Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

annisa2019Avatar border
TS
annisa2019
Rupiah Tak Bakal Tembus Rp15.000 per Dolar, Ini Penjelasan Ekonom
Rupiah Tak Bakal Tembus Rp15.000 per Dolar, Ini Penjelasan Ekonom
Jumat, 31 Agustus 2018 | 04:10 WIB


Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta

VIVA – Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan meyakini, meski pelemahan nilai tukar rupiah yang telah tembus Rp14.700 per dolar Amerika Serikat tidak akan semakin parah. Apalagi hingga menyentuh Rp15.000 per dolar AS.

Sebab kata dia, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini masih dipengaruhi oleh sentimen pasar keuangan terhadap kuatnya perbaikan ekonomi di Amerika Serikat. Sedangkan fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cenderung baik dan sehat.

Seperti pertumbuhan ekonomi yang masih stabil tumbuh di atas lima persen, inflasi terkendali di bawah 3,5 persen, defisit neraca transaksi berjalan yang masih di kisaran tiga persen. Serta kondisi perbankan yang masih baik seperti loan growth yang mencapai 10,75 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang mencapai 6,55 persen.

"(Penyebabnya) termasuk sentimen global yang enggak jelas dari Amerika ya. Itu seharusnya kita masih bisa menguat sebenarnya kalau kita lihat ini (fundamental ekonomi Indonesia). Dan ini sebagian karena sentimen yang di sana, dan kalau di AS itu kan penguatannya penguatan dolar," tutur dia di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis 30 Agustus 2018.

Menurutnya, pelemahan rupiah yang signifikan akan terjadi bilamana kondisi domestik Indonesia mengalami perubahan signifikan. Misalnya, terjadi kerusuhan sebagaimana yang terjadi pada 1998, yang kemudian membuat sentimen global terpengaruh dan membuat arus modal lari dari Indonesia.

"Misalkan ada riot pemilu enggak karuan, sehingga banyak yang keluar kayak di tahun 98. Itu kan signifikan, akan parah melemahnya. Kalau lihat situasi sekarang, dengan pelukan-pelukan terakhir sudahlah enggak terlalu banget. Isu agama juga enggak terlalu memisahkan banget kan," ungkapnya.

Bahkan lanjut dia, berdasarkan outlook yang telah dilakukan, kecenderungan rupiah akan menguat masih terbuka lebar. Sebab, spekulasi pasar saat ini cenderung melihat dolar akan kembali melemah karena penguatan data-data perekonomian cenderung dinilai terlalu dipaksakan.

"Titik tertentu AS diperkirakan akan melambat. Ini kan terlalu dipaksaian (perbaikan ekonominya). Begitu dia melambat lagi, itu bisa menyebabkan dolarnya pun akan melemah lagi. Itu yang kami lihat tuh," ucap Anton.

Meski demikian, penguatan nilai tukar rupiah diperkirakannya tidak akan sampai ke level Rp12.000 sampai 13.000 per dolar AS. Sebab, dengan kondisi ekonomi global saat ini yang tengah menuju normalisasi baru atau new normal, rupiah sudah menemukan equilibrium barumya dikisaran Rp14.000.

"Mungkin Rp14.000 an. Karena kita sudah switch kesitu sebagai new equilibrium lah. Keliatannya new normalmya Rp14.000 lah," tegas dia.
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1070204-rupiah-tak-bakal-tembus-rp15-000-per-dolar-ini-penjelasan-ekonom


source: SINAR HARAPAN

Dolar AS Perkasa di Level Rp14.700, Akankah Terus Menguat

Kamis, 30 Agustus 2018 | 16:47 WIB

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, terus terpuruk pada perdagangan hari ini. Bahkan, dolar AS di pasar internasional senilai Rp14.700 per dolar AS. 

Dilansir dari data pedagangan Reuters, Kamis 30 Agustus 2018, pukul 16.29 WIB, dolar AS dibanderol pada level Rp14.739 per dolar AS, dari sebelumnya pada perdagangan siang tadi berada di level Rp14.675 per dolar AS. 

Sementara itu, di perdagangan antarbank berdasarkan data Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah dibanderol Rp14.655 per dolar. Angka tersebut, melemah dari kemarin yang senilai Rp14.643 per dolar AS. 

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga mengatakan, rupiah tetap melemah walaupun Bank Indonesia sudah meningkatkan suku bunga sebanyak empat kali, sejak Mei, guna menyelamatkan mata uang Indonesia. 

"Federal Reserve (The Fed) diprediksi kembali meningkatkan suku bunga di bulan September dan dolar akan stabil, sehingga rupiah berpotensi terus melemah," ungkap Lukman dikutip dari analisisnya, Kamis 30 Agustus 2018. 

Rupiah, menurutnya, menjadi salah satu mata uang Asia berkinerja paling buruk di 2018. Di saat, masalah dagang global dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS membebani pasar berkembang. 
https://www.viva.co.id/berita/bisnis...-terus-menguat


--------------------------------

Mau berapa pun harga tukar dollar pada rupiah  ...  yang penting harga BAKSO masih bisa Rp 10.000;- ... padahal harga segitu belum ditawar!

emoticon-Wkwkwk
Diubah oleh annisa2019 31-08-2018 13:58
0
3.5K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.