasi penduduk terus bertambah. Meningkatnya jumlah penduduk yang menjadi petani dan bekerja di ladang menyulitkan peningkatan pendapatan mereka mengingat lahan yang bakal dikelola petani makin sempit.Karena alasan itu, Pemerintah China gencar mengembangkan industri. Para petani yang bekerja di ladang perlahan-lahan ditarik dari ladang dan bekerja di pabrik-pabrik. Para petani juga bekerja di industri pengolahan.

4. Meninggalkan Cara Pertanian Konvensional
Teknologi pertanian merupakan hal yang sangat dicermati di Cina. Penggunaan benih transgenik hasil riset untuk mendongkrak produktivitas merupakan salah satu cara Cina untuk berubah.
Lembaga - lembaga riset didirikan dan diisi orang - orang yang sangat kompeten dan diharapkan lahir berbagai hasil penelitian yang menunjang perkembangan produk pertanian di Cina. Sebuah lembaga riset di Shanghai bahkan telah menemukan padi hibrida pertama di dunia yang bisa ditanam di lahan kering. Padi lahan kering ini hanya membutuhkan air 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan padi sawah. Padi hibrida ini bisa menghasilkan 7,571 ton padi per hektar. Produktivitas ini cukup tinggi ketimbang produktivitas tanaman padi biasa yang sekitar 4-5 ton per hektar.

5. Adanya Bank Pertanian di Cina
Bank khusus pertanian di Cina telah membantu tumbuh kembangnya sektor pertanian dimana aturannya sangat bersahabat dengan para petani ataupun pengusaha seperti bunga kredit yang rendah, insentif, tax free, tax refund, dan lain - lain yang menumbuhkan iklim usaha pertanian yang sehat.

6. Kebijakan Bank Sentral Cina Untuk Mempertahankan Level Yuan
Sesuatu yang banyak pihak menilai bahwa hal ini kurang Fair adalah kebijakan Bank Sentral Cina yang menjaga level Yuan agar tidak terapresiasi dan tetap berada pada level rendah terhadap US Dollar yang berimplikasi pada harga produk Cina yang rendah.

Poin-poin diatas adalah kebijakan dari dalam negara Cina, dan di Indonesia sangat tertinggal terkait hal - hal diatas, mungkin teman-teman sudah sedikit banyak menangkap faktor penyebab produk Cina yang murah. Namun, pembahasan belum sampai disini sobat, mari kita bahas sampai setuntas - tuntasnya. Ada beberapa teman diskusi yang pernah nyeletuk mengenai perbedaan upah buruh Indonesia dan Cina menjadi salah satu penyebab perbedaan harga, benarkah?? Ternyata tidak, beberapa literatur mencatat upah buruh Indonesia ternyata lebih rendah atau hampir sama dibandingkan upah buruh Cina.

Kira-kira ada lagi gak ya yang bisa ditambahin untuk memperkuat pembahasan kita?? Hmmm, saya tambahkan beberapa fakta yang ada di negara kita.

* Rantai Distribusi

Tidak seperti aturan Ekspor Impor antar negara yang sudah diatur secara tegas di WTO, perjanjian bilateral maupun multilateral. Diperkirakan karena panjangnya rantai birokrasi dan distribusi di negara ini membuat riskan akan datangnya pungutan liar. Kompas 8 Maret 2013 memaparkan bagaimana biaya yang dikeluarkan untuk mendistribusikan Jeruk dari Palopo, Sulsel ke Jakarta memakan biaya dua kali lipat ketimbang mendatangkan jeruk dari Shanghai China ke Jakarta.

*Harga Bahan Pertanian yang Relatif Mahal
Harga benih, eceran pupuk kimia dan pestisida yang mahal ditambah dengan ketergantungan petani terhadap pupuk kimia turut mendongkrak harga pokok produksi produk Agribisnis.


Dari pembahasan diatas saya kira sudah cukup menggambarkan bagaimana bisa produk agribisnis Cina lebih murah dibandingkan produk lokal ketika dijual di negara kita. Kebijakan soal Infrastruktur transportasi, mekanisasi alat, teknologi pertanian terbaru, adanya bank pertanian, kebijakan 'nakal' Bank Sentral Cina, dan adanya bebas bea ekspor impor untuk produk - produk tertentu merupakan faktor faktor penekan harga produk Cina ditambah berbagai masalah pertanian di Indonesia seperti rantai distribusi yang panjang riskan akan pungli, ketergantungan petani kita terhadap bahan pertanian yang harganya relatif mahal dan bla bla bla ...... emoticon-SmiliePokoknya mantep deh kalah telaknya??

Namun tidak bisa dipungkiri, sebagian besar kualitas dan packaging produk Agribisnis Cina memang baik, terlihat mereka sangat serius dalam hal semua proses agribisnis, berbeda dengan kita yang dimana sering terlihat produk kita dikemas secara 'ala kadarnya' padahal sebenarnya secara kualitas yang ada tidak berbeda jauh dengan produk impor.

Terus apa yang bisa kita lakukan untuk setidaknya dapat bersaing ?? Menurut saya, tidak ada salahnya meniru semua hal positif (kecuali politik bank sentral Cina terkait Yuan, (tetap maen fair men!!)). Pemerintah sebisa mungkin memberikan iklim usaha pertanian yang sehat dan berpihak pada petani dengan kebijakannya. Salah satu usaha yang mungkin akan terasa berat tapi akan memberikan dampak signifikan adalah mengajak para petani untuk kembali ke sistem organik dan meninggalkan berbagai input kimia yang ada untuk menekan harga produksi, memang perlu perjuangan tapi pasti bisa asalkan kita punya kemauan, wong nenek moyang kita saja bisa makmur loh jinawi dari hasil pertanian organik kok, dan sampai mengundang para penjajah saling berperang untuk memperebutkan rempah-rempah kita, kenapa kita tidak bisa. Trus, untuk kita bagaimana ya cara memulainya?? banyak caranya, mulailah hargai dan gunakan produk dalam negeri. Bagi kalian yang mempunyai lahan, berkebunlah dengan seorganik mungkin. Dan cerdaskan dan sebarkanlah hal - hal positif tentang pertanian kepada orang di sekitarmu dengan cara kalian masing-masing. Jadi, ........bagaimana pendapat kalian??


SUMBER
0
7.4K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.