Tradisi Ramadhan di penghujung waktu tentu saja adalah mudik alias pulang kampung, tetapi jika tiba-tiba harus terhalang karena adanya pandemi Covid-19 ini apakah masih bisa bertahan tak pulang kampung?

Rindu kampung halaman? Tentu saja! Siapa yang tak rindu bertemu dengan sanak family di kampung, setelah sekian lama merantau di kota mencari sebongkah berlian. Namun, realitanya kadang hanya menemukan sebutir kerikil tajam, tak menyurutkan keinginan untuk selalu mudik ke kampung halaman kala Ramadhan sudah menuju puncaknya, ingin melaksanakan salat Id bersama handai taulan di suasana yang berbeda.

Namun sayangnya, di tahun ini, di bulan Ramadhan tahun ini, semua keinginan dan mimpi besar bertemu keluarga tercinta terpaksa harus dikubur dalam-dalam sambil menahan sesaknya di dada, bagaimana tidak gan en sis, jika perjalanan menuju batas tapal kota harus dihentikan karena tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Yaitu adanya pelarangan mudik ke kampung halaman yang entah di halaman berapa.


Untuk mencegah gelombang arus mudik dari daerah Jabodetabek yang merupakan daerah zona merah penyebaran Covid-19, petugas menyekat delapan titik pintu masuk Jawa Timur. Delapan titik yang disekat tersebut antara lain perbatasan Tuban, Bojonegoro-Cepu, Ngawi-Mantingan-Sragen jalur biasa, Ngawi-Mantingan-Sragen jalur tol, Magetan-Larangan, Ponorogo-Wonogiri, Pacitan-Wonogiri, dan Pelabuhan Ketapang-Banyuwangi.

Miris tapi apa boleh buat? Jangan mengambil resiko jika ternyata agan dan sista adalah OTG (Orang Tanpa Gejala) yang akhirnya membawa bibit virus Corona ke kampung agan yang bebas bersih dari serangan virus ganas itu.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, pemudik asal Banyuwangi yang datang di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang akan langsung diangkut bus untuk dikarantina di Gelanggang Olah Raga (GOR) Tawangalun. Sedangkan penumpang dari kota atau kabupaten lain dipersilakan melanjutkan perjalanan.


Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi Zen Kostolani. Selaku koordinator karantina pemudik, Bagi mereka yang memilih kembali ke desa, harus membuat perjanjian. Jika tidak mengikuti aturan tersebut, maka Pemkab akan menjemputnya dan mengarantina warga tersebut di tempat karantina yang disediakan pemerintah kota Banyuwangi.


Gugus tugas penanganan Covid-19 kota Banyuwangi telah menetapkan kebijakan bagi pemudik yang datang langsung dikarantina di Gelanggang Olah Raga (GOR) Tawangalun, selama 14 hari dan akan terus dipantau oleh tim medis dan tim gugus tugas penanganan Covid-19, sehingga jika ternyata pemudik itu telah lepas isolasi 14 hari, maka akan diantarkan langsung menuju rumahnya.




Jadi sudah sangat jelas, dengan adanya pernyataan beliau, maka yang ingin mudik diharapkan bisa mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat. Jangan gegabah memberanikan diri melanggar apa yang sudah menjadi ketentuan pasal mudik lebaran tahun ini.

Jika bisa menahan diri,.sebaiknya cukup dirumah saja. Tahan kehendak agan dan sista untuk mudik di lebaran Ramadhan tahun ini dan bersabar dan berdoalah semoga pandemi Covid19 bisa segera berlalu dan kita bisa kembali bertemu dengan sanak family di lebaran Idul Adha berikutnya.

Sekian ulasan ane pasal mudik lebaran di tahun ini yang tentu saja menjadi pembeda dari tradisi mudik di tahun-tahun sebelumnya, semoga di tahun yang akan datang kita sudah bisa kembali merasakan nikmatnya mudik lebaran di kampung halaman, dan semoga agan dan sista sudah ketemu kampung agan di halaman berapa ya.