senyumanmuAvatar border
TS
senyumanmu
Akankah Ini Menjadi Akhir Kebijakan Uang Murah di China?
(Vibiznews - Business) - Bank sentral China mulai memberikan sinyal bahwa risiko inflasi kembali mengintai kondisi ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini (07/02). Stimulus moneter yang dilakukan oleh bank-bank sentral global termasuk PBOC, BoJ dan The Fed dituding telah mengakibatkan naiknya harga-harga komoditas global, yang pada akhirnya berimbas kepada kembali meningkatnya inflasi di dalam negeri.

Dalam laporannya PBOC menyatakan bahwa China harus kembali mewaspadai ekspektasi inflasi yang mulai meningkat, terutama yang berasal dari inflasi barang-barang impor. Sementara itu melambatnya pertumbuhan pasokan tenaga kerja di China juga berpotensi menimbulkan inflasi yang disebabkan oleh naiknya tingkat upah pekerja.

Pemulihan ekonomi yang terjadi di Negara ini, seiring dengan kenaikan permintaan yang didorong oleh kenaikan kesejahteraan dan daya beli, akan terlihat dengan cepat pada figure inflasi di tingkat konsumen.

Para pemangku kebijakan di China berusaha untuk mempertahankan kesinambungan pertumbuhan ekonomi yang mulai kembali meningkat. Akan tetapi pemangku kebijakan juga tidak ingin mengakibatkan inflasi consume atau harga property untuk kembali meningkat dengan liar dan tidak terkendali. Pertumbuhan ekonomi China mengalami percepatan di kuartal keempat tahun 2012 lalu, untuk pertama kalinya dalam dua tahun belakangan.

Biro statistic China diperkirakan akan melaporkan inflasi sebesar 2% pada bulan Januari lalu. Inflasi di bulan Desember sebelumnya mencapai 2.5%.

Kebijakan moneter longgar di Negara-negara ekonomi maju termasu AS dan Jepang membuat pergerakan likuiditas global menjadi lebih volatile. Kondisi ini mengakibatkan kenaikan harga komoditas dan dampak spillover ke Negara-negara berkembang seperti China.

Momentum Pertumbuhan Ekonomi Sedang Kuat

Momentum pertumbuhan ekonomi China saat ini dinilai cukup kuat oleh bank sentral China. PBOC berkomitmen untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ‘pruden’ karena bank sentral mulai melihat adanya kemungkinan percepatan tingkat inflasi.

Bank sentral China memang telah ikut ambil bagian dalam aksi stimulus moneter yang juga dilakukan oleh bank-bank sentral global lain, dalam usaha untuk menghadang dampak buruk dari krisis keuangan Eropa. Selama ini pemerintah dan bank sentral telah mendorong ekonomi dengan cara menurunkan rasio GWM perbankan dan mempermudah kredit.

Akan tetapi tampaknya bank sentral akan mulai mengevaluasi beberapa kebijakan yang mengarahkan dana murah kepada kegiatan spekulasi, terutama di sektor property. Bank sentral China akan menggunakan kebijakan kredit perumahan untuk menurunkan aksi spekulasi di bidang property, dan secara bersamaan tetap mendukung pemberian kredit untuk tujuan pembiayan usaha di sektor real.

PBOC juga menyatakan akan mendukung penggunaan yuan yang lebih bebas untuk perdagangan dan investasi internasional. Bank sentral juga menyatakan akan memperbesar saluran untuk mempermudah pergerakan keluar-masuk yuan dari dan ke dalam China.

Sumber : http://www.vibiznews.com/2013-02-06/...murah-di-china

Terancem inflasi emoticon-Belo
0
1.7K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.