tomkosi312Avatar border
TS
tomkosi312
Kenapa sih harus "Kapan Menikah?"
Halo agan sista, i'm backkk emoticon-Lempar Bata

Akhirnya ane kembali menulis lagi saking gabutnya menjelang bulan Ramadhan. Masih kerja juga tapi males banget pas lebaran tiba pertanyaan-pertanyan formalitas seperti, "Dah punya pacar belum?", "Lha kapan nikah?", "Kapan punya anak?" begitu aja terus sampai muncul One Piece Next Generation. 

Ane pengen share pengalaman aja terkait topic ini sebagai sudut pandang dari cowok yang masuk di usia quater life crisis. Dari sudut pandang cewek atau cowok yang lebih tua mungkin akan berbeda. Dan mungkin dari agan sista lainnya pasti beda pengalaman juga dan tetapi punya keresahan yang sama, yaitu ditanya, "Kapan Nikah?". 

Ane termasuk orang yang masuk tim fokus karir. Karena punya visi hidup untuk memprioritaskan diri terlebih dahulu. Maksudnya, mapankan ekonomi, pola hidup, sama keluarga sendiri dulu. Kalau udah oke sesimpel, gak boros-boros, hidup teratur dengan kerja, liburan, dan istirahat, serta bisa kelarin ekonomi adek-adek yang masih kuliah itu okelah. Intinya gaya idup dulu dibenerin baru berani buat menjalin hubungan baru dengan calon pasangan. 

Ane tipikal orang yang paling males untuk maksain diri untuk menjalin hubungan dengan orang baru dengan alesan ikut-ikutan. Awal lulus kuliah, banyak banget fenomena fomo nikah pada teman-teman sebaya ane. Yang cowok pengen cari cewek buat challenge baru dalam hidupnya. Yang cewek pengen cari cowok karena lelah ama tuntutan hidup. Dan banyak macamnya.

Seakan lupa dengan tujuan hidup lainnya. Sesimpel pengen keliling Jawa dengan gaji sendiri, pengen beli PS5 dan namatin setidaknya 15 game seharian, bisa beli motor sendiri serta bayar pajaknya, atau menghidupkan hobi lama atau impian lama yang sudah mati sewaktu dilarang orang tua atau dikubur oleh patahnya semangat kita sendiri. 

Ane sempat berpikir, apa bisa ya kuliah lagi dengan jurusan yang beda. Ane kuliah komunikasi udah oke karena jurusan yang disukai. Tapi suka juga sama jurusan managemen karena berkaitan dengan jiwa jiwa pengusaha ane untuk kedepannya bisa membuka usaha yang gede. Itu kan tujuan lain dari lainnya setelah lulus kuliah, pasti adakan yang berpikiran gitu

Dan kadang ane paling kesal dengan pernyataan, "Jangan jangan childfree?", "Jangan-jangan inner child", atau apalah gitu. Padahal ane cuma mikirin soal tujuan baru setelah kuliah. Memang berat buat mengurus diri sendiri. Tapi disitulah seninya untuk mengenal diri lebih jauh dan menikmati hidup sebelum menanggung anak orang untuk berjalan bersama. 

Dan ane juga menerapkan beberapa prinsip bila ditanya nikah atau kepikiran fomo nikah, prinsip ane kurang lebih seperti:

#1 Tutup sosial media

Ini kiasan doang sih. Tapi ambil contoh aja status WA atau Konten instagram. Kalau teman kita kebanyakan mikirin ngomong nikah atau fomo nikah ya sama aja bakal nular ke kita dan bikin kepikiran. Instagram juga semakin banyak follower dan konten yang kita sukai soal nikah, relationship, dll pasti muncul timeline di kita. Mending ane saranin pinter-pinter buat ngefilter semua itu. Status WA bisukan. Unfollow follower atau yang kita follow dengan konten terkait. Perbanyak like konten yang kita citakan seperti dunia masak, travelling, atau kreasi rumah-rumahan.

