Perjalanan ke Argopuro kali ini adalah untuk "membayar hutang" karena kegagalan untuk mencapai Puncak Rengganis 3 tahun yang silam. Perencanaan awal dengan membuka ajakan di Kaskus maupun di FB IUB. Dari beberapa orang yang menghubungi saia akhirnya hanya satu orang yang benar-benar ikut yaitu Fakhri. Akhirnya meski hanya berhubungan via WhatsApp, saia ketemu dengan Fakhri di terminal Purabaya di Surabaya pada tanggal 10 Desember.
Berikut catatan perjalanan perjalanan kami.


Perjalanan dimulai dari Stasiun Pasar Senen dengan naik KA Kertajaya yang berangkat pukul 14.00. Kondisi di stasiun cukup ramai mengingat akan tingginya antusiasme orang akan liburan panjang. Tapi di KA Kertajaya saia melihat tidak terlalu banyak pendaki yang naik, kemungkinan untuk KA Matarmaja yang akan banyak pendaki. Karena tidak terlalu banyak pendaki, tas saia juga tidak digeledah seperti yang santer terdengar diberita karena banyak yang bawa bahan bakar.



Pukul 01.30 saia tiba di Stasiun Pasar Turi, tak lama kemudian saia menaiki angkot malam arah terminal Purabaya dan sampai terminal pukul 02.00. Disinilah awal pertama ketemu Fakhri, dia juga rupanya mau melakukan pendakian dengan gaya "enteng" yang klop dengan rencana saia naik kali ini. Pukul 03.00 kami harus naik bus arah Probolinggo karena bus terakhir arah Situbondo (Akas) rupanya terakhir jam 01.30. Kami memilih naik bus Patas AC yang ternyata didalam kursi duduknya mudah lepas ketika supir gas-rem . Sekitar pukul 04.30 kami tiba di Terminal Probolinggo. Rupanya bus paling pagi arah Situbondo dari Probolinggo (Akas) paling pagi adalah jam 05.00, kami masuk bus sambil manyun nunggu keberangkatan. Bus ini non AC jadi dengan udara pagi masih cukup nyaman sepanjang perjalanan, saia sulit membayangkan bila perjalanan siang hari dimana matahari cukup terik . Kami sampai di Alun-Alun Besuki pukul 07.00. Tak ambil lama, kami langsung naik ojek ke Baderan yang memakan perjalanan naik motor sekitar 1 jam. Sesampai di Pos Baderan, kami langsung mengurus SIMAKSI dengan menyerahkan KTP asli untuk discan, 1 buah meterai untuk tanda tangan surat pernyataan, biaya pendakian 3 hari akhir pekan/libur dan 1 hari biasa sebesar 110rb perorang (3x30rb + 1x20rb yaitu totalnya 4 hari pendakian) dan biaya administrasi 10rb. Kami ditawari untuk naik ojek saja sampai ujung makadam karena dapat menghemat waktu pendakian. Kami melihat buku tamu dan melihat ada pendaki yang naik H-1 dan hari H sejumlah 5 orang asal Bekasi. Selepas SIMAKSI selesai, kami sarapan dan bungkus nasi dulu sambil menunggu tukang ojek yang mengantar tim yang sudah berangkat duluan.



09.00 - 09.20 : Ojek Pos Baderan - Ujung Makadam
Jalur awal naik ojek sebetulnya adalah aspal, tapi mendekati 5 menitan jalan jalur jadi makadam dengan bagian kiri adalah kebun warga. Bagian kanan jalur adalah jurang yang cukup seram apabila tukang ojek salah kendali maka kami bisa nyemplung. Dikarenakan sehari sebelumnya terjadi hujan, dipagi itu jalur jadi agak licin dibagian makadam yang terkupas dan tinggal tanah liat saja. Beberapa kali saia harus mendorong sepeda motor karena jalur yang cukup licin dan beberapa kali oleng hampir jatuh namun karena tukang ojeknya keren maka semua dilalui dengan aman meski hati agak dag-dig-dug

09.20 - 11.30 : Ujung Makadam - Mata Air 1
Perjalanan awal dari ujung makadam masih melintasi kawasan ladang dengan jalur yang kurang menarik karena bagian tengah jalur kebanyakan sudah cekung karena tapak sepeda motor. Sepanjang jalan ini cuaca kurang cerah dan hawa-hawa akan hujan terasa sekali. Perjalanan akhirnya memasuki pintu hutan, dari sini mulai terasa bahwa Argopuro dengan tanaman dan binatang-binatangnya yang berbeda dengan gunung lain karena tanaman nampak cukup rimbun dan suara burung yang banyak dan terkadang nampak monyet bergelantungan dipepohonan. Ketika sampai Mata Air 1, kami memutuskan untuk istirahat sejenak. Di pos ini bisa diisi sekitar 8 tenda. Fakhri isi air di mata air sedangkan saia makan siang dengan bekal yang dibawa dari warung Baderan. Setelah kenyang dan ngobrol-ngobrol sebentar kami memutuskan untuk jalan lagi supaya bisa sampai Cikasur dihari itu sebelum gelap.



12.00 - 13.30 : Mata Air 1 - Mata Air 2
Antara Mata Air 1 dan 2 hutan belantara mulai berubah silih berganti dengan hutan cemara dan ilalang. Perjalanan dengan tanjakan dan terkadang turunan ini membuat saia sendiri cukup bosan. Saking bosannya saia sering menganggap didepan sudah Mata Air 2 padahal nyatanya masih jauh Setelah bosan jalan akhirnya sampai juga di Mata Air 2, disini ada lokasi untuk sekitar 4 tenda dengan kondisi tanah miring. kami memutuskan untuk istirahat sambil menimbang apakah akan camp disini atau lanjut lagi mengingat sepanjang jalan tadi muncul gerimis tipis yang berselingan dengan kondisi berkabut. Akhirnya kami cuma istirahat sekitar 15 menit dan memutuskan untuk lanjut supaya sampai Cikasur sore itu.



13.45 - 14.37 : Mata Air 2- Alun-Alun Kecil
Setelah kami melewati daerah Mata Air 2 yang banyak cemara, vegetasi berubah jadi hutan belantara khas hujan tropis. Perjalanan relatif datar sampai terlihat savana luas yang merupakan Alun-Alun Kecil. Setelah datar cukup lama kami bertemu 2 orang wakamsi yang membawa peralatan pertanian entah mereka darimana. Kemudian ada turunan dari punggungan tadi kearah Alun-Alun Kecil. Kami sempat istirahat sebentar disini untuk ambil nafas.



14.40 - 15.42 : Alun-Alun Kecil - Alun-Alun Besar
Perjalanan ini yang saia ingat dari perjalanan 3 tahun yang lalu karena harus ketemu tanjakan dan mengelilingi Gn. Jambangan. Awal perjalanan adalah tanjakan yang cukup lumayan bikin capek, namun sekitar 30 menitan jalur jadi relatif landai melipir Gn. Jambangan dan didominasi vegetasi cemara. Setelah itu kami sampai di Alun-Alun Besar yang merupakan savana yang cukup luas. Disini kami istirahat sambil nyemil jajan.



15.52 - 17.00 : Alun-Alun Besar - Cikasur
Setelah cukup jajan, kami berangkat lagi. Awalnya trek berupa savana datar lalu masuk hutan cemara yang terkadang turun lembahan dimana mulai banyak tanaman jancukan. Hal ini terulang beberapa kali sampai saia bosan kapan sih sampai Cikasurnya . Setelah bosan dan terlihat lembahan Sungai Qolbu maka Fakhri saia biarkan untuk duluan karena saia mau mengecek bangunan rusak sebelum sungai yang sudah relatif rusak kondisinya. Setelah puas mengecek bangunan tadi lalu saia akhirnya sampai sungai juga. Sungainya cukup jernih dan banyak selada air. Disini kami bertemu tim yang 5 orang yang berangkat duluan dari kami. Ketika saia menyeberang sungai, tangan kanan saia tak sengaja menyentuh tanaman laknat jancukan yang akhirnya bikin rasa panas dan bentol-bentol ditelapak tangan. Saia masih sempatkan menyabut bulu-bulu racun yang menempel ditelapak tangan saia sebelum menuntaskan menyeberang sungai . Setelah menyeberang sungai dan sebelum nanjak untuk sampai tempat camp maka saia sempatkan minum sebanyak-banyaknya dari air sungai dan juga isi air bersih guna untuk masak esok hari. Tak lama saia mendirikan tenda dan ganti pakaian karena sudah lumayan dingin. Setelah makan kabut turun dan sedikit gerimis akhirnya sekitar jam 19.00 saiapun tidur supaya besok bisa segar dan rencana jalan pagi di Cikasur.