Halo para pembaca semua, pada artikel ini saya akan coba membahas sebuah konsep pandangan, tentang "Apa yang kita percayai sebagai kebenaran, belum tentu benar". Semoga informasi yang saya berikan bisa bermanfaat untuk para pembaca semua, Lets go.

Pada tahun 1910 (111 tahun yang silam) sebuah buku berjudul Principia Mathematica,karya Matematikawan Alfred North & Bertrand Russell yang berisikan tentang pembahasan konsep Matematika dasar. Pada sebagian buku tersebut terdapat kurang lebih 360 halaman yang coba untuk membuktikan, kalau penjumlahan 1 + 1 = 2 adalah benar. Luar biasa ya sebuah penjumlahan Matematika paling sederhana, yang bisa di selesaikan oleh anak SD, ternyata membutuhkan pembuktian hingga 360 halaman oleh pakar Matematika. Akhirnya persepsi kita semua menyetujui hal tersebut, kalau angka dua adalah hasil dari penjumlahan satu di tambah satu.

Secara umum dalam menyerap sebuah informasi kita manusia menggunakan 2 teknik;

Explore,maka kita harus menjelajah rana ilmu pengetahuan itu secara pribadi, melakukan berbagai macam penelitian, membaca semua literasi yang berhubungan dengan hal itu, lalu melakukan eksperimen sendiri untuk membuktikan hal tersebut benar apa salah.

Dari penjelasan di atas saya menciptakan sebuah teori yang saya namai "Teori Pocong", kurang lebih seperti ini gagasannya;

Ada 3 orang anak anggap namanya Alfa, Beta dan Charlie. Si Charlie adalah adik dari Alfa dan Beta. Pada suatu hari si kakak Alfa dan Beta berencana ingin membuat sebuah lelucon untuk si adik Charlie, maka mereka merencanakan untuk menakut-nakuti Charlie dengan hantu Pocong. Suatu malam saat Charlie sedang bermain di luar, Alfa & Beta menyamar menjadi Pocong, mereka menggunakan rias wajah darah, baju dan aroma daging busuk ala Pocong yang ada dalam imajinasi kita.

Saatnya moment of the truth, saat Charlie kembali dari bermain, Charlie membuka gagang pintu, dan betapa kagetnya dia melihat dua entitas Pocong yang sedang berdiri di hadapannya, Charlie terpaku melihat wajah Pocong itu, matanya merah, wajahnya bersimbah darah, bau busk begitu menyengat hidung, dan semua itu terlihat begitu nyata bagi Charlie, Charlie lalu teriak keras dan secara spontan lari terbirit-birit sambil mengompol.

Si kakak Alfa dan Beta lalu tertawa terbahak-bahak, karena menganggap mereka berhasil mengerjai si Charlie. Waktu pun berlalu, keesokan paginya si Charlie pulang ke rumah, dia mulai bercerita ke kedua kakaknya dengan sangat yakin dan mengebu-gebu, si Charlie bercerita kalau tadi malam dia melihat 2 Pocong di dalam rumah. Pada momen ini si kakak memutuskan untuk tidak berkata jujur dan membiarkan Charlie bermain dengan imajinasinya.

Sejak saat itu, Charlie mulai menceritakan kejadian yang menimpa dia ke teman-teman sekelasnya, ke tetangga dan ke semua orang yang dia kenal, bagi Charlie hantu Pocong itu adalah hal nyata, dia melihat dengan mata kepala dia sendiri, dan Charlie sama sekali tidak berbohong. Selama si kakak Alfa dan Beta tidak memberi tau yang sesungguhnya, maka hingga kapan pun di pikiran Charlie menganggap hantu Pocong itu adalah nyata, sungguh sebuah IRONIdalam hidup.

Dari gagasan cerita saya di atas, bisa di simpulkan bahwa "Apa yang kita lihat, rasakan, dan percayai itu belum tentu sepenuhnya benar". Simbol kedua kakak Alfadan Beta bisa menjelma menjadi apa pun di sekitar kita, mereka bisa melambangkan POWER, kedudukan yang ada di atas kita, organisasi, perusahaan, kelompok atau hal apa pun yang mencoba untuk membuat kita percaya akan suatu hal. Sedangkan Pocong adalah simbol dari informasi atau ideologi yang coba untuk di masukan ke dalam pikiran kita, agar kita sepenuhnya percaya dengan hal tersebut.

Yuk teman-teman jika kita ragu akan sebuah keyakinan tertentu, kita eksplorasi lagi ilmu pengetahuan dari segala bidang, mari kita perluas wawasan kita dengan membaca lebih banyak literasi, karena memikirkan sesuatu yang bermanfaat itu begitu INDAH.