Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

LaditachudaAvatar border
TS
Laditachuda
Kita Tidak Berbeda
Bhineka Tunggal Ika

Kita Tidak Berbeda


Quote:


Quote:


Kita Tidak Berbeda

Sumber Google


Suku Tionghoa datang ke Indonesia dari masa kerajaan-kerajaan kuno di nusantara. Catatan dari dataran Cina menyatakan bahwa kerajaan yang ada di Indonesia berhubungan dengan dinasti-dinasti yang ada di Tiongkok. Tentunya hubungan dalam hal perdagangan. Lalu, kenapa bisa ada pandangan negatif terhadap etnis ini?

Etnis Tionghoa erat dengan stigma pelit dan kaya dengan cara memeras tenaga pribumi. Sebenarnya itu ada ceritanya. Pada masa penjajahan, etnis ini diberdayakan oleh para bangsawan untuk memungut pajak dari masyarakat. Karena dinilai berhasil, VOC juga sempat memanfaatkan kelihaian mereka tersebut. Jadilah, pribumi menilai mereka sebagai tukang peras.

Berdasar penelitian pula, timbulnya rasa benci ini juga dilatarbelakangi dari masa orde lama. Pada masa rezim ini, etnis Tionghoa diberi kemudahan untuk berinvestasi sehingga jadi kaya raya. Nah, sekelompok kecil yang diberi kemudahan fasilitas itu dijadikan gambaran keadaan etnis Tionghoa secara keseluruhan oleh pribumi. Mereka dianggap kaya dengan cara yang culas.

Lalu, ada pula sebab yang lain. Sebelum VOC masuk ke Indonesia, pribumi dan etnis Tionghoa memiliki relasi yang setara sebagai rekan pedagang. Semua berubah ketika VOC mengistimewakan etnis ini sebagai mitra dagangnya hingga menyulut kebencian pribumi.

Pernyataan negatif di tempat Ladita juga jelas-jelas mengungkapkan ketidaksukaan pada etnis ini. Mereka dianggap menyerobot wilayah perdagangan pribumi. Toko-toko dan pedagang di daerah Ladita memang banyak terdiri dari etnis Tionghoa, dan usaha mereka pun maju. Sedangkan pribumi sendiri banyak yang dipekerjakan oleh mereka.

Kita Tidak Berbeda


Namun, keahlian berdagang etnis ini bukanlah suatu hal yang pantas dijadikan alasan untuk bersikap diskriminatif. Karena sejarah sendiri telah membuktikan kelihaian mereka berdagang. Etnis Tionghoa yang datang ke nusantara adalah para pedagang. Kaum pribumi sendiri dari dulu memang telah menjalin kerjasama dengan mereka, hingga pernah ada istilah Jalur Sutra. Itu bukti betapa ramainya perdagangan antara pedagang nusantara dengan pedagang etnis ini.

Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ladita berkeyakinan kita bisa mempelajari ilmu berdagang dari etnis Tionghoa ini. Bahkan pribumi pun bisa bekerja sama dengan mereka tanpa perlu saling menjatuhkan.

Negara kita ini damai karena saling menghargai perbedaan yang ada. Alangkah indahnya bila hal itu terus dipupuk dan dipertahankan. Saling memahami dan menghormati menuju persatuan dan kesatuan Indonesia. Walau kulit kita berbeda warna. Walau asal usul budaya kita berbeda. Hati kita sewajarnya tetap satu demi negeri tercinta.



Sumber: here




Kita Tidak Berbeda

mbak.far
haz0204
cattleyaonly
cattleyaonly dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1.5K
52
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.