dhie008Avatar border
TS
dhie008
Penting Diketahui Para Ortu agar Buah Hati tak Seperti Aria Permana
JAKARTA – Ketua Perhimpunan Pakar Gizi (Pergizi) Pangan Jatim Annis Catur Adi juga menanggapi kondisi Aria Permana, bocah berumur 10 tahun yang bobotnya mencapai 140 kg.

Menurutnya, buah cinta pasangan Ade Somantri, 42, dan Rokayah, 37, warga Karawang, Jabar, itu sudah tergolong obesitas kelas berat.

’’Ini sudah overobesitas, kelas berat,’’ tegasnya.

Menurut dia, sekarang memang banyak anak yang mengalami obesitas. Penyebab utamanya adalah bakat genetis dan kebiasaan konsumsi makanan yang kurang tepat. Saat ini anak mengonsumsi banyak karbohidrat.

Selain nasi, anak ngemil roti, kue, dan kracker. Padahal, kalorinya sangat tinggi. Annis mencontohkan, 250 gram biskuit setara dengan 1 kilogram kentang. ’’Konsumsi makanan olahan sangat masif,’’ jelasnya.

Selain itu, konsumsi air putih sudah bergeser menjadi air berwarna. Kalorinya pun sangat tinggi. Kebiasaan makan makanan enak dengan kandungan lemak juga memicu obesitas pada anak. Yang harus diwaspadai adalah risiko obesitas. Misalnya, munculnya hipertensi, obesitas, dan sindrom metabolis lain.

Karena itu, dia merekomendasikan agar Aria menjalani pemeriksaan. Tujuannya, menganalisis dan memberikan treatment atas keluhan yang dialami. Terutama masalah sulit berjalan. Ada tim dokter anak dan ahli gizi. Dari situ, penyebab obesitas bisa ditentukan.

Mengenai prestasi akademis Aria yang bagus, menurut Catur, hal itu wajar saja. ’’Obesitas tidak akan memengaruhi kecerdasan anak,’’ ujarnya. Aria tetap bisa berprestasi. Dengan kasus itu, Annis menyebut pentingnya kontrol orang tua. ’’Anak gemuk tidak boleh lagi diasumsikan sebagai anak lucu,’’ katanya memperingatkan.

Di sisi lain, spesialis bedah toraks kardiovaskuler RSUD dr Soetomo Prof dr Paul Tahalele SpBTKV menyatakan, keluhan sulit berjalan yang dialami Aria bisa menjadi pertanda masalah jantung. Menurut dia, obesitas memang membebani jantung. Kerja jantung lebih berat.

Tandanya, jantung akan membesar, lalu terasa sesak di dada. Jika dibiarkan, bisa terjadi gagal jantung. ’’Anak kecil beratnya segitu sudah tidak sehat untuk jantung,’’ tegasnya. (yfn/lyn/nir/c5/kim/sam/jpnn)

tkp

Spoiler for aria:


Merdeka.com - Aria Permana (10), anak pasangan Ade Somantri (42) dan Rokayah (37) yang tinggal di Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat, memiliki bobot badan yang tidak lazim layaknya anak seusia.

Jika pada umumnya berat badan anak seusia Aria Permana rata-rata 39 Kilogram, namun berat badan Aria kini mencapai 140 kilogram.

Alhasil jangankan untuk bermain seperti anak seusianya, Aria dalam kesehariannya hanya di rumah sambil menonton televisi. Terkadang dalam posisi duduk sembari menyandar dan tiduran.

"Berat pak, sesak ke dada,"kata Aria, Jumat (27/5).

Dikatakan orang tua Aria, Rokayah, Aria mengalami obesitas sejak usia 8 tahun.

"Iya waktu itu pada usia delapan tahun mulai berubah, Tubuhnya terus menggemuk. Kalau makan mah biasa saja kayak anak-anak lain," kata Rokayah.

Lebih lanjut menurut Rokayah, Aria terlahir secara normal yaitu dengan berat 4 kilogram. Namun pada saat usia balita Aria susah makan. Selain itu Aria juga sempat mengalami kesulitan buang air besar (BAB).

"Waktu itu pada saat susah buang air besar, saya dan suami membawanya ke dokter. Dari dokter juga hanya diberi vitamin," ujar Rokayah.

Akibat obesitas yang dideritanya, selain tidak bisa menikmati masa kecil. Aria juga harus rela meninggalkan bangku sekolah. Lantaran tidak kuasa berjalan seiring dengan bobot badannya yang terus bertambah. Aria berhenti saat naik ke kelas kelas III Sekolah Dasar (SD).

"Jangankan berjalan ke sekolah yang berjarak ratusan meter dari rumah, untuk berjalan 10 meter saja susah," tambah Rokayah.

Rokayah menambahkan, saat masih bersekolah Aria terbilang anak yang pintar bahkan menjadi juara kelas. Namun apadaya, dengan kondisi berat badannya Aria harus merelakan segalanya termasuk pendidikannya.

Beragam cara sudah dilakukan pihak keluarga untuk menurunkan berat badan Aria, termasuk membawa ke rumah sakit. Tetapi hal itu belum berhasil.

"Dua tahun lalu sempat dibawa ke RSHS Bandung, ke poli anak. Tapi masih saja tidak berubah," jelas Rokayah.

Keluarga berharap adanya keajaiban agar berat badan Aria kembali normal. Pasalnya untuk melakukan pengobatan dengan biaya yang mahal Rokayah menyebutkan tidak memiliki biaya. Mengingat suaminya Ade Somantri hanya bekerja sebagai petugas keamanan.

tkp

yang punya anak tolong diperhatikan asupan gizi makanan si anak ya emoticon-Kiss (S)
kasih aktivitas fisik emoticon-Metal
jangan kasih junkfood buat si anak emoticon-Busa
Diubah oleh dhie008 27-05-2016 23:29
0
4.6K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.