Keji! Junaedi Siswa SMK Bunuh 1 Keluarga di Kalimantan Timur, Sempat Setubuhi Jasad Korban





Marah atas Perlakuan yang Menurutnya Buruk dari Orang Lain, Sebaiknya Sewajarnya saja

Memang reaksi orang terhadap dirinya yang merasa kecewa akibat tindakan orang lain yang dianggapnya buruk itu hal yang wajar ya gansist, untuk pelampiasannya mungkin seperti ketika kemarin artis Nikita Mirzani ikut hadir di debat pilpres namun dirinya merasa seperti orang asing di situ.

Tidak diperhatikan hingga bikin dongkol, maka ia pun langsung unfollow medsos beberapa orang yang menurutnya bikin dia kesal. Masih dikategorikan sebagai amarah yang dalam batas kewajaran, asalkan jangan sampai marah karena merasa terhina kemudian melakukan kejahatan.







Motif Kekejian yang Dilakukan oleh Junaedi

Motif di balik pembunuhan yang mengerikan ini ternyata terkait dengan masalah asmara. Cinta Junaedi kepada salah satu anggota keluarga tidak direstui oleh keluarganya sendiri. Dalam keadaan mabuk-mabukan, Junaedi pulang ke rumahnya untuk mengambil parang, lalu kembali menuju rumah korban.

Tanpa belas kasihan, Junaedi menebas dan membacok lima anggota keluarga dengan sadis. Korban yang tak berdaya adalah suami, istri, dan ketiga anak mereka. Waluyo (35) sang suami, Sri Winarsih (34) sang istri, dan tiga anak mereka yang masih belia, R (15), V (10), dan Z (2,5).







Pengendalian Emosi untuk Tiap Orang adalah Hal yang Paling Utama

Kasus pembunuhan ini menjadi viral dan menjadi perhatian publik. Kejahatan yang dilakukan oleh Junaedi ini menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua dan pendidikan dalam membentuk karakter dan perilaku anak-anak. Masalah asmara seharusnya tidak sampai memicu tindakan kekerasan seperti ini. Semua pihak diharapkan dapat belajar dari kejadian ini dan berusaha untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa yang akan datang.

Keluarga korban yang tidak berdosa telah kehilangan nyawa mereka karena perbuatan keji seorang siswa SMK. Semoga keadilan bisa segera ditegakkan bagi para korban dan pelaku dapat menerima hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Semoga peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi semua orang bahwa kasih sayang dan pengertian dalam hubungan antarmanusia adalah jauh lebih penting daripada mengejar ego dan keinginan pribadi yang tidak rasional.




Hanya berdasarkan keterangan dari pihak polisi menurut sumber media ya gansist, dari pemberitaan yang lain dan memberikan tentang bukti KTPnya tertera pelaku kelahiran 2006. Berarti berusia 17 tahun dan 20 hari lagi mau beranjak umur 18 tahun, mungkin polisinya saat memberi keterangan belum menemukan secara jelas identitas pelaku.

Mudah-mudahan jadi pelajaran untuk kita semua mengenai betapa pentingnya mengendalikan emosi, meluapkannya sebenarnya nggak masalah tapi dengan hal yang tidak merugikan orang lain. Atau memberi tanda bahwa dirinya sudah tidak senang atas perlakuan mereka seperti yang dilakukan oleh Nikita Mirzani kemarin, tapi akan lebih baik lagi bersabar dan menerima kenyataan.

Masih banyak kemungkinan baik untuk kita selama masih hidup, kenapa harus dilampiaskan dengan kemarahan. Kalau soal ditolak cintanya, kan masih banyak cinta di dunia ini.

'Narasi dan Opini Sendiri'

Tulisan Sendiri:


@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2