SOLO - Sejak ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo, Jawa Tengah, Minggu 25 September lalu, banyak pihak memburu informasi dari saksi mata.

Salah seorang saksi mata adalah Tri Wahyuningsih, pedagang warung nasi di dekat gereja di Jalan Arif Rahman Hakim.

Tri mengungkapkan, sejak ledakan bom dia sudah beberapa kali diinterogasi polisi, warga, termasuk para pemburu berita. Karena sibuk aktivitas dagangnya pun terbengkalai.

“Untuk sekadar ganti uang dapur saja,” ungkap Tri, Selasa (27/9/2011).

Banyak informasi yang didapat para pemburu berita dan polisi terkait kekejadian. Pasalnya pelaku pengoboman, Achmad Yosepa, sempat beberapa kali makan di warungnya.

Karena itu, gerak-gerik pelaku sudah diketahui sehari sebelum kejadian meski saat itu tidak ada kecurigaan bahwa Yosepa akan melakukan aksi bom bunuh diri.

Informasi yang disampaikan Tri, saat pagi hari sebelum kejadian, pelaku sempat sedang berkomunikasi dengan seseorang melalui telepon seluler. “Dia pakai earphone seperti ngomong dengan orang. Ngomong sendirian begitu,” ujar Tri yang mengaku baru kembali memulai aktivitas berdagang hari ini.

http://news.okezone.com/read/2011/09...arif-rp15-ribu

Jaman sekarang apa-apa dijadiin obyekan yah