Penampilannya Ditegur KPI, Ivan Gunawan Ngamuk dan Malah Bahas Ibadah!

Beranda

...

The Lounge
Penampilannya Ditegur KPI, Ivan Gunawan Ngamuk dan Malah Bahas Ibadah!

harrywjyy

16-01-2024 09:50

Penampilannya Ditegur KPI, Ivan Gunawan Ngamuk dan Malah Bahas Ibadah!

Sumber Gambar

Desainer dan presenter terkenal, Ivan Gunawan, baru-baru ini menjadi sorotan setelah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan sanksi teguran tertulis pertama kepada program televisi Brownis yang ia bawakan. Ivan diduga melanggar etika dan norma yang berlaku dengan menampilkan adegan dan mengenakan pakaian yang mengarah pada penormalan laki-laki bergaya perempuan.

Sanksi ini berdasarkan pada Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI tahun 2012. Ivan Gunawan, atau yang akrab disapa Igun, tidak tinggal diam dan memberikan tanggapannya melalui media sosial. Ia mempertanyakan mengapa KPI hanya menegur program Brownis, sementara ada banyak program lain yang juga menampilkan hal serupa namun tidak mendapatkan teguran.

Ivan Gunawan menegaskan bahwa penampilan feminin yang ditampilkan olehnya adalah bagian dari karakternya yang sejati. Ia menulis, "Ini karakter gue, gue nggak mau ubah. Its me." Ivan mengklaim bahwa penampilannya yang dianggap feminin adalah sesuatu yang melekat pada dirinya, dan ia tidak ingin mengubahnya.

Pada salah satu postingan di akun media sosial terbarunya, Ivan Gunawan membahas soal beribadah. Dalam postingan tersebut, ia menuliskan, "Bagi kalian yabg pernah menghakimi penampilan aku, silakan berkaca apakah SHALATmu sudah lebih bagus dari SHALATku?"

Sumber Gambar

Respon Ivan ini muncul setelah KPI memberikan teguran tertulis kepada acara Brownis yang ditayangkan di Trans TV. Dalam teguran tersebut, KPI menyebut bahwa penampilan Ivan Gunawan di acara tersebut telah menormalisasi penampilan pria yang seperti perempuan di televisi, yang dinilai melanggar etika dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Tak hanya itu, Igun juga membandingkan peneguran terhadap dirinya dengan penampilan penyanyi dangdut legendaris, Haji Rhoma Irama. Ia menanyakan mengapa Haji Rhoma bisa tampil dengan hak dan selendang tanpa mendapatkan teguran. Komentar Igun ini langsung menuai beragam tanggapan dari pengguna media sosial.

Tanggapan Ivan ini juga mendapat dukungan dari sejumlah penggemar dan rekan selebriti lainnya. Banyak yang menyampaikan komentar positif dan mengapresiasi keberanian Ivan untuk tetap menjadi dirinya sendiri meskipun mendapatkan teguran dari KPI.

Selain kontroversi ini, Ivan Gunawan juga mendapat perhatian dari seorang ulama terkenal, Gus Iqdam. Gus Iqdam mengirim pesan terbuka dalam format video dan mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan Igun. Namun, hingga saat ini, Igun belum menentukan tanggal untuk bertemu. Melihat hal ini, teman dekat Igun, Soimah, mencoba membantu agar janji temu antara Igun dan Gus Iqdam dapat segera terlaksana.

Sumber Gambar

Ivan Gunawan yang masih bimbang mengenai tempat bertemu dengan Gus Iqdam pun bertanya kepada Soimah mengenai rekomendasi tempat yang tepat. Ini menunjukkan bahwa Ivan Gunawan tertarik dan terbuka untuk bertemu dengan Gus Iqdam.

Walau sedang dihadapkan pada kontroversi dengan KPI, Ivan Gunawan tetap aktif dalam berbagai kegiatan di dunia hiburan. Ia baru saja meraih penghargaan direktur nasional terbaik dalam ajang kontes kecantikan Miss Grand International 2023. Penghargaan ini menjadi bukti prestasinya dalam industri kecantikan.

Meskipun Ivan Gunawan tetap teguh dengan pendiriannya, teguran yang diberikan oleh KPI tentu memiliki tujuan untuk menjaga etika dan norma yang berlaku dalam penyiaran. Sebagai seorang presenter dan desainer terkenal, penampilan Ivan dapat memengaruhi dan memberikan contoh bagi penontonnya. Oleh karena itu, penting bagi KPI untuk mengingatkan Ivan dan acara Brownis agar tetap mengikuti Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang berlaku.

Kontroversi yang menimpa Ivan Gunawan tentu saja memberikan pelajaran berharga tentang etika dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Bagi Igun, pernyataannya di media sosial adalah cara untuk menyuarakan kekecewaan dan mencari keadilan. Semoga kasus ini dapat diselesaikan dengan bijak dan memberikan pembelajaran kepada semua pihak.

Sumber: Link Referensi