LELAKI beristri lebih dari satu, itu wajar karena agama (Islam) mengizinkan. Tapi kalau perempuan suaminya dua (poliandri), wah ini kurang ajar. Tapi kurang ajar atau bukan, inilah fakta yang dialami Ny. Indri, 37, dari Kediri. Belum juga cerai dengan suami pertama sudah gembul (kumpul) dengan lelaki lain hingga melahirkan.

Sifat umum lelaki memang pembosan, tak puas dengan sesuatu yang monoton alias itu-itu saja. Dalam urusan wanita misalnya, dia (sebenarnya) tak puas dengan hanya satu sasaran. Kalau bisa, semua wanita cantik maunya hendak digauli. Maka dalam Islam, Allah memberinya peluang untuk menikahi 4 wanita, itu pun kalau mampu (bisa berlaku adil). Jika tidak, ya cukup satu saja (QS Anissa ayat 3), dan syukurilah jatah yang ada.

Lha kalau Ny. Indri dari Jalan Banjaran Kota Kediri ini apa rujukannya? Seorang perempuan kok suaminya dua. Untung saja tidak tinggal dalam satu rumah. Sungguh susah dibayangkan, bila dua-duanya butuh dalam waktu yang sama. Apa mungkin pingsut atau undian bebas pajak? Tapi anehnya, sebagai wanita poliandri Ny. Indri mampu mengelola dengan “baik”, sehingga baru ketahuan setelah 18 bulan berlangsung.

Ny. Indri yang menjadi PNS di Pemkab Kediri, di sela kesibukannya sempat kenalan dengan lelaki bernama Wahyudi, 45. Entah punya ilmu Semar Mesem atau Jaran Guyang, mendadak wanita yang sudah punya sejumlah ana ini kesengsem. Lupa pada anak dan suami, dia mau saja diajak pacaran bak Rama dan Sinta. Kalau pacaran Rama dan Sinta hanya di hutan, kedanya justru di hotel sampai nginep-nginep segala. Begitu terkiwir-kiwirnya pada Wahyudi, dia rela disetubuhi bak suami sendiri.

Kabar mesum itu akhirnya sampai ke telinga Mustar, 43, suaminya. Tapi Indri berkelit, karena tak ada barang bukti, sedang Mustar juga tak mampu menghadirkan bukti untuk perselingkuhan istrinya. Akibatnya rumahtangga itu jadi tak lagi mesra. Meski satu rumah, tak pernah satu ranjang, bahkan klimaksnya Mustar tak memberi nafkah lahir juga alias gaji tak pernah diberikan. Tapi karena Indri sendiri seorang PNS, dia tak oleng oleh embargo suami.

Justru karena disekarep (dibiarkan saja) oleh suami, Indri semakin bebas berhubungan dengan Wahyudi. Jadilah dia menjadi bini kedua secara tak resmi alias kumpul kebo. Namanya juga kebo lelaki, tentu saja Wahyudi rajin nyingat (menanduk) Indri kapan saja. Tapi yang ditanduk juga bukannya menghindar, malah merem melek dengan seluruh penghayatannya.

Istri Mustar sendiri juga sudah menginatkan suaminya, agar jangan mengganggu istri orang. Tapi tak digubris, karena Indri ini lumayan cantik dan masuk kategori enak digauli dan perlu. Maka bila istri mengingatkan, malah dimarahi. “Kowe wong wedok ngertine mamah karo mlumah, bar (kamu perempuan tahunya makan dan melayani suami cukup),” kata Wahyudi demikian jumawa.

Demikian parah hubungan kumpul kebo Indri – Wahyudi, tahu-tahu Mustar dapat kabar bahwa istrinya sudah melahirkan anak. Tentu saja dia terheran-heran, bagaimana bisa hamil? Sebagai suami dia sudah 18 bulan tak pernah bergaul dengan istrinya, kok tiba-tiba bisa hamil, teori kedokteran mana pun gak ketemu. Tak terima atas ulah istrinya yang poliandri, Mustar melaporkan kasus ini ke Pemkab Kediri. Tapi anehnya hingga kini, tak ada tindak lanjutnya dari Pemkab Kediri.

Pemkab yang Anda hubungi sedang sibuk……! (HS/Gunarso TS)

sumber

harus di dukung ini. emang enak cowo aja bole punya banyak istri. sekarang cewe jg bole banyak suami

menurut ane gak bakalan adil mo itu cowo atau cewe yang punya pasangan lebih dari dua. mo bawa dalil apapun itu tetaplah gak bakalan adil.

1. untuk pendapatan bisa di bagi rata >> adil
2. untuk waktu berdua2an bisa di bagi rata >> adil
3. untuk urusan ranjang bisa di bagi2 hari nya >> adil
4. untuk urusan goyang2 gak bakalan bisa sama >> gak adil
contoh nya: istri A dapat goyangan 100 kali baru crut kemudian istri B masa bisa pas goyangan 100 kali udah crut juga. kalo dah kek gitu adil dimana nya?