SHARE GAN.... YANG PASTI NO
bantu y gan.... sukur2 .... jangan sakit gan....

[QUOTE=]Ternyata Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu pun di dunia ini dengan sia-sia. Apapun yang diciptakanNya, pasti telah direncanaNya baik-baik, sehingga bahkan hal yang tak pernah terpikirkan gunanya oleh kita pun ternyata memiliki manfaat yang tersembunyi.

Saya berpikir tadinya, buat apa sih Tuhan menciptakan lalat?... itu terjadi ketika saya kesal dengan lalat yang berseliweran, menyebabkan penyakit, dan menjijikkan. Apalagi kalau si lalat tau-tau nyungsep ke makanan berkuah kita. Aaaargh!!! Kurang ajar benar tu lalat. Bisa bikin kita emosi dan kelaparan (karena makanan2 yang kena lalat udah bikin selera makan jadi ilang).

Lama saya menyimpan pertanyaan itu, ternyata sekarang terjawab sudah. Bahwa lalat, yang notabene binatang 'tak berguna','menyebalkan', dan sering membawa bibit penyakit itu ternyata tidak selamanya tak berguna. Tak semua lalat menjadi agen penyakit, bahkan salah satu jenisnya memiliki potensi untuk menambah protein!!!What?!!! Wait, bukan lalatnya, tapi kontribusi lalat sebagai sumber protein hewani bagi hewan lainnya.

Suatu saat, saya jalan-jalan ke sebuah pameran dan mampir di salah satu stand kementerian kelautan dan perikanan. Eh, di situ ketemu leaflet yang berisi tentang salah satu jenis lalat yang bisa dimanfaatkan oleh manusia.

Adalah lalat tentara, jenis lalat yang gedenya mengerikan dan bikin kita pengen nimpuk kalo dia lewat di depan idung kita, ternyata larvanya mengandung kadar protein hewani yang tinggi. Lalat jenis ini sering kita temui di kebon, suka nangkring di atas daun-daun. Larva lalat tentara sering disebut maggot. Si maggot ini, kandungan protein nya mencapai 50% dan lemaknya mencapai 25% dari keseluruhan tubuhnya. Woow, ternyata maggot bergizi juga ya? Mau??? Hehe....

Eits, tunggu dulu, biar lalat sekeren apapun, tetaplah lalat yang manusia gak bakalan mau. Kehadiran maggot pada akhirnya menjadi solusi alternatif sumber gizi bagi makhluk tetangga kita, yaitu ikan, sebagai pakan berprotein tinggi. Hal ini karena tepung ikan buat pakan mereka sendiri harganya masih termasuk mahal...
Nah, tingginya kandungan protein ini yang dicari untuk penggunaan pakan ikan. Lalu, kenapa maggot, bukan bahan yang lain? Cacing misalnya, kan proteinnya juga tinggi; Ikan juga suka, pula tidak menjijikkan? Barangkali itu pertanyaan yang mungkin ada. Maggot memiliki keunggulan selain cepat diproduksi, biayanya murah, dan ia ternyata bisa mencerna berbagai jenis sampah organik. Itu dia kenapa dia jadi alternatif sebagai penambah gizi ikan yang lebih menjanjikan ketimbang cacing.

Yang sudah diterapkan adalah penggunaan bungkil kelapa sawit sebagai media 'pembiakan' maggot. Bungkil kelapa sawit atau Palm Kernel Meal adalah salah satu limbah organik yang banyak dibuang dari perusahaan minyak kelapa sawit. Limbah ini kalau tidak dimanfaatkan bisa merusak lingkungan.... Alih-alih merusak lingkungan, bungkil kelapa sawit akhirnya dijadikan tempat lalat tentara meletakkan telur2nya. Bungkil kelapa sawit yang sudah dicampur air diletakkan di tempat terbuka untuk menarik si lalat agar mampir dan bertelur di dalamnya. Selama 2 minggu, lalat2 bertelur amat banyaknya. Dan ketika sudah cukup, si bungkil yang sudah dipenuhi telur itu lalu ditutup menggunakan plastik supaya tidak ada lalat baru lagi untuk mampir bertelur. 2 minggu lagi, si maggot pun lahir, dan siap dipanen untuk pakan ikan....

Walah.....
Anyway, bagaimanapun tingginya protein namanya juga asalnya dari lalat, tetap saja bagi saya, hm.... Tapi baiklah, setidaknya ini menjawab pertanyaanku bahwa lalat masih membawa manfaat. Sekaligus membuktikan keyakinanku bahwa Tuhan tidak menciptakan apapun di dunia ini melainkan bermanfaat meski sebagai perumpamaan-perumpamaan bagi manusia (untuk belajar).(ilk)[/QUOTE]