Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hamizan77Avatar border
TS
hamizan77
Anehnya Terminal Bis Di Bali
Pernahkah anda menjumpai di sebuah daerah, dimana ada terminal bis Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) khusus keberangkatan, dan ada pula terminal bis khusus kedatangan? Kondisi seperti itu mungkin bisa anda jumpai di terminal bis di Bali. Semenjak beroperasinya Terminal Bis Mengwi di Badung akhir 2012 lalu, terminal bis AKAP di Bali seolah terbelah dua, khusus untuk keberangkatan dan khusus untuk kedatangan.

Sejak dulu, semua penumpang bus AKAP berangkat dan datang di terminal bis Ubung, Denpasar. Seiring perkembangan transportasi dan padatnya jadwal keberangkatan bis, terminal bis Ubung pun dinilai tidak layak lagi untuk menampung bis-bis yang akan berangkat ke luar Bali maupun yang datang ke Bali. Sebagai gantinya, pemerintah akhirnya membangun sebuah terminal megah di kawasan Mengwi, Badung.


Terminal Bis Mengwi, yang kemudian diberikan status kelas A dimaksudkan untuk menggantikan terminal bis Ubung yang turun kasta menjadi kelas B. Sayangnya, maksud pemerintah untuk memindahkan terminal AKAP ini tidak dibarengi dengan pelayanan penunjang yang layak. Perlu diketahui, terminal Mengwi terletak di Kabupaten Badung. Jarak antara terminal Mengwi dengan terminal Ubung pun lumayan jauh, sekitar 45 menit perjalanan jika lalulintas lancar. Padahal, sebagian besar, kalau boleh dibilang hampir semua penumpang AKAP dari dan menuju Bali tujuan akhirnya adalah Denpasar. Hanya ada beberapa PO bis yang bertrayek lanjut ke Mataram. Apalagi, ditambah pelayanan angkutan penunjang yang tidak nyaman dan representative.

Jika harus turun di Mengwi, penumpang harus melanjutkan perjalanannya dengan naik angkot. Sekali jalan, para penumpang harus membayar Rp. 15.000. Sudah begitu, para penumpang pun kadang diperlakukan sangat tidak layak. Dijejal-jejalkan padahal kapasitas angkotnya tidak memenuhi. Atau jika lagi sepi, terpaksa para penumpang harus menunggu sampai penuh, yang mana bisa memakan waktu berjam-jam, tergantung bis AKAP yang datang. Para sopir angkot beralasan hal itu untuk mengejar setoran, karena tidak setiap hari mereka bisa mengangkut penumpang di Mengwi. Layanan taksi pun sama saja. Jika penumpang tidak mengerti harga, bisa-bisa mereka dikelabui oleh para sopir taksi. Saya pun pernah mengalami hal tersebut. Ketika itu, saya ditawari naik taksi, dari Mengwi ke Ubung dengan harga paket (tanpa Argo) senilai Rp. 150.000. Saya mengelak, dan meminta taksi tersebut memasang argo saja. Dan benar, setelah di terminal Ubung, argo taksi hanya menunjukkan harga Rp.80.000 saja!

Ditambah dengan perlakuan petugas dishub yang terkesan memaksa para penumpang untuk turun di terminal Mengwi. Petugas dishub bahkan sampai naik ke dalam bus, dan dengan sikap tak sopan sering meminta penumpang yang ada di bis untuk turun. Kalau tidak ada yang mau turun, sopir dan kernet bis tidak diijinkan untuk melanjutkan perjalanan. Bahkan, jika ada penumpang yang beralasan ingin ikut turun di garasi bis (suatu hal yang lumrah di daerah lain), petugas Dishub tak mengijinkan dan tetap memaksa untuk turun di Mengwi.

Dus, karena layanan yang tidak maksimal dari terminal Mengwi itulah hingga kini banyak penumpang yang memilih untuk turun di terminal Ubung. Sikap ini pun didukung oleh armada bis itu sendiri. Bahkan kadang sopir, kernet dan penumpang seakan bersekongkol untuk bisa mengelabui petugas Dishub yang berjaga di depan pintu masuk terminal Mengwi. Ada yang terang-terangan menyuap untuk bisa diijinkan langsung ke terminal Ubung, ada pula yang minta diakui sebagai saudara dari sang sopir/kernet bis agar tidak usah diturunkan di terