Suara Sering Bikin Telinga Sakit, Berarti ada Gangguan di Telinga!
TS
kubisamendengar
Suara Sering Bikin Telinga Sakit, Berarti ada Gangguan di Telinga!
Ketika Anda merasakan adanya suara yang menurut orang lain terdengar normal, namun sangat menyakitkan bagi telinga Anda, mungkin Anda mengalami gejala hiperakusis, salah satu gangguan kesehatan telinga. Sekitar 1 dari 50.000 orang di dunia mengalami kondisi ini.
Biasanya, ketika diderita oleh bayi yang baru lahir, gejalanya akan tampak seperti bayi sering kaget dan menangis menjerit saat mendengar suara, sekalipun sangat pelan. Namun, tetap harus dibedakan dengan refleks moro atau refleks kejut pada bayi.
Pada saat seseorang mengalami gejala hiperakusis, mereka akan sangat sensitif sekali terhadap suara, yang mana pada orang normal suara tersebut terdengar biasa saja. Mereka bisa sangat sensitif sekali terhadap suara mesin mobil, sobekan kertas atau suara orang yang sedikit berteriak.
Dilaporkan dari The Hyperacusis Network, bahwa 1 dari 50.000 orang di dunia memiliki gejala hiperakusis, dimana sekitar 1 dari 1000 orang yang memiliki hiperakusis juga memiliki masalah tinnitus.
Apa Penyebab dan Faktor Risiko Hiperakusis?
Spoiler for Penyebab Hiperakusis:
Gejala hiperakusis ini juga biasa dihubungkan dengan beberapa kondisi medis seperti bells palsi, sindrom kelelahan kronis, penyakit Meniere, stress, depresi, atau setelah menjalani operasi pada kepala dan wajah, juga pada pasien yang memiliki trauma pada bagian kepala. Namun, dari sekian banyaknya penyebab hiperakusis yang dijabarkan, peneliti sampai saat ini belum memiliki alasan yang benar-benar jelas dan dapat dipahami oleh sebagaian besar orang. Sangat dimungkinkan penyebabnya adalah, karena fungsi sistem pendengaran yang biasanya berperan dalam menyeimbangkan suara mengalami masalah.
Mereka yang Berisiko Hiperakusis
Spoiler for Risiko tinggi hiperakusis pada::
Pada anak-anak dengan sindroma autis, gejala hiperakusis juga kerap dirasakan. Seiring dengan banyaknya angka kejadian anak dengan sindroma autis, maka rata-rata keluarga dengan anak autis, biasanya juga mengalami pengalaman menangani hiperakusis pada anak.Diperkirakan 40% anak dengan sindroma autis juga memiliki masalah hiperakusis. Biasanya, anak autis juga biasa memiliki masalah dengan banyak panca indera, termasuk masalah pendengaran dan pengelihatan.
Paparan suara bising yang terjadi secara terus menerus menjadi salah satu hal yang meningkatkan risiko terjadinya hiperakusis. Sangat disarankan bagi mereka yang kerap berpaparan dengan suara yang bising, seperti musisi, pekerja pabrik dan lain sebagainya untuk menggunakan pelindung telinga setiap kali mereka terpapar.
Apa Gejala Hiperakusis dan Bagaimana Terapinya?
Spoiler for Gejala Hiperakusis:
1. Suara akan terdengar menyakitkan
2. Sering merasa ingin marah, stress dan cemas
3. Merasa panik ketika berusaha untuk menjauhi sumber suara
4. Setelah Anda terpapar suara, perasaan yang tidak nyaman tersebut biasanya akan berlanjut untuk beberapa saat, dan akan memburuk kembali setelah mendengarkan suara tersebut kembali
5. Reaksi penderita terhadap bunyi yang biasa sangat berlebihan, terutama jika berada di sekitar tempat dimana suara tersebut biasa terdengar
6. Saat stress dan depresi suara yang terdengar akan semakin keras
Terapi untuk Hiperakusis
Spoiler for Terapi Hiperakusis:
Pada orang yang menunjukan gejala hiperakusis seperti di atas, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan seperti pitch match, loudness match, Minimum Masking Level, residual inhibition dan loudness discomfort level (LDL). Pemeriksaan Audiologi yang biasanya dilakukan meliputi pemeriksaan nada murni, audiometri, timpanometri, tinnitus loudness, MMLs, RI, LDLs dan OAE.
Pada orang yang mengalami hiperakusis, yang penting dilakukan setelah menjalani pemeriksaan adalah terapi konseling. Biasanya hiperakusis yang dialami akan membaik seiring dengan waktu, tapi hal ini sangat tergantung dengan penyebab hiperakusis itu sendiri.
Menggunakan earplug atau earmuff merupakan salah satu terapi yang sangat disarankan. Fungsinya adalah untuk mengurangi kekuatan suara yang ditangkap atau didengarkan oleh telinga. Tenaga kesehatan baik dokter THT ataupun Audiologis biasanya akan memberikan konseling pada pasien, agar pasien dapat memahami keadaan hiperakusis yang dialaminya sehingga bisa memanage hiperakusis tersebut.