Setiap orang di dunia ini, perempuan ataupun laki-laki, pasti ingin membangun rumah tangga. Tentunya rumah tangga yang harmonis dengan orang yang tepat dengan dikaruniai anak yang sempurna. Pokoknya kehidupan keluarga yang harmonis dan selalu bahagia pasti diimpikan oleh semua orang.

Untuk bisa menjalani rumah tangga yang seperti itu tidaklah mudah, tidak cukup jika pernikahan hanya bermodalkan cinta saja. Ada hal-hal lain yang perlu kamu persiapkan sebelum melangkah ke tahapan yang lebih serius alias pernikahan. Kenapa tak cukup jika hanya bermodalkan cinta? Karena menjalin kehidupan rumah tangga bukanlah suatu hal yang mudah, maka kalian perlu hal-ha lain celain cinta untuk emempertahankan bahtera rumah tangga kalian.

Hasto Wardoyo sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa dua hal lainnya selain cinta yang dibutuhkan sebelum menjalin rumah tangga adalah biologis dan psikologis.



Kalian berpikir ga sih, kalau ternyata faktor biologis juga merupakan hal penting yang harus dipersiapkan sebelum menjalin kehidupan rumah tangga. Kenapa? Karena membina rumah tangga membutuhkan fisik yang kuat, khususnya dalam urusan kehamilan dan juga melahirkan. Jika dilihat secara biologis, usia siap menikah untuk perempuan berada di usia 21 tahun, sedangkan laki-laki berada di usia 25 tahun. Hasto yang juga merupakan seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan mengatakan bahwa usia tersebut didapatkan karena rahim seorang perempuan baru matang di usia 20-an. Pada usia tersebut, mulut rahim serta diameter panggul perempuan sudah siap untuk mengalami kehamilan.

Selain kesiapan fisik untuk mengalami kehamilan, saran menikah di usia 21 tahun bagi perempuan juga disebabkan oleh resiko anak yang lahir dari ibu yang berusia dibawah 20 tahun memiliki resiko lebih besar untuk mengalami kurang gizi dan stunting. Yap! Selain merugikan sang ibu, menikah di usia yang belum matang secara fisik juga akan merugikan sang calon bayi.



Selain faktor biologis, faktor lainnya yang juga penting dan harus dipersiapkan adalah faktor psikologis. Hasto berpendapat bahwa kesiapan psikologis dapat dilihat dari respon orang tersebut ketika ia sedang menghadapi sebuah masalah atau tekanan, selain itu bisa juga dilihat dari cara oang tersebut dalam memecahkan masalah yang seadng dialaminya tersebut. Kesiapan psikologis diperlukan setiap pasangan yang akan menikah agar dalam menjalani kehidupan rumah tangga mereka dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang menghampiri kehidupan rumah tangganya.

Nah, itu dia dua hal yang sangat penting untuk dipersiapkan sebelum melangsungkan pernikahan. Biologis dan psikologis, meski banyak pasangan yang sering mengabaikan dua hal ini, tapi nyatanya dua hal ini merupakan kunci dalam membina rumah tangga. Jadi jangan asal ngebet nikah aja ya, siapkan segala hal agar pernikahanmu bisa tumbuh harmonis.