• Beranda
  • ...
  • Fashion
  • Hari Batik Nasional : Kabarnya Batik Ramah Lingkungan

titisrahmaAvatar border
TS
titisrahma
Hari Batik Nasional : Kabarnya Batik Ramah Lingkungan
Halo agan sista semua,
Selamat Hari Batik Nasional...



Ngomongin Hari Batik yang jatuh dihari Jumat ini, ane pengen bahas tentang batik nih. Tapi bukan tentang motif batik, fashion batik, dan bisnis batiknya. Berhubung ane ini anak sains amatiran yang terpaksa harus ambil secuil bagian dalam mengembangkan teknologi untuk mengatasi limbah pewarna tekstil, ane tertarik untuk membahas batik dari sisi lingkungan.

Eits, tapi tenang. Bukan berarti ane benci dengan limbah batik ya. Ane percaya, semua permasalahan itu bisa diatasi, termasuk masalah limbah pewarna ini.

Ane tau, batik merupakan tradisi asli Indonesia yang saat ini sedang nge-trend di dunia. Saking kerennya batik, pasti millenials juga banyak yang cinta batik kan, termasuk ane ini. Sayang banget kalau aset keren bangsa ini malah menimbulkan masalah baru, yaitu masalah lingkungan. Tapi berbagai pihak memang sudah ambil bagian untuk mencari solusi.

Saat ini mungkin mayoritas pengrajin batik menggunakan pewarna sintetis. Alasannya karena pewarna ini dinilai lebih murah, lebih praktis digunakan, dan lebih tahan sehingga menghasilkan batik yang tidak mudah luntur. Tapi pada proses pembuatan batik selalu ada residu pewarna yang terbuang, dan jumlahnya tidak sedikit. Menurut literatur yang ane baca, yaitu lebih dari 20-30% dari total pewarna yang digunakan. Bisa dibayangkan, kalau batik diproduksi secara masal, berapa jumlah pewarna yang terbuang ke lingkungan. 

Namun banyak perusahaan batik yang sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Tapi namanya teknologi, pasti memiliki kekurangan masing-masing. Selain itu, ada pula perusahaan batik yang belum memiliki IPAL. Maklum, pengoperasian IPAL tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kalau dipaksakan bisa-bisa gaji pekerjanya malah terpotong. 

Oleh karena itu, banyak peneliti yang sedang mencari solusi supaya bisa mengolah limbah batik secara efektif degan biaya terjangkau. Tapi realisasinya tentu nggak mudah ya Gan Sis... Perlu melibatkan dan meyakinkan berbagai pihak.

Sembari menunggu itu semua, ada yang menarik nih. Tahun 2019 lalu rektor UGM meresmikan Indonesia Natural Dye Institute (INDI). INDI ini bisa menjadi pijakan bagi pengusaha dan pengrajin batik untuk menggunakan pewarna alami kembali. Tantangannya cukup besar. Perlu usaha untuk menghasilkan batik yang kualitasnya sama dengan batik pewarna sintetis, serta memetakan kembali target pasarnya. Tapi buktinya, sesuai artikel yang sama baca ini, Ciwaringin mampu menjadi pusat batik pewarna alami dan mendapatkan sertifikat eco label dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Keren kan.

Dengan berkembangnya batik pewarna alami ini, semoga desainer fashion makin aware dan makin menghidupkan pesona batik ramah lingkungan asli Indonesia.

Sekian thread ane, semoga semua suka.

Yang punya pendapat lain, monggo ditambahkan.

Terimakasih sudah mampir,,, 
aniesday
tien212700
tien212700 dan aniesday memberi reputasi
2
1.2K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fashion
FashionKASKUS Official
16KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.