Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • 7 Kesalahan Menulis CV Yang Paling Sering Membuat Lamaran Kerja Kamu Ditolak

isoliwetAvatar border
TS
isoliwet
7 Kesalahan Menulis CV Yang Paling Sering Membuat Lamaran Kerja Kamu Ditolak


Kebanyakan pelamar kerja selalu sibuk mempersiapkan untuk wawancara. Namun, sebenarnya kita hanya bisa maju ke wawancara setelah lolos seleksi administrasi.

Yup! Banyak pelamar kerja yang sibuk mempersiapkan diri untuk wawancara namun menulis CV secara asal-asalan, atau hanya mengambil contoh CV dari internet dan mengubah seadanya. Ini adalah kesalahan besar karena setiap pekerjaan membutuhkan kualifikasi yang berbeda. CV yang sama dan diambil dari internet tidak akan membantu kamu lolos ke babak wawancara.
Lalu, sudah berapa kali kamu mengajukan CV tahun ini? Dan berapa kali CV tersebut mengantarkanmu ke meja wawancara?

Jika kamu sudah melamar kesana kemari tapi hanya beberapa kali dipanggil ke meja wawancara, atau bahkan tidak sama sekali, ada kemungkinan kamu melakukan salah satu, beberapa, atau bahkan semua kesalahan ini.
Tapi sebelum kamu membaca lebih jauh satu hal yang harus kamu pahami adalah contoh CV ini hanya berbentuk riwayat pekerjaan saja dan belum termasuk surat lamaran. CV yang baik sebaiknya dikirim bersama surat lamaran, atau jika dikirim lewat email maka dapat disertai surat pengantar yang ditulis di badan email. Namun untuk saat ini, kita hanya fokus ke CV saja dan tidak ke surat lamaran.


Berikut adalah daftar lengkap kesalahan yang membuat lamaran kamu ditolak dan cara menghindarinya

1. Gagal paham bahwa CV adalah percakapan antara kamu dan perusahaan, hanya bentuknya saja yang tertulis
Karenanya, banyak yang membuat kesalahan dengan menulis CV 'pendiam'

Ibarat percakapan, CV jenis 'pendiam' ini seperti tidak bicara apapun. Hampir tidak ada informasi yang bisa diambil dari CV ini. Dimana kamu sekolah SD, TK dimana, mata kuliah apa yang diambil... tidak ada yang peduli dengan itu. Yang dipedulikan oleh calon bosmu adalah apakah kamu bisa melakukan pekerjaan yang kamu lamar. CV jenis ini gagal melakukannya.
Tapi jangan sampai kamu malah membuat CV 'berisik'

Ini baru satu paragraf loh, biasanya CV 'berisik' ini bisa mencapai beberapa halaman, dan semuanya ditulis seperti ini. Ibarat percakapan, CV ini bicara terlalu banyak omong dan tidak memberi kesempatan lawan bicaranya untuk mencerna pembicaraan yang terjadi. Kamu mungkin berpikir, "cuma 3 halaman kok, gak sampe 5 menit bacanya" tapi yang harus disadari adalah CV yang harus dibaca oleh perekrut jumlahnya bisa mencapai ratusan. Bayangkan jika kamu jadi dia, akan kamu baca semua? Tentu tidak. Mungkin ada beberapa informasi penting di CV kamu ini, tapi karena akhirnya tidak dibaca oleh perekrut, akhirnya poin tersebut tidak tersampaikan.

Lalu yang benar gimana?
Sebaiknya CV yang kamu tulis dibuat informatif tapi tidak terlalu panjang dan banyak. Yang perlu kamu lakukan adalah menuliskan kemampuan dan pengalaman yang kamu miliki dan dapat digunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang kamu lamar. Informasi lain yang tidak relevan tidak perlu dimasukkan, karena justru menghalangi perekrut untuk melihat informasi yang lebih penting.

