Quote:
Perayaan imlek tahun ini tak seindah tahun sebelumnya. Itulah yang dirasakan Thintin alias Tini (27) dan bapaknya, Long San (70). Kedua warga Jalan Brigjen Katamso, Gang Tangsi No.2 F itu baru jadi korban perampokan. Tini bahkan geger otak setelah kepalanya terhempas ke aspal saat berupaya mempertahankan hartanya.
Peristiwa nahas itu dialami Thintin dan Long San, Jumat (8/2) malam, diperjalanan menuju stasiun kereta api di Lapangan Merdeka, Medan. Bapak dan anak ini berencana merayakan imlek di Ranto Parapat.
Dari rumah keduanya menumpang betor. Ketika melintas di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di depan salah satu restoran, betor mereka dipepet seorang pengendara Mio dari arah kiri. Lalu, si pengendara menarik tas yang disandang Tini. Sadar jadi korban, Tini pun berusaha mempertahankan tas berisi uang THR, tiket kereta api dan perlengkapan lainnya.
Karena korban terus melawan, perampok pun bertindak kasar dan lantas menarik paksa tas korban. Pemaksaan itu membuat Tini terjatuh dari betor dan kepalanya membentur aspal, kemudian tak sadarkan diri.
Anehnya, parbetor tak melakukan tindakan apapun. Malah Long San diturunkan tak jauh dari Tini yang pingsan. Karena bingung, ayah korban lalu memanggil taksi yang kebetulan lewat dan membawa anaknya ke rumah sakit Materna Medan.
Sesampainya di rumah sakit, ayah korban bingung. Pasalnya, keluarganya terdekat hanya ada di Rantau Prapat. Sementara ponsel mereka raib bersama tas yang dibawa penjahat jalanan.
Akhirnya melalui Broadcast BlackBerry Masangger (BBM), satu persatu keluarga korban datang ke Rumah Sakit Materna. “Saya sepupunya korban bang, kami dapat info dari keluarga, lalu saya dan mama kemari (RS) dan ternyata benar. Dia masih keluarga kami,” ujar cewek warga Rantau Prapat, yang terpaksa merayakan Imlek di Medan.
Sementara itu, keterangan Rena, salah seorang kerabat, menyebutkan kalau Tini harus menjalani operasi. “Dokter bilang dia geger otak dan harus segera dioperasi. Biayanya 200 juta, dari manalah uang sebanyak itu. Sementara korban dan ayahnya hanya kost di Medan ini. Gajinyanya pun pas untuk makan mereka. Dia (korban) adalah tulang punggung keluarganya. Dia cuti makanya mau pulang kampung ke Rantau untuk merayakan Imlek, tapi dirampok pulak,” terangnya di depan ruang ICU rumah sakit Materna.
Hal senada juga dikatakan teman korban, Vina. “Kemarin, kami masih bercanda bang sebelum pulang kerja. Dia itu mudah bergaul dan mudah senyum. Setelah mengetahui kabar itu, kami kemari memastikannya dan benar, si Tini yang dirampok. Padahal dia baiklah bang,” ujar cewek manis yang mengaku bekerja diperusahaan jasa pengangkutan barang yang berkantor di kawasan Jl. Brigjen Katamso.
Dalam hal ini, pihak keluarga mencurigai parbetor yang kabur usai kejadian tersebut. “Seharusyakan yang mengantarkan korban ke rumah sakit si parbetor. Kami makin curiga mengapa setelah tas korban dirampok, ayahnya langsung di turunkan di situ. Kenapa ngga dibawa ke kantor Polisi atau si parbetor berteriak minta tolong, kita kan curiga,” ujar Rere yang diamini kerabat lainnya. (gib/bud)
sumber
turut berduka .....
NB : khusus warga medan terutama cewek , semakin hari semakin gak aman ........selalu aja ada kasus penjambretan dengan target cewek yg pegang tas
harap jgn taruh uang di tas........