l4d13putAvatar border
TS
l4d13put
Ketum GP Ansor: Silakan Saja Kalau Mau Bubarkan Banser
Ketum GP Ansor: Silakan Saja Kalau Mau Bubarkan Banser


Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas, mempersilakan jika ada pihak yang ingin membubarkan Banser usai insiden pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Garut, Jawa Barat.

Yaqut menilai, upaya tersebut akan sulit dilakukan dan harus melalui proses yang tidak mudah.

"Membubarkan organisasi itu tidak mudah. Harus melalui proses perundang-undangan," ucap pria yang akrab disapa Gus Yaqut di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu 31 Oktober 2018.

Karena itu, jika ada pihak-pihak yang menginginkan Banser bubar, maka harus mekanisme yang ada dan tentunya mengikuti jalur hukum.

"Kalau memang ada yang mau membubarkan Banser, ya tembus saja itu proses perundang-undangan. Bagaimana prosesnya, ikuti saja, silakan. Ini negara hukum, semua berhak mengikuti proses dan prosedur hukum yang berlaku di negeri ini, termasuk membubarkan ormas," ungkap Gus Yaqut.

Bubarkan HTI

Yaqut pun mencontohkan, bagaimana HTI dibubarkan. Untuk membubarkan HTI, pihaknya yang ikut terlibat dalam proses tersebut menurutnya membutuhkan waktu dan harus melalui proses perundang-undangan yang rumit. 

"Sebagaimana dulu kita meminta pemerintah membubarkan HTI. HTI dibubarkan juga melalui mekanisme perundang-undangan kan, tidak asal ngomong aja. Kalau mau bubarkan banser silakan aja," pungkas dia.

Sumber Berita

===================
Komen TS

Paranoia juga telah menjadikan seseorang gampang emosi dan tidak jernih melihat persoalan. 

Kegaduhan dan reaksi terhadap HTI, membuktikan hal ini. Sikap reaktif Islam moderat (Banser) terhadap HTI, sebenarnya tak hanya dipicu oleh tak berkesudahannya perdebatan tafsir Islam di antara mereka, melainkan juga rasa frustasi Islam moderat menghadapi militansi HTI (dan tentu juga PKS) dalam mengorganisir umat Islam.

Ini menyedihkan, karena tak sepakat dengan HTI, Banser membakar bendera Tauhid yang dikira bendera HTI.

Saya kuatir, setelah dengan enteng membakar bendera, selangkah lagi mereka akan membakar orang. 

Insan yang beradab tentu tidak dengan cara-cara brutal menyikapinya, melainkan melalui kesanggupan kita berkontestasi secara fair, dengan beradu argumen dan strategi.

Tindakan-tindakan reaksioner Banser semakin menunjukkan jatidiri mereka sebagai organisasi Ultra-Konservatif yang radikal sejenis Fasisme-nya Nazi.

HTI dan PKS berpolitik secara realis. Mereka kembali kepada problem yang dihadapi massa rakyat di negara  tempat mereka berpijak. Mereka membikin sel-sel pengkaderan, menjadikan masjid sebagai basis perjuangannya, membikin koran-koran dan buletin yang disebarkan di hampir semua masjid, dan mampu mengelola dana amal yang luar biasa besar dengan amanah dan professional.

Inilah yang tak dilakukan oleh kelompok Islam moderat seperti Banser atau NU. Mereka membicarakan Islam damai tapi memunggungi massa rakyat. Berdiskusi di hotel-hotel. Tidak mengorganisir massa rakyat, melainkan mengerjakan kegiatan pemberdayaan berbasis program-program donor yang akan habis ketika dana donor habis. Cuek saja dengan kenaikan BBM, membiarkan buruh dan petani berjuang sendiri.

Dan mohon maaf, kaum kelas menengah penganjur Islam rahmatan lil alamin di perkotaan ini tidak saleh-saleh amat dalam beragama. Malah sering saya dapati mereka jarang shalat, atau malah meremehkan ibadah mahdlah yang sangat fundamental bagi umat Islam.

Kalaupun ada yang rajin ke masjid, seperti kader-kader IPNU dan IPPNU contohnya, lagi-lagi tidak realis. Kegiatannya tidak menyasar problem nyata yang dihadapi umat. Mereka tergagap-gagap dengan situasi zamannya. Tercerabut dari lingkungannya.

Kembali ke persoalan HTI. Sekarang, kaum fasis anti rakyat, anti umat, anti demokrasi (pseudo demokrat) takut melihat gerakan rakyat, terutama gerakan HTI melawan penindasan para kapitalis dan perusakan lingkungan, dan gerakan buruh yang makin menunjukkan posisi politiknya.

Ketakutan tersebut tak lain karena selama ini mereka (Banser dan NU) memunggungi rakyat. Tidak pernah terlibat dalam memperjuangkan nasib para buruh dan petani. Mereka, fasis dan kapitalis berkolaborasi dalam menghancurkan Indonesia. 

Maka itu, di tengah malapetaka sosial negeri ini, umat Islam tidak boleh ikut-ikut menjadi fasis. Sangat disayangkan jika orang-orang yang mengaku membela Pnacasila, ikut-ikut melontarkan statemen, yang menurut saya, gegabah dan berlebihan. 

Justru kondisi karut marutnya Indonesia ini harusnya bisa dijadikan sebagai ladang perjuangan bagi kita umat Islam untuk menerjemahkan visi rahmatan lil alamin di kehidupan nyata. Fastabiqul khairat, bahu membahu membela yang dilemahkan. 

Bukan malah justru turut dalam pusaran permainan Setan-setan dan Iblis Kapitalis, atau mendiamkan penghancuran ruang hidup oleh kapitalisme.

Sayangnya, bagi sebagian agamawan terutama NU, alih-alih membela saudaranya yang menderita dijadikan budak perusahaan, dan dirampas mata pencahariannya, Islam hanya ditafsirkan sekadar sebagai solidaritas pada mereka yang telah mati saja, tidak pada mereka yang masih hidup dan menanggung derita.

Lo salah kalo mengira gw HTI atau FPI, gw ini orang kiri... Gw simpati dengan perjuangan mereka yang juga berprinsip kiri..

Sadarkah kalian wahai tukang klaim yang mengaku paling Pancasilais... Kalian itu semakin mirip Fasis
Diubah oleh l4d13put 06-12-2018 11:42
2
2.7K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.3KThread40.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.