"Kebersihan adalah bagian dari iman". Pepatah tersebut sudah sangat lazim kita dengar bahkan mungkin telah mengakar dalam hati.

Siapa pun pasti kurang merasa nyaman bila kondisi tubuh atau sekitar hunian atau di mana pun itu terlihat jorok dan busuk apalagi dipenuhi sampah. Pemandangan jadi tak sedap lagi untuk dinikmati.

Kondisi lingkungan yang buruk dan tak bersih sangat berdampak negatif bagi kesehatan tubuh. Bukan saja berefek buruk pada kesehatan fisik, tetapi berdampak pula bagi kesehatan jiwa. Apa jadinya bila sampah bertumpuk dan busuk serta bau bangkai menjadikan seseorang menjadi stress.

Belum lagi bila sampah berserakan yang terdiri dari sampah non organik yang merusak sanitasi lingkungan, merusak ekosistem kehidupan laut dan tanah.

Sampah yang bertebaran di sekitaran pantai atau teluk sangatlah biasa terlihat bagi masyarakat kita yang sangat susah untuk membuang sampah pada tempatnya. Kepengen gak sih bila negara kita bisa menjadi negara terbersih di dunia? Andai semua bisa menyadari dan tidak membuang sampah di sembarang tempat apalagi di laut. Hmmm....pastilah berkurang satu permasalahan negara ini. Seperti yang kita liat masalah sampah adalah satu permasalahan lingkungan yang kerap kali membebani. Sebut saja permasalahan sampah di sungai Ciliwung dan bertumpuknya sampah di TPS-TPS Jakarta dan terkadang pihak pemerintah sendiri acuh tak acuh dengan permasalahan sampah.

Namun gak usah jauh-jauh deh. Sampah berserak juga banyak di seputaran teluk Kendari---Sulawesi Tenggara. Salah satu ikon destinasi wisata pantai yang ada di Sulawesi Tenggara.

Pantai ini yang lebih dikenal dengan "Kendari Beach"merupakan tempat nongkrong pemuda/pemudi dan warga sekitar maupun turis domestik juga turis asing. Pantai/teluk Kendari "Kendari Beach" bisa juga dijadikan salah satu tempat untuk menggelar acara atau festival millenial/urbaners semacam acara Mld spot Conten Hunt dan Kaskus X Mld spot. 

Keaneragaman dapat ditemukan di pantai ini dari berbagai olahan makanan tradisional yang memiliki rasa tersendiri di lidah masyarakat Sultra (taste the local) juga beberapa acara pagelaran maupun festival. Belum lagi keindahan laut yang sudah tergerus oleh banyaknya sampah yang mengendap di dasar laut sehingga titik spot untuk diving sama halnya sudah nihil.

Hingga keadaan tersebut menjadikan terbentuknya satu komunitas penjaga teluk dan pantai Kendari pada Maret 2018 lalu. Komunitas peduli lingkungan BFF (Beach Friends Forever) ini diinisiasi oleh Dini Rahmat sebagai ketua komunitas. Bukan sinetron BFF (Best Friend Forever) yang tayang di Trans TV yah. Nama komunitas ini emang agak mirip sih.

Komunitas ini bergerak melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi manusia juga ekosistem dan biota-biota yang berada di laut yaitu mencegah pencemaran lingkungan terlebih di sekitar pantai/teluk Kendari dengan melakukan pembersihan sampah. Salah satu aksi kegiatan yang dilakukan dengan melakukan pembersihan di dasar laut Pulau Bokori---salah satu destinasi wisata baru di Sultra yang sudah mengangkat 7 karung sampah dari dasar laut dan 15 karung di daratan. Bila ditotalin sih satu ton-lah. Wih sampah segitu banyak kemakan ikan-ikan di laut yang imbasnya ke manusia juga. Berabe deh. Bila pengin lebih mengenal provinsi Sultra. Selain Pulau Bokori beberapa destinasi dan makanan tradisional bisa gansist masukin dalam list traveler gansist.



Kegiatan komunitas BFF untuk saat ini adalah melakukan kampanye, sosialisasi juga gerakan pembersihan di beberapa titik di Kendari dengan mengajak beberapa sekolah dan mahasiswa dari universitas yang ada di Sulawesi Tenggara dalam kampanye sebelumnya komunitas ini menggandeng para mahasiswa(i) dari universitas Halu Oleo Kendari.

Untuk sosialisasi lebih dititikberatkan pada sekolah-sekolah. Kegiatan/aksi peduli lingkungan yang dilakukan BFF telah menjadi inspiringcommunity bagi komunitas peduli lingkungan serupa.



Dari kegiatan itu juga telah menjadi inspirasi bagi para mahasiswa jurnalistik Halu Oleo yaitu menjadikan "Sampah lingkungan"menjadi satu kurikulum dengan mata kuliah "Jurnalistik lingkungan".

Penggandengan BFF dengan mahasiswa jurnalistik memiliki tujuan mulia yaitu agar mahasiswa menyebarkan dan menyosialisasikan tentang peduli lingkungan dan sampah di berbagai media selain untuk lebih mengenalkan adanya komunitas BFF agar bisa menjadi inspirasi bagi yang lain.

Jika bukan dari kita, tangan dan kepedulian kita memunguti sampah seperti salah satu aksi kampanye BFF yang bertajuk "Lisa" --- liat sampah ambil, siapa lagi yang akan menjaga bumi kita. Kita masih pengen kan hidup nyaman di bumi. Secara belum ada planet huni lain senyaman bumi. Dan berterima kasihlah kepada para ilmuwan yang sudah susah payah terbang mengangkasa demi meneliti planet lain yang layak huni untuk menyeimbangkan bumi yang populasi dan pemanasan globalnya udah bikin nyesek.

So, sayangi bumi kita. Sekali lagi sayangi bumi kita.

Oh yah, Gansis pengen tahu budaya dari belahan Sulawesi lain? Kebaya ini mungkin bisa jadi inspirasi buat agan atau sista berbisnis dalam bidang fashion atau tekstil.

Baca : Style Kebaya Cantik Sulawesi Selatan