Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Mengapa Indonesia Tak Punya Mobil Nasional Setelah Timor?
Mengapa Indonesia Tak Punya Mobil Nasional Setelah Timor?

Sabtu, 11 Feb 2023 06:55 WIB


Setelah Timor bermunculan banyak merek lokal, tetapi statusnya tak pernah sampai jadi mobil nasional. Ilustrasi. Setelah Timor bermunculan banyak merek lokal, tetapi statusnya tak pernah sampai jadi mobil nasional. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama)

Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia pernah punya mobil nasional, Timor (Teknologi Industri Mobil Rakyat), tetapi umurnya tak lama. Ada banyak ksatria bangsa yang ingin menciptakan mobil nasional kedua, tetapi tak pernah bisa.

Timor merupakan mobil nasional karena proyek ini buah kebijakan Presiden Soeharto setelah menelurkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1996 dan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 1996.

Mimpi memiliki mobil nasional sempat mencuat setelah kehadiran Esemka, namun produsen asal Boyolali ini pernah menyatakan mereka bukan merek mobil nasional melainkan 'mobil produksi nasional'.

Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan untuk membuat mobil nasional memang bukan perkara mudah. Agar mobil nasional bisa mengaspal di jalanan Tanah Air butuh pekerjaan besar.

"Membuat sebuah mobil adalah sebuah pekerjaan besar, karena melibatkan beberapa bidang. ini bukan pekerjaan kecil dan memang sangat rumit," kata Bebin saat dihubungi, Jumat (10/2).

Sebagai salah satu pasar otomotif terbesar di kawasan Asia Tenggara, Indonesia kerap dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang lebih dulu memiliki mobil nasional Proton. Namun, menurut Bebin hal ini tak relevan karena Proton sudah dimulai dari puluhan tahun lalu.

Bahkan menurut Bebin mobil-mobil pabrikan Eropa dan Jepang pun telah memulai industrinya sejak ratusan tahun lalu.

"Kita contoh enggak usah jauh-jauh lah, Proton itu kan sudah berganti berapa merek. dari sisi engineering mesin, sudah banyak lah. Ini dia yang bantuin siapa aja? Pertama, Mitsubishi untuk mesin dan transmisi, belakangan Mitsubishi enggak mau lanjut, dia (Proton) belajar dari Lotus untuk suspensi," jelas dia.

Menurut dia yang selalu menjadi masalah mengembangkan mobil nasional adalah masalah penjualan. Kata dia hal ini menjadi faktor terpenting keberhasilan mobil nasional.

"Kenapa kesannya mobil nasional kita enggak berhasil-berhasil? Ini enggak gampang, sehingga di ujung Anda akan ketemu angka, satu bulan saya mesti jual berapa," ujar Bebin.

"Untuk buat mobil nasional itu bukan pekerjaan gampang. bukan pekerjaan murah. Sudah sulit, uangnya gede, terus nanti kalau jadi, mau dijual kemana?" jelas Bebin.

"Contohnya kalau di republik ini semua orang dipaksakan pakai produk nasional, enggak akan bisa juga setahun satu juta unit, nutup enggak nih investasinya," ujar dia.

Faktor lain yang diutarakan yakni soal kemampuan sumber daya manusia yang mumpuni. Menurutnya hal ini juga menjadi bagian penting mengembangkan mobil nasional di dalam negeri.

"Itu antara lain. Di development Hyundai saja itu 160 PhD dari berbagai bidang, dari berbagai bangsa, disekolahkan kembali, bergabung. Ini pekerjaan besar," kata Bebin yang pernah menjabat Marketing Vice President Hyundai Mobil Indonesia pada 2011-2014.

Bebin juga mengomentari mengenai Timor dan merek lokal lain yang melahirkan mobil berdasarkan rebadge produk lain. Timor S15 adalah rebadge Kia Sephia, selain itu Indonesia juga pernah punya Bimantara Cakra dari Hyundai Accent dan terkini Esemka yang diduga mau meluncurkan mobil listrik kembaran Neta V dari Hozon Auto.

Menurut dia rebadge di industri otomotif bukan dosa besar. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika rebadge, pabrikan mobil-mobil nasional itu tidak konsisten dan enggan maju ke tahap selanjutnya.

"Rebadge, belajar dari merek-merek besar, itu bukan dosa besar. Itu bagian dari proses belajar, masalahnya konsistensinya sampai di mana?" jelas Bebin.

"Bagaimana nih Esemka kok rebadge? Ya enggak apa-apa, rebadge aja dulu, belajar aja dulu," imbuhnya.

Ia pun mendukung agar Esemka ke depan bisa menjadi mobil nasional. Namun, menurutnya hal ini butuh waktu dan tahapan yang tidak sedikit.

"Ini tahapan belajar. Esemka dengan rebadge, assembling itu sudah masuk tahap belajar. Kalau memang serius untuk bangun mobil nasional, sekarang ini dengan rebadge," paparnya.

Tak perlu mobil nasional

Pengamat otomotif lainnya, Munawar Chalil memiliki pandangan berbeda. Menurut Chalil saat ini sudah tak penting lagi Indonesia memiliki mobil nasional.

Ia menjelaskan, saat ini Thailand yang merajai industri otomotif di kawasan Asia Tenggara saja tak memiliki mobil nasional. Padahal banyak mobil-mobil Jepang memiliki pabrik di Thailand.

Kondisi Thailand itu mirip Indonesia. Saat ini tidak sedikit pabrikan Jepang yang investasi mendirikan pabrik di Indonesia.

"Thailand walau jadi tuan rumah industri (otomotif) di Asia Tenggara, semua pabrik ada di situ, dia enggak mau tuh bikin merek nasional, lebih menguntungkan jadi tempat industri saja," kata Chalil.

"Menurut saya itu benar, dan saya secara pribadi menilai tidak ada manfaatnya juga punya mobil nasional," kata dia menambahkan.

Chalil menilai Indonesia seharusnya bisa meniru langkah Thailand. Hal ini juga dianggap bisa lebih menguntungkan karena dapat menyerap tenaga kerja yang besar.

"Mending kita kayak Thailand, bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja, bermanfaat juga. Kalau bikin pabrik mobil (nasional), risiko gagalnya lebih tinggi, karena persaingannya sangat besar," jelas dia.

Di sisi lain, Chalil menilai persaingan pasar otomotif di Tanah Air juga cukup tinggi. Selain mobil-mobil Eropa dan Jepang, saat ini pasar otomotif Tanah Air semakin sesak dengan mobil pabrikan asal China.

"Apa iya orang Indonesia mau beli buatan nasional? Kalaupun iya, berapa puluh tahun untuk bisa mendapat kue pasar yang relatif bagus untuk investasi?" jelas dia.

"Kalau cuma sekadar punya ngapain, buang-buang waktu, buang-buang duit, buang-buang energi," imbuhnya.

https://www.cnnindonesia.com/otomoti...-setelah-timor
accretia8
nomorelies
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 5 lainnya memberi reputasi
2
1.6K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.