2. Terlalu banyak informasi tidak penting dan tidak relevan yang dimasukkan
Seperti sudah dibahas sebelumnya, informasi seperti dimana kamu sekolah SD, SMA, atau mata kuliah yang diambil tidak perlu dicantumkan di CV. Ada ratusan orang yang juga bersekolah di tempat yang sama, lalu kenapa perekrut harus memilih kamu?

Lalu, informasi yang penting dan relevan itu seperti apa?
Relevan itu artinya berhubungan dengan posisi yang kamu lamar. Misalnya, jika kamu melamar untuk jadi guru bahasa Inggris di pusat pembelajaran, informasi yang relevan dapat berupa kamu pernah magang praktik mengajar di sekolah, klub belajar yang kamu ikuti, atau pengalaman mengajar di tempat kursus lainnya.
Untuk yang melamar sebagai jurnalis, kamu bisa menjelaskan tulisanmu pernah dimuat dimana, atau jika kamu aktif menulis di blog bisa dijelaskan juga tentang blog itu.

3. Menulis satu CV untuk semua posisi

Kalau kamu baca poin nomor 2 tadi, harusnya sudah jelas mengapa satu CV tidak bisa dipakai untuk semua posisi. CV yang ditulis untuk melamar sebagai guru tentu berbeda dengan CV yang ditulis untuk menjadi programmer. Persyaratannya berbeda, kualifikasi yang dibutuhkan berbeda, tentu saja informasi yang kamu berikan harus berbeda. Kemampuanmu membuat kopi yang enak hanya berguna jika kamu melamar sebagai barista, tapi tidak berguna jika kamu melamar sebagai akuntan.
Bagaimana jika posisinya sama tapi di instansi yang berbeda, misalnya guru di tempat kursus A dan B?

Walaupun kadang-kadang kamu bisa gunakan satu CV untuk dua instansi yang berbeda, sebaiknya kamu tetap menyesuaikannya lagi. Walaupun sama-sama guru, kualifikasi yang dicari belum tentu sama. Misalnya tempat kursus A mencari guru yang berpengalaman dengan anak-anak kecil karena posisi yang dibutuhkan adalah guru untuk kelas awal, sementara kursus B mencari guru yang terbiasa dengan siswa yang lebih dewasa. Kesalahan yang paling fatal dalam menggunakan CV yang sama untuk berbagai instansi adalah kamu bisa lupa mengganti instansi yang kamu tuju di CV-mu. Bayangkan jika kamu mengirimkan CV untuk PT. Kura-kura Ninja tapi yang tertulis malah PT. Kucing Belang Tiga. #LangsungLempar

4. Terlalu fokus pada posisi, bukan prestasi

Oke, jangan salah kaprah dulu. Yang dimaksud posisi disini bukan posisi yang dilamar, tapi posisi kerja kamu sebelumnya atau kegiatan yang pernah kamu ikuti selama di kampus atau di sekolah dulu. Kebanyakan orang akan berfokus hanya pada posisi, misalnya dengan menulis pengalaman sebagai Ketua Osis, Ketua BEM, atau Sales Officer. Tapi pertanyaannya, kamu ngapain aja selama jadi Ketua Osis? Program apa yang dibuat? Berhasil kah?
Karenanya, jangan menulis posisi saja, tapi sertakan prestasi yang diraih selama menjabat posisi tersebut. Pastikan juga prestasi ini terukur dengan angka. Contohnya: Sebagai ketua Osis, berhasil mendatangkan 2.000 penonton dalam konser amal yang diselenggarakan sekolah. Sebagai Sales Officer di perusahaan ABC, berhasil meningkatkan penjualan hingga mencapai 30% lebih tinggi dibanding target pada tahun 2015.