#2 Batasin topik di relationship
Ane paling menghidari topik-topik seputar relationship dalam suatu perkumpulan. Jujur ane paling males, pulang kerja atau liburan, kumpul kumpul buat bahas topik itu. Kayak seolah dunia ini gak ada topik lain. Dan ane sudah pasti untuk pertemuan selanjutnya gak hadir dan fokus sama me time doang. Alasannya simpel, karena ane cape kerja. Pengen nongkrong buat bahas topic enak aja seperti ngomongin geopolitik indonesia, master chef, pengalaman traveling keluar kota, atau ngomongin anime serta seri Marvel atau DC. Itu aja ane dah senang. Malas nambah beban percakapan soal pacar, nikah, ataupun pekerjaan. 

#3 Main aman diperkumpulan keluarga besar
Lebaran, natalan, atau hari-hari besar lainnya paling ane hindarin buat ketemu keluarga besar. Kalau ditanya punya pacar atau belum, ane terus terang cuma bisa diam, fokus laptop, pasang earphone, nyaringin musik, dan bilang ada pekerjaan. Atau lebih ekstrem menjadi orang yang duluan nanya, "Udah ada pacar belum?", "Kapan nikah?" dengan adanya anggota keluarga yang kudu ditumbalin wkwk. Intinya menjauhlah dan sibukkan diri dengan bantuin masak, angkat-angkat barang, atau kegiatan lainnya yang meminimalisir pembahasan gituan. 

#4 Hindari beberapa tipe orang ini
Yah yang ane maksud adalah orang yang tiba-tiba datang dan nawarin pengen jadian. Ane paling benci kalau ada cewek yang ngajakin pergi ke nikahan tapi cuma minta ditemenin doang. Ane seolah hanya sebagai figuran. Ane juga males jalan ama cewek yang cuma jalan-jalan cuma masang status buat pamer ane sebagai orang pasangan. Apalagi pernah pengalaman dijadikan pelampiasan karena gagal move on. Pasti semakin banyak belajar gampang buat bedain mana orang yang benar-benar suka sama kita ama kagak. Dan ane tipenya yang gak milih-milih asal gas buat diajak jalan bareng, banyak cerita, dan udah to the poin dari awal kalau tujuan kegiatan ini untuk pacaran wkwk. 

#5 Fokus dengerin diri sendiri ketimbang dengerin orang lain
Kadang ane paling kesal kalau kumpulan RT pasti pada gosipin soal anaknya udah nikah, terus ane ditanya udah ada pasangan, dapat uang darimana, dan apalah itu. Tapi balik lagi, ane belajar kalau semakin tua makin terbiasa kok buat nangkis gosipan gituan. Dengan menjawab terus terang fokus karir, ngejawab apa adanya, ngalihin ke topik lain, atau jauhini orang yang memang tujuannya buat jelekkin kita. Dan paling penting adalah dengerin diri sendiri. Sesekali menjadi egois untuk menyelamatkan diri sendiri. 

Segala prinsip yang ane pelajari berdasarkan pengalaman pribadi beserta bertanya sama orang yang lebih tua dan memberi saran yang lebih baik. Setiap orang pasti beda-beda tapi ane lebih memilih jalan untuk tetap ke diri sendiri, mengenal diri sendiri, dan juga fokus menjalani diri sendiri yang kelak akan menjadi masyarakat itu sendiri alias squidward. 

Bahkan, ane lebih senang kalau ada bahasan topik untuk membeli motor tanpa kredit, ngurus notaris, cara daftar BPJS, ataupun segala hal yang tidak pernah dipelajari dari sewaktu sekolah ataupun kuliah. Itu penting banget. Gak mungkin kan udah berkeluarga, eh diurusin sama orang tua? Malu gak tuh??

Dan yang paling penting adalah penting untuk tetap menjadi diri sendiri dan mengikuti alur visi misi hidup yang dibuat sendiri ketimbang ngikutin fenomena trend atau kata-kata orang. Yang punya hidup kita, bukan orang lain. Selama tidak merugikan orang lain dan baik serta nyaman untuk diri sendiri, ane terbuka. Terlalu dini untuk mengawali awal kelulusan kuliah untuk langsung berkeluarga. Dan lama untuk mengenal diri sendiri dan membangun visi misi hidup yang realistis. 

Yah ini versi ane lagi, mungkin ada yang bisa diambil ada yang tidak. Tapi ane hanya bercerita keluh kesah aja berdasarkan pengalaman pribadi. Semoga bermanfaat, emoticon-Toast 

0
1.1K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.