SURABAYA, Barometerjatim.com – Gelaran Santri Culture Night Carnival (SCNC) pada Malam Puncak Hari Santri 2022 rangkaian peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim di JX Expo Surabaya, Sabtu (27/10/2022), menampilkan berbagai budaya dan kreativitas seni santri Nusantara.

Menurut Ketua Panitia 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) PWNU Jatim, KH Abdus Salam Sohib, hal itu sebagai bentuk kemajemukan dalam kerukunan atau kerukunan dalam kemajemukan. Selain itu, sekaligus menjadi pesan kepada publik dan masyarakat luas, bahwa pesantren adalah lembaga yang berkualitas, nyaman, aman, dan penuh kekeluargaan.

“Dalam memberikan pelayanan pendidikan, akhalakul karimah, dan keilmuan guna mengantarakan generasi penerus dalam menggapai cita-cita mulia. Pesantren bukan tempat kekerasan, apalagi pelecehan!” tegas kiai yang juga Pengasuh Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang tersebut.

Dalam SCNC, di antaranya ditampilkan pendekar anak-anak dari Pagar Nusa. Ada pula Banser cilik, lalu santri junior kreatif yang dengan kompak melantunkan bait-bait Aqidatul Awam yang menjadi pondasi dasar Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) NU.

Kemudian santri remaja dari sejumlah pesantren sepuh melantunkan bait Alfiyyah Ibnu Malik yang merupakan khazanah NU. Lalu aksi gus dan ning junior membacakan ikrar santri, penampilan Ishari lintas generasi, tari saman, hingga sendratari Joko Tingkir.

Ya, belakangan, pesantren menjadi sorotan karena kekerasan dan pelecehan seksual justru terjadi di sejumlah ‘lembaga suci’ tersebut.

Di antaranya kematian santri di Ponpes Modern Darussalam Gontor yang diduga akibat penganiayaan, hingga dugaan pelecehan seksual santriwati di Ponpes Shiddiqiyyah Jombang yang saat ini kasusnya masih disidangkan di PN Surabaya.•

https://www.barometerjatim.com/gus-s...agi-pelecehan/