5. Informasi sih bagus, tapi formatnya asal-asalan
Misalnya menggunakan huruf seperti undangan ini

Cukup gunakan huruf yang umum seperti Times New Roman atau Arial dengan ukuran huruf 10-12 dan tidak lebih kecil dari itu. Huruf lain dapat membuat pembaca sakit mata, apalagi jika hurufnya kecil.
Atau CV yang diwarna-warnai

Dan foto andalanmu yang sudah tiga tahun jadi foto profil di Facebook itu

emoticon-Wkwkwkemoticon-Wakaka
Secara umum, masukkan foto hanya jika dipersyaratkan oleh perekrut. Jika tidak diminta dalam persyaratan, tidak perlu gunakan foto. Jika memang harus menggunakan foto, pastikan fotomu terlihat profesional. Tidak peduli seberapapun kamu menyukai foto Facebook-mu, menggunakannya dalam CV adalah kesalahan fatal. Satu-satunya pengecualian adalah ketika kamu melamar sebagai model atau posisi lain di industri fashion yang memang membutuhkan foto seperti ini.

6. Melakukan kesalahan konyol, terutama untuk CV yang dikirim online
Misalnya menggunakan alamat email yang tidak profesional, kekanak-kanakan, bahkan cabul untuk mengirim CV

Pada saat kamu mengirim CV lewat email, pastikan alamat emailmu tidak memberi kesan kurang profesional. Alamat email seperti cowoqngetzz17@gmail.com atau tiwiktantik1995@yahoo.com sebaiknya tidak digunakan. Jika namamu Susi Susanti misalnya, susisusanti@gmail.com adalah alamat email yang paling aman. Jika alamat email tersebut sudah dimiliki orang lain, gunakan nama belakang di depan misalnya susantisusi@gmail.com atau susantis@gmail.com.


Walaupun tadi dijelaskan bahwa CV harus disesuaikan dengan posisi yang dilamar tapi hal yang tidak kalah penting adalah memastikan file-nya dinamai dengan benar. Pada saat mengedit dokumen, kita cenderung memberi nama seperti draft 1, draft complete, CV 1, CV final dan sebagainya. Pastikan pada saat akan dikirim, nama file-nya dibuat seprofesional mungkin. Nama yang paling aman adalah namamu diikuti CV dibelakangnya seperti Susi Susanti CV.doc.

7. Berbohong

Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, informasi yang ditulis harus relevan dengan posisi yang dilamar. Pertanyaannya, bagaimana jika kamu tidak punya pengalaman yang relevan? Apa yang harus ditulis?
Salah satu solusi yang bisa diambil adalah menuliskan pengalaman lain yang walaupun tidak sama persis dengan posisi yang dilamar tapi cukup membantu dalam melakukan pekerjaan itu nantinya. Misalnya jika kamu melamar sebagai guru tapi belum punya pengalaman mengajar secara formal, tapi pernah menjadi relawan di panti asuhan, kamu bisa jelaskan pengalamanmu sebagai relawan dan membantu mendidik anak panti ini di CV.
Yang jelas, jangan berbohong dengan menuliskan sesuatu yang tidak pernah kamu lakukan. Walaupun mungkin ini bisa mengantarkan kamu ke wawancara, pada saat wawancara mereka akan mengetahuinya. Kenapa? Karena mereka sudah melakukan pekerjaan tersebut bertahun-tahun. Mereka paham mana orang yang benar-benar pernah melakukan dan mana yang mengada-ngada.

Oke, setelah kamu memahami 7 kesalahan ini, inilah contoh CV yang dapat kamu gunakan sebagai acuan
CV ini ditulis dengan asumsi pelamar baru lulus sarjana dengan beberapa pengalaman kerja paruh waktu, pengalaman magang dan kegiatan kampus. Untuk menulis CV-mu nanti, kamu dapat sesuaikan berdasarkan kebutuhanmu.


Selamat mencoba emoticon-Smilie



SUMBER

isoliwet dengan senang hati menerima emoticon-Cendol (S)emoticon-Cendol (S) emoticon-Cendol (S)
0
9.5K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.