Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

annaharryAvatar border
TS
annaharry 
[Misteri 1000MDPL]Digerayangi Nyai Kunti, Di Gunung Leces
kisah horor



Matahari sudah menepi, hendak beranjak, tersingkir gelapnya malam. Beban carrier masih nangkring di punggung. Perjalanan masih sepertiga lagi, namun langit malam sudah menggantung.

Jejak jalur pendakian, tersamar kabut yang mulai turun, menyelimuti pohon dan belukar. Gemericik air sungai masih terdengar, tanda tujuan kami masih jauh dari jangkauan.

Kami berjalan, menyibak belukar, menyingkap dingin malam dengan sepotong tongkat penunjuk jalan. Cahaya lampu senter sedikit mengusir kegelapan, meski tak sepenuhnya terang setidaknya dengan pasti kami bisa memilih pijakan agar tak sampai terperosok.

Suasana gaduh langkah kaki kami, saling bersahutan. Memecah sunyi yang kian mencekam, kami seakan menghilang dalam pekatnya malam

Ada rasa khawatir, di sudut hati ... Kurasakan, mata misterius itu terus saja mengintai, menelanjangi keberanian yang kubangun yang kini kurasakan semakin menciut.

***


Sorot mata itu, ya aku dapat merasakan tatapannya semakin tajam menghunus. Kurasakan kehadirannya semenjak memasuki area taman Nasional Bromo Tengger Semeru, sebagai jalur pertama yang kami lewati sebelum menuju puncak Leces.

Perjalanan siang tadi, harusnya menjadi perjalanan pertama yang seru dan menyenangkan bersama para sahabat pecinta alam, namun sedikitpun aku tak bisa menikmati.

Jalur yang kami lewati, memiliki pemandangan indah nan mempesona. Elok rupawan bak biduan yang menawarkan candu kepuasan, lewat alunan musik. Bedanya, alam membisikkan suara asing, lewat tumbuhan dan binatang dan entahlah ... Siapa dia ... Ia berwujud tapi tak nyata, hanya serupa bayangan putih, yang terus saja mengikuti ku semenjak di cemoro Lawang.

***


Semilir angin, menerpa dedaunan. Ranting seakan berbisik, kabarkan kedatangannya. Kueratkan selimut, mengedarkan pandangan. Api unggun masih menyala, setidaknya dingin ini tidak akan begitu menusuk.

Suasana puncak gunung Leces, begitu sunyi. Barisan pepohonan menjulang bak pagar alam. Suara jangkrik, kodok saling bersahutan. Beratap langit malam, berhias lintang kemintang. Di kejauhan nampak kemerlip lampu dari pemukiman penduduk. Seakan berkedip, menjajakan jamuan tidur nyenyak di atas peraduan.

Aroma singkong bakar, menggelitik perutku. Meski lapar mendera, aku tak berniat keluar untuk menemui si pembakar ubi.



Teringat cerita ayah, konon katanya saat mencium aroma ubi bakar di tempat yang tak wajar seperti gunung dan sumber mata air misalnya, bisa jadi itu pertanda ada makhluk dimensi lain sedang mengabarkan kehadirannya, genderuwo.

Mencoba untuk kesekian kali, memejamkan mata di tengah suara dengkuran bersahutan. Suara berisik ranting-ranting pohon itu kembali terdengar. Waspada! Aku berbicara pada diriku sendiri, mengapit kedua lengan cukup erat.

Kerrrrrriiiiieeeettttttt ... Kih ... Kih ... Kih ... Kih ...

Sluurp, aku menelan ludah, tak bisa ku sembunyikan, gemetar akibat rasa takut yang naik ke ubun-ubun. Suara itu menggema di area ini, lahan yang sedikit lapang di antara pepohonan yang menjulang di mana aku sedang mendirikan tenda bersama kelompokku. Tapi kenapa, mereka tetap terlelap, dan membiarkanku sendiri dengan teror suara itu ...

Kerrrrrriiiiieeeettttttt ... Kih ... Kih ... Kih ...

"Oh Tuhan, dosa apa yang telah aku lakukan, kenapa sejak memasuki area ini sepertinya ada beberapa pasang mata yang memperhatikanku. Keganjilan demi keganjilan yang kurasakan sejak sore tadi, oh tuhaaan ... "Aku bergumam dalam diam, mengutuk nasib kurang baik yang menimpa.

Ingatanku kembali pada larangan ibu, untuk tidak ikut acara hiking bersama kawan mapala, ke gunung Leces. Gunung yang terkenal Banyak menyimpan misteri. Aku mengabaikan larangan ibu, merasa itu semua hanya dongeng masyarakat kaki gunung. Menyesal sudah tak manut sama ibuk ....

"Ham, bangun ham ..." Aku mencoba menggoyang tubuh Ilham yang tertelungkup memunggungi. Ia hanya berdehem, dan kembali terlelap.

Suara tawa itu berubah menjadi lolongan tangis yang menyayat hati, isakannya membuat hatiku terenyuh ... Sejenak lupa pada rasa takut yang semula menghimpit.

Ku beranian diri, mengintip dari balik resleting tenda, melongok ke kiri dan kanan ... Tak kutemui sosok gadis yang suaranya, reflek membuat tanganku bergerak untuk membuka sedikit tenda.

Suasana kembali sunyi, tak ada lagi tangis mengiba. Demi membayar rasa penasaran, mataku terus menyisir sisi gelap di sekitar tempatku berada, wilayah yang hanya diterangi cahaya api unggun yang mulai padam. Cahayanya tersisa temaram diantara kegelapan yang mencekam. Seram.

Aku mendengus antara lega dan kesal, mengutuk makhluk yang mengganggu hingga aku tetap terjaga, hingga fajar segera datang. Aku menutup kembali resleting tenda, mengembalikannya pada posisi semula ... Aku segera merebahkan tubuh, di atas matras hitam yang cukup menyerap embum dini hari yang membekukan. Dingin, masih sangat dingin.

Kurasakan tangan Ilham memelukku, "gila nih anak, kalau ada yang lihat bisa dikatain yang bukan-bukan."

Kutepis tangan Ilham yang melingkar di perut, dingin. Aku rasakan tangan itu begitu dingin. Ku telusuri jemarinya, Lentik dengan kuku yang panjang.

"Sejak kapan Ilham panjangin kuku, seingatku Ilham satu-satunya temanku yang sangat menjaga kebersihan tubuh, terutama kuku," tak berhenti di situ keheranan yang lebih pada keterkejutan.

Aroma melati, begitu menyesakkan. Berasa sedang berada di pertamanan melati yang sedang bermekaran, harum sangat harum. Melebihi kamar pengantin yang bertabur melati di Setiap sisi ranjang. Bulu kudukku spontan berdiri.

"Ham ... Ilham ..."Aku menggoyang tangganya, mencoba memastikan sesuatu, ini bukan hal yang salah. Rasa dingin itu seperti mengikatku, tanganku seperti menyentuh balok es ... Beku.

Dadaku berdesir, menampik kesimpulan yang bermunculan, hendak merapal doa namun entah semua doa yang kuhapal di luar kepala, seakan menguap dengan gelisah yang berpacu dengan detak jantung tak beraturan.

***


sumber


Aku menjerit sejadinya, kelelakianku terkoyak. Aku mendapati kuntilanak itu, tersenyum tepat saat kupalingkan wajah ke arah Ilham. Aku kaget bukan main, sejak kapan dia di sini? Di ... Di ... Di mana Ilham, aku kembali menjerit.

Kih ... Kih ... Kih ... Tawa itu mengejekku, menginjak-injak harga diriku, aku sadar tapi tak bisa berbuat banyak ... Muka pucat dengan sorot mata tajam itu, berhasil memberi kehangatan pada keintimanku. Tak bisa ku pungkiri, aku takut luar biasa, hingga celanaku basah karena ompol.

Mendengar jeritan ku, ia menyeringai, marah. Menarik tangan yang semula melingkari perut, Kemudian aku merasakan ada beban berat yang menindihku, tubuhku membatu hingga semuanya menjadi gelap.

***


mau gogling gambar ilustrasi, ane takut gan. Maklum ngetiknya di pagi buta, melek sendirian sambil tengok kanan kiri. 03.21 wib

Kisah itu berakhir, saat Ilham dan teman-temannya terbangun. Mendapati Anton yang meraung histeris. Tubuhnya? Jangan ditanya gan, kaku ... Serentak kami serombongan, melakukan tindakan pertama pada kasus kesurupan. Anton yang kami kenal pendiam, malam itu menjadi gemulai, bak wanita kemayu dengan suara lirih saat kami tanya.

Perdebatan cukup alot, karena sang nyai Kunti enggan keluar dari tubuh Anton. Ia marah, saat kami memintanya pergi, namun kembali kemayu saat kami tanya, kenapa dia merasuki tubuh Anton.

Rupanya, dia naksir Anton saat melihat Anton tengah buang air kecil di balik rimbun pepohonan. 'lain kali, permisi dulu kalau mau numpang buang hajat ya gan, biar yang begituan melipir dulu'

Quote:


Quote:


***

emoticon-Rate 5 Star


Ah ... Modal nekat, posting event horor mendekati dateline. Semoga berkenan di hati kaskuser sekalian, bantu cendol dan rate agar kisah ini lolos ya gan ... Salam santun ...


malang, September 2019

emoticon-terimakasihemoticon-terimakasihemoticon-terimakasih


Note: foto ilustrasi menyusul besok siang ya gan.
Diubah oleh annaharry 02-10-2019 13:07
sebelahblog
nona212
pulaukapok
pulaukapok dan 10 lainnya memberi reputasi
11
3.7K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.