Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Ratusan makam fiktif di Jakarta, hanya gundukan tanah tanpa jenazah

Pekerja merapihkan makam-makam di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta, Selasa (26/7/2016).
Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta menemukan adanya 200 lebih makam fiktif di Taman Pemakaman Umum (TPU) di Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Di makam palsu itu hanya terdapat gundukan tanah dan batu nisan, tanpa jenazah di dalamnya.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Djafar Muchlisin mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan pada TPU yang berada pada tiga wilayah, yaitu di Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat.

"Dan dari hasil pengecekan diduga TPU Tegal Alur di Jakarta Barat yang paling banyak makam fiktif, yaitu sebanyak 160 makam. Sisanya, TPU di Jakarta Timur dan Pusat," ujar Djafar dikutip Berita Jakarta, Selasa (26/7/2016).

Makam di DKI Jakarta tidak boleh dipesan oleh orang yang masih hidup untuk digunakan saat dia meninggal. Aturan tersebut tercantum pada Pasal 37 Perda Nomor 3 Tahun 2007 tentang pemakaman, yakni makam hanya diperuntukan bagi jenazah atau kerangka dan tidak diperbolehkan untuk pesanan persediaan bagi orang yang belum meninggal dunia.

Dilansir laman Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, lahan pemakaman baru dipesan setelah adanya surat keterangan kematian. Warga pun hanya cukup membayar retribusi paling besar Rp100 ribu. Masyarakat juga bisa mengakses informasi mengenai jumlah ketersediaan makam melalui situs Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.

Dinas Pemakaman, kata Djafar, masih berupaya melakukan penyelidikan dan menyiapkan bentuk penindakan terhadap TPU yang dicurigai terkait tindakan pemalsuan makam. Ia menjelaskan, penertiban telah dilakukan dengan membongkar 32 petak makam yang tersebar terutama di wilayah Jakarta Pusat.

Dikutip Warta Kota, Djafar mengatakan di TPU Karet Bivak banyak ditemukan makam fiktif dengan modus anggota keluarga yang bersangkutan memesan dua makam di mana satu makam menggunakan nama asli dan makam lainnya nama palsu.

"Permainan ini dilakukan para oknum petugas pemakaman, yang selama ini dapat berlangsung leluasa. Mereka memanfaatkan kelemahan instansi dalam hal pengawasan," ucapnya.

Djafar mengatakan makam fiktif di lokasi strategis bisa dihargakan Rp3-7 juta. Ia menambahkan praktik makam palsu sudah berlangsung sejak lama. Bahkan dia menduga praktik makam palsu ini sudah berlangsung puluhan tahun.

Djafar baru menjabat menjadi Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI pada 17 Juni. Ia menggantikan Ratna Diah Kurniati yang dicopot oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Basuki karena sengkarut pemakaman ini.

Basuki mengatakan cukup sulit untuk mengawasi praktik makam fiktif di Jakarta. Menurut Ahok, pengawasan menjadi lebih sulit jika banyak aparat yang menjadi oknum dalam praktik tersebut.

"Memang ini kalau semuanya maling, susah ngawasi makam fiktif. Kalau semuanya, baik kepala dinasnya enggak berani, susah juga," ujar Basuki dikutip Kompas.com, Sabtu (23/7/2016). "Makanya saya cari orang enggak usah terlalu pinter deh, yang penting rajin, berani, dan punya hati saja biar bawahannya enggak berani main."



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-tanpa-jenazah

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
19.3K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread733Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.