Berwisata yang unik dan berbeda memang memberikan sensasi tersendiri. Jika kebanyakan orang berwisata di kota-kota besar atau setidaknya di destinasi-destinasi wisata yang lumrah dan populer, maka sedikit rasanya wisatawan yang mau mengunjungi wilayah perbatasan negara. Selain biasanya tak ada sesuatu yang menarik, juga terlebih karena umumnya berada di daerah terpencil dan susah diakses. Tapi tentu ada pengecualian, beberapa perbatasan antar negara justru memiliki daya tarik dan bahkan juga sengaja di rancang menjadi destinasi wisata.

Kali ini, mari kita bahas perbatasan negara yang menarik untuk dijadikan destinasi wisata tersebut. Apa dan dimana sajakah?


1.Golden Triangle : Thailand, Laos, dan Myanmar

Mari kita singgah dahulu ke negara tetangga di Asia Tenggara. Jika biasanya perbatasan yang dimaksud adalah antara dua negara, tak sedikit juga perbatasan di dunia ini yang menyinggung 3 negara sekaligus seperti di antara Thailand, Laos, dan Myanmar ini contohnya.

Coba lihat peta berikut.



Di sisi paling Utara Thailand terlihat daerah bernama Chang Rai yang lokasinya bersinggungan langsung dengan negara Myanmar di Barat dan Laos di Timur. Pertemuan tiga negara di satu titik inilah yang akrab disebut Golden Triangle atau Segitiga Emas Asia Tenggara.

Lokasi Golden Triangle yang bermuara Sungai Mekong disana sekaligus menjadi titik pertemuan Sungai Mekong dengan anak Sungai Ruak ini dahulunya di tahun 1950an menjadi ladang opium atau buah candu (bahan baku narkotika) terbesar di Asia bahkan bisa dikatakan di dunia. Wilayah ini juga sebenarnya bukan hal menarik dan bisa dikatakan sangat tidak aman. Tetapi itu juga cerita dahulu, karena sekarang daerah perbatasan ini sudah aman bagi siapapun yang datang dan juga menarik untuk disinggahi.

Berlokasi di Distrik Chiang Saen sekitar 830 km dari ibukota Bangkok atau 80 km dari pusat Kota Chiang Rai, untuk menuju Golden Triangle ini kalian bisa langsung memilih beragam transportasi tujuan Chiang Rai dari mulai bus, kereta, hingga pesawat. Dari kota yang terkenal dengan White Temple-nya inilah perjalanan dimulai menuju Golden Triangle. Kalian bisa menuju terminal kota dan menemukan minivan tujuan Golden Triangle. Tarifnya sendiri sekitar 50 Bath perorangnya.

Perjalanan sekitar 2 jam menuju Golden Triangle ini tidak berlangsung mulus begitu saja, ada beberapa kali check point yang harus dilalui. Ya, hal ini dilakukan untuk pengamanan lokasi perbatasan, apalagi disini juga tempat paling lumrah untuk perdagangan opium serta pintu bagi tenaga kerja ilegal bahkan imigran ilegal.

Lantas apa yang menjadi patokan penanda pembatas ketiga negara? Ternyata pertemuan antara aliran Sungau Mekong dan Sungai Ruak lah yang menjadi titik pemisahnya. Lebih jelasnya bisa dilihat di peta berikut ini.



Tugu penanda perbatasan juga bisa ditemukan di sisi negera Thailand tepat di tepi sungai. Rasanya wajib untuk mengabadikan foto di lokasi ini karena dari sinilah kalian bisa melihat daratan Thailand, Myanmar, dan Laos secara bersamaan di satu waktu.


Tugu Golden Triangle (sisi kanan) image by garciacordero/flickr.com

Objek menarik lainnya yang bisa dikunjungi ialah sebuah kuil yang juga disisi daratan Thailand. Kuil ini terbilang unik karena bentuknya menyerupai perahu yang tengah bersandar di tepi Sungai Mekong dengan bagian depan perahu berbentuk naga. Kuil ini didominasi warna merah dan biru. Diatasnya juga terdapat sebuah patung Buddha raksasa setinggi sekitar 46 meter berwarna emas. Patung Buddha ini bahkan bisa dilihat dari ketiga negara. Dari sisi daratan kuil ini jugalah kalian bisa melihat daratan Myanmar dan Laos di seberang sungai.


Kuil dan Patung Buddha di Golden Triangle sisi Thailand via thenational.ae

Menariknya lagi, kita tidak hanya sekedar bisa melihat. Wisawatan bisa naik perahu dengan membayar 200 Bath menyebrang menuju Desa Donsao yang berada di wilayah negara Laos. Tak perlu juga melalui check imigrasi, cukup membayar 20 Bath maka kita bisa mendapat seperti kertas bukti bahwa kita pernah berkunjung kesana. Tentunya hanya sebatas itu, tidak bisa jauh masuk ke bagian lain jika tanpa melalui imigrasi. Namun di desa Donsao itu juga ada pasar tradisional yang bisa dikunjungi sembari bisa juga membeli buah tangan khas Laos.


2. Hotel diantara Prancis dan Swiss

Beberapa waktu belakang tengah populer sebuah hotel yang berada persis di garis perbatasan negara. Itulah Hotel Arbez Franco-Suisse, seperti namanya hotel ini setengah bagiannya di negara Prancis dan bagian lainnya masuk dalam wilayah negara Swiss.


Hotel Franco-Suisse via arbezie.com

Bangunan ini dibangun sekitar tahun 1860an oleh seorang pengusaha yang sengaja hendak membangun Bar diperbatasan negara. Saat masa pembangunan juga tengah berlangsung perundingan antara Prancis dan Swiss terkait batas negara. Awalnya bangunan ini hanya masuk dalam wilayah Prancis saja, tetapi setelah perjanjian antara Prancis dan Swiss untuk mengubah batas negara ditahun 1862 selesai, barulah bangunan ini akhirnya masuk dalam dua bagian negara. Bagian Bar masuk dalam tanah Perancis, sedangkan Toko nya masuk dalam wilayah Swiss.


Bar Hotel via vitalmag.eu

Perubahan fungsi dari Bar menjadi Hotel terjadi tahun 1921 setelah adanya pergantian kepemilikan. Garis perbatasan kini membagi bagian ruang hotel dimana lantai pertama masuk dalam wilayah Prancis sedangkan kamar hotel di lantai keduanya masuk dalam wilayah Swiss. Dengan begitu juga, ada beberapa kamar yang akhirnya berada di antara kedua negara tersebut selain ada juga kamar dan kamar mandinya yang berada di dua negara berbeda.


Salah satu kamar hotel via dailystar.co.uk

Nampak arsitektur bangunan nya dari luar sangat khas dengan kebanyakan bangunan di Eropa dan ketika memasuki bagian dalamnya maka interiornya nampak sangat menarik dengan dominasi bahan kayu. Nuansa sederhana nan hangat sangat kuat dirasa di bagian kamar-kamar hotel. Begitupun di bagian barnya dimana nuansa sederhana namun tetap tampil klasik khas daratan eropa akan begitu kuat menjadi atmosfernya.

Berada dikisaran harga 80 Euro, Hotel yang berada di Kota La Cure, Les Rousses, Prancis ini bisa ditempuh sekitar 45 menit dari Jenewa, Swiss. Oh iya karena berada di dua negara, maka alamat hotel inipun ada dua.


3. Air Terjun Iguazu : Brazil dan Argentina

Jika tidak berlebihan, rasanya layak disebut bahwa perbatasan negara satu ini adalah yang paling menakjubkan di dunia. Bagaimana tidak, bukan hanya sekedar pembatas massif, sungai, atau jalan, tetapi pemisah antara dua negara ini ialah berupa air terjun. Keindahan dan mempesonanya air terjun ini juga berhasil menjadikannya sebagai salah satu dari 7 keajaiban alam dunia yang tahun 2011 lalu diadakan.


Pemandangan Iguazu dari salah satu sudut via traveldigg.com

Bernama Iguazu seperti nama sungai tempat alirannya, air terjun ini berbentuk melingkar setengah lingkaran dengan total panjang sekitar 2,7 km. Dengan panjang ini, Iguazu menjadi air terjun di Brazil dan juga bahkan masuk dalam jajaran yang terbesar di dunia. Tingginya saja melebihi Air Terjun Niagara yang hanya sekitar 51 m, karena Iguzau justru bisa mencapai ketinggian 82 meter.

Di sisi negara Brazil, air terjun ini berlokasi di negara bagian Parana (20%) sedangkan di sisi Argentina masuk dalam wilayah Provinsi Misiones (80%). Jika dilihat, air terjun ini seolah membagi sungai menjadi area atas dan area bawah seperti air terjun pada umumnya tetapi karena memiliki dimensi raksasa, maka pemandangan ini akan membius pengunjungnya.


Sisi lain tampak udara via travelmint.com

Tidak hanya satu undakan, setidaknya ada 275 buah air terjun kecil yang menghiasi keseluruhan air terjun. Pesona alam menakjubkan satu ini juga bisa dirasakan dengan senasi yang berbeda dari setiap sudutnya karena memang terlalu besar sehingga satu sisi dan sisi lain akan memberikan pandangan yang berbeda. Apalagi karena jelas berada di dua negara, maka dari keduanya memiliki pemandanganya masing-masing.

Bagaimana untuk bisa sampai ke air terjun raksasa ini? Karena sudah menjadi objek wisata populer maka sudah tentu tidak sulit menemukan cara mencapainya. Kebanyakan wisatawan datang dari sisi Argentina. Kalian bisa menggunakan kereta bernama ecologis rainforest dari berbagai kota yang dilalui. Jika dari Kota Posadas, ibukota Provinsi Misiones, perjalanan darat bisa ditempuh selama sekitar 4,5 jam.

Seusai menaiki kereta, maka perjalanan masih harus dilanjutkan dengan berjalan sejauh sekitar 600 meter dan melalui jembatan besi dan tiba di daerah bernama Garganto del Diablo. Disanalah kalian sudah mulai bisa memilih spot untuk melihat air terjun ini termasuk bisa juga menggunakan speedboat dari Taman Nasional Iguazu agar bisa merasakan langsung mengarungi sungai dan berdekatan dengan percikan air terjun. Speedboat ini sendiri bisa menampung hingga 20 orang dan wisatawan akan diajak berkeliling termasuk mendekati langsung bawah air terjun yang aman untuk dilalui.

Berbudget lebih? Tak ada salahnya menyewa helikopter. Dengan tarif sekitar 180 real Brazil, kalian akan diajak berkeliling sekitar setengah jam untuk melihat pemandangan menakjubkan dari Iguazu dan lanskap sekitarnya langsung dari udara. Tak hanya diajak mengudara, harga ini juga sudah termasuk dokumentasi wisatawan selama berwisata yang akan diberikan dalam sekeping DVD.

Bagaiman jika dari Brazil? Kalian bisa langsung saja menuju Kota Curitiba, ibukota Parana. Namun dari kota ini, perjalanan masih harus ditempuh selama 8 jam lagi untuk menuju air terjun Iguazu ini. Hal inilah mungkin yang membiuat kebanyakan turis datang melalui Argentina selain juga memang ada faktor-faktor lain. Tetapi kalian bisa juga ikut dalam paket wisata yang banyak tersedia baik dari Kota Brasil maupun dari Rio de Janeiro misalnya.

SUMBER