Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bawaltorres12Avatar border
TS
bawaltorres12
» [L4US] Liverpool Forum Kaskus - Season 2018/2019 - Make Us Dream «


Quote:



Quote:
grg.
nona212
rezajulian
rezajulian dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1.1M
7.6K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Liga Inggris
Liga InggrisKASKUS Official
3.4KThread9.3KAnggota
Tampilkan semua post
exphantomAvatar border
exphantom
#3919
crucial win

semua main ala kadarnya, gak ada yang main spesial, semua ngerjain proporsi pekerjaannya,tidak ada yang dapat berbuat lebih, well kecuali salah sih...

itu aja sih komen gw

gw justru disini mau mengulik, kenapa henderson masih dicap sebagai villain disini.

kita mulai dengan satu pertanyaan simpel: henderson itu role nya apa sih?

kita sering membandingkan hendo dengan fabinho yang gw yakin disini pada berpendapat bahwa overall, fabinho is better. gw setuju, setuju banget. fabinho bisa memberikan kreatifitas lebih, lebih berani dalam tackle dan lebih skillfull. gw rasa ini tidak bisa diperdebatkan

cuma permasalahannya begini, apakah role henderson selalu sama dengan fabinho? tidak. klopp tahu perbedaan kualitas hendo dan fabinho. dan klopp butuh keduanya, makanya klopp beli fabinho summer kemarin. gw setuju kalo fabinho yg main semalem di tengah, mungkin akan lebih baik. cuma kan realita tidak semudah itu. kita running out of CB, dan fabinho harus berkorban

narasi "henderson sampah", atau "henderson gak guna" ini juga sekali lagi, aneh. tapi bisa dipahami. karena kita seringkali cuma bisa mengapresiasi apa yang bisa kita lihat, tanpa bisa melihat keseluruhannya serta hal2 receh yang bisa merubah alur permainan

contoh: tahukah bahwa yang punya tackle paling banyak dari LFC adalah henderson dan robbo?

narasi "hendo sampah" dsb hanya bermodal satu: backpass dan delay. tapi bagaimana kalo seandainya itu adalah bagian dari instruksi? klopp tahu batasan dari hendo, dia tahu bahwa hendo tidak sebaik fabinho dalam megang bola ataupun passing, maka seandainya hendo dikasih instruksi untuk "stabilkan lini tengah, jangan sampe bikin blunder, buat stabil dengan cara apapun" kita bisa apa? sementara itu, gini wijnaldum juga melakukan hal yang sama kok dengan henderson. baik henderson dan wijnaldum sama sekali tidak bikin key pass semalem. kenapa yang kena semprot cuma hendo saja? emoticon-Big Grin

lagian, kebanyakan disini juga tidak memperhitungkan brighton yang rapat. 5 gelandang ditumpuk di tengah, membuat passing ke depan menjadi horror show. meleng sedikit, kena counter, kita bisa lihat counter nya brighton juag cepet. inget, kita main 4-2-3-1 yang berubah2 jadi 4-3-3. secara jumlah, kita udah kalah. kalo kena transisi counter brighton kita pasti kalah jumlah, udah gitu robbo dan TAA maju lagi.

kita di babak pertama main long ball. kenapa? gw sih gak kaget, karena ini bukan yang pertama kali kok. dari awal musim kita udah menerapkan permainan semacam ini, jika tengahnya numpuk, aliran bola gak bisa jalan kayak semalem, maka long ball adalah strateginya. kita punya VvD yang ahli dalam long ball makanya semua berawal dari dia, bola diputer2 dulu untuk menggoyang lini pertahanannya brighton, semalam taktik ini terbukti tidak efektif dan gagal. tapi disisi lain juga aman, karena membuat lawan gak bisa transisi dari defense ke offense dengan cepat.

tapi ada jeda babak kedua, dimana klopp melakukan perubahan, salah dibuat turun ke belakang untuk jemput bola,sejak saat itu, serangan kita lebih jalan. itulah yg dicari klopp, dia observasi di babak pertama, kemudian melakukan adjustment di babak kedua. tapi adjustment ini hanya akan berhasil jika skor masih 0-0, kalo udah ketinggalan ya wasalam. makanya penting membuat skor imbang walaupun kita mengalami deadlock, walaupun harus main boring

yang menarik ini: kenapa kambing hitamnya cuma henderson? henderson yang bertugas sebagai DM membuat tackle terbanyak bareng robbo+berhasil menjaga transisi dengan baik. sadar gak sih kalau brighton gak punya shot on target? ya walaupun pasti lebih banyak yang muji quartet belakang, tapi gak mungkin bisa serapih itu kalo DM nya jelek emoticon-Big Grin

here is the kicker: kenapa sih gak ada yang nyalahin shaqiri? diantara semuanya, cuma shaqiri yang bener2 masuk list evaluasi berat gw. why? sebagai kreator serangan, dia tidak menciptakan key pass, dia tidak menciptakan shot on target, dia tidak menciptakan satu dribble pun, tidak ada crossing yang akurat, hanya menciptakan 39 touches, dan 30 passing, dan dia melakukan bad control yang leads to turnover 2x. halooooo kenapa ada double standard disini? emoticon-Ngakak

narasi: "ya gimana, kan bolanya diputer2 di belakang", lah kalo gitu kenapa di babak kedua yang jemput bola ke tengah malah salah dan bukan shaqiri? emoticon-Big Grin kan kreator utamanya shaqiri, bukan salah.

keita? emm, dia hampir menciptakan error yang hampir leads to goal buat brighton di menit 88. "kan kaku kalo gak dimainin", ya iya betul. tapi kan kita tidak tahu apa yang terjadi selama training. nanti kalo dimainin jelek, klopp lagi yang salah emoticon-Big Grin

gw sih santai masalah keita, gak ada pemain yang dibeli LFC tanpa persetujuan klopp. artinya keita pasti sedang dipersiapkan oleh klopp. kalo memang butuh adaptasi semusim, go ahead, masih 23 keita itu. santai aja.

coba lihat deh heat map nya hendo dan wijnaldum, dibandingin sama pemain tengahnya brighton, gw aja kaget lihatnya, beda jauh banget soalnya

kritik itu perlu, wajib malah. cuma kalo ngatain pemain cuma karena backpass aja tanpa melihat role pemain itu secara keseluruhan ya namanya benci buta. ya sama lah kalo misalnya gw kritik VvD karena gak bisa golin padahal dia presentasi menang aerial duel 90% lebih, gak adil kan? emoticon-Big Grin

lain kalo narasinya hanya sebatas: "hendo tidak kreatif", atau "hendo terlalu bermain aman", itu ya fine. tapi kalo sampe ngatain sampah cuma karena modal itu ya menurut gw tidak fair, harus dilihat secara menyeluruh.
14
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.