Sumber Gambar

Penistaan agama merupakan tindakan yang melanggar norma-norma agama dan merendahkan atau menghina ajaran suatu agama. Tindakan ini dapat mencakup penghinaan terhadap tokoh agama, pengolok-olokan terhadap kitab suci, atau penyebaran informasi yang merendahkan agama tertentu. Hal ini tentu ilegal untuk dilakukan.

Dalam hukum pidana di Indonesia, penistaan agama diatur dalam Pasal 156a KUHP. Pasal ini menjelaskan bahwa siapa pun yang dengan sengaja di muka umum menyatakan perasaan atau melakukan perbuatan yang dengan sengaja menghasut, menodai, atau menista agama yang dianut di Indonesia, dapat dihukum dengan pidana penjara paling lama 5 tahun.

Meskipun Pasal 156a KUHP ada, terdapat kritik terhadap ketidakjelasan rumusan dan pengertian penistaan agama. Pasal ini dinilai masih kabur dan terbuka untuk berbagai interpretasi. Kriteria atau cara pembuktian tindakan penistaan agama juga tidak dijelaskan secara rinci. Hal ini membuat Pasal 156a KUHP dianggap sebagai pasal karet.


Sumber Gambar

Maka dari itu, masih banyak orang yang kerap terkena kasus penistaan agama yang bagi sebagian orang masih perlu dipertanyakan kembali kebenarannya. Bahkan hal ini juga dialami oleh orang-orang atau figur terkenal seperti artis hingga pejabat. Hal ini tentu karena kepopuleran mereka membuat mereka mendapat banyak sorotan. Salah omong sedikit maka bisa dimanfaatkan oleh orang yang tak suka dengannya.

Seperti yang dialami oleh Richard Lee. Kalau yang satu ini kabarnya memang jelas-jelas melakukan penistaan agama. Bahkan MUI pun mendukung supaya dokter kecantikan ini diproses. Dokter yang juga kerap menjadi konten kreator ini memang sempat menuai kritikan banyak orang beberapa waktu lalu karena kontennya.

Di mana dalam kontennya tersebut, dr Richard Lee menyandingkan kalimat Kun Fayakun dengan Simsalabim. Kun Fayakun sendiri menurut orang Islam adalah kalimat yang diucap Allah SWT pada saat menghendaki terjadinya sesuatu di dunia ini. Sedangkan Simsalabim adalah sebuah mantra sulap. Apa yang kemudian dipermasalahkan di sini?


Sumber Gambar

Menyandingkan Kun Fayakun dengan mantra sulap itu sendiri menjadi sebuah penghinaan bagi beberapa orang khususnya umat Muslim. Ketua Umum Barisan Advokat Bersatu, Herwanto jadi salah satu pelapor. Ia menyayangkan dr. Richard Lee yang menyebut kalimat ini tanpa mencari tahu dulu makna dari kalimat ini.

“Tanpa kuliah, sim salabim kun fayakun, udah jadi Tuhan katanya,” ucap dr. Richard Lee yang sedang membahas mengenai perusahaan Jhon LBF. Bahkan kabarnya Herwanto tidak sendiri. Karena ia berkata bahwa MUI siap menjadi saksi ahli dalam menangani kasus ini. Polisi masih harus memanggil satu saksi lagi sebelum akhirnya bisa memeriksa dr. Richard Lee


Sumber Gambar

Walau TS sendiri sudah bisa memahami bahwa maksud dr. Richard Lee bukan ingin melecehkan kalimat sakral tersebut. Dari kalimatnya, TS rasa dia hanya asal ngomong. Tapi sayangnya apa yang ia omongkan itu tidak ia ketahui maknanya dengan tepat. Ia masih belum sadar bahwa omongannya itu bisa membuat dampak seperti ini.

Inilah mengapa TS sebuh bahwa Pasal Penistaan Agama merupakan pasal karet. Di mana siapa yang merasa agamanya terhina bisa langsung memakai pasal ini. Bahkan bisa saja dicari-cari kesalahannya kalau memang niat. Walau nantinya ada pemeriksaan lagi, tetap saja laporannya diterima dan itu cukup merugikan bagi orang yang dituduh.

Kita lihat nanti, apakah perkara Kun Fayakun dan Simsalabim ini akan semakin ramai diperbincangkan?



Menurut kalian, apakah dr. Richard Lee bersalah di sini?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi