Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Ekonomi global stagnan, pertumbuhan ekonomi direvisi


Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

Jika sebelumnya proyeksi pertumbuhan berada di kisaran 5,1-5,2 persen, kini proyeksi itu diturunkan 0,1 persen menjadi 5-5,1 persen.

Ada dua alasan yang membuat mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu merevisi proyeksi ini.

Pertama, dari sisi konsumsi pemerintah yang masing-masing diperkirakan hanya mampu menyumbang 4,8 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh penyesuaian anggaran yang dilakukannya terhadap sejumlah Kementerian dan Lembaga (K/L) beberapa waktu lalu.

Sementara kedua, kinerja ekspor dan impor yang relatif masih dalam tren negatif, dengan proyeksi masing-masing sebesar -1,4 persen dan -2,5 persen.

Kondisi ekonomi Tiongkok, kata menteri yang akrab dipanggil Ani ini, juga memilki implikasi yang berpotensi memengaruhi kinerja perdagangan Indonesia.

"Komoditas dengan Tiongkok mengalami penyesuaian, maka akan stagnan di bawah. Ini yang harus diperhatikan, meski pun Indonesia saat ini melakukan diversifikasi, tapi komoditas masih dominan," jelasnya dalam Viva.co.

Dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB), lanjut Ani, diproyeksikan mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 5,6 persen. Angka ini meningkat, dari kontribusi PMTB pada semester I-2016 yang mencapai 5,3 persen.

Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 ini adalah yang keempat kalinya dilakukan pemerintah. Tiga di antaranya dilakukan oleh Bank Indonesia.

Awalnya bank sentral memproyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4-5,6 persen. Kemudian dipangkas di kisaran 5,0-5,4 persen, dan terakhir dipangkas kembali ke kisaran 4,9-5,3 persen.

Selain proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam APBN-P 2016, Ani juga memangkas proyeksi untuk RAPBN 2017. Ani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam empat tahun ke depan masih berada di kisaran 5,2 persen.

"Untuk 2017, walaupun nota keuangan 5,3 persen, saya revisi perkiraan 0,1 persen menjadi 5,2 persen," ujar Ani dalam rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR, Kamis (1/9/2016).

Dalam perinciannya, Sri Mulyani menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga 5,1 persen, konsumsi pemerintah 4,8 persen dan PMTB sebesar 6,1 persen. Ekspor dan impor diproyeksi akan positif dengan masing-masing 0,4 persen dan 0,8 persen.

"Sedikit di atas 0, namun sebenarnya karena di atas based saja," imbuhnya.

Sebelumnya, dalam rapat kerja Pemerintah, Bank Indonesia, Bappenas bersama Komisi XI Kamis lalu, Ani menyatakan ketidakyakinanya jika ekonomi Indonesia akan bisa tumbuh 5,3 persen di 2017.

Namun, kala itu pihak Banggar bersikeras mengharuskan Pemerintah menaruh angka yang optimis sehingga disepakati target pertumbuhan ekonomi 2016 pada angka 5,2 persen, setelah sebelumnya dalam rapat kerja Pemerintah bersama Komisi XI disepakati pada angka yang moderat 5,1 persen.

Pemerintah belum menyampaikan usulan revisi ini pada tingkat pembahasan Banggar DPR dan baru akan dibahas mengenai asumsi dasar pada minggu depan.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede mengatakan dalam Republika, salah satu faktor utama di balik pemangkasan proyeksi ini adalah ketatnya kebijakan fiskal yang ditandai dengan pemangkasan belanja pemerintah pusat.

Langkah ini berpotensi menghambat investasi publik dari pencairan anggaran pemerintah.

Josua juga menilai dampak pengampunan pajak, khususnya dari repatriasi aset, belum akan terlihat pada tahun ini. Sehingga investasi secara keseluruhan, terutama investasi pada sektor riil yang memiliki daya dongkrak lebih besar pada pertumbuhan ekonomi, juga belum akan signifikan.

Dari sisi spasial, ekonomi indonesia masih akan didominasi oleh perekonomian pulau jawa yang menjadi pusat industri manufaktur.

Sementara pulau Sumatra dan Kalimantan yang masih mengandalkan komoditas alam seperti gas alam, minyak bumi, CPO, dan batubara diperkirakan masih akan cenderung stagnan seiring dengan belum ada sinyal peningkatan harga komoditas global.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...onomi-direvisi

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread733Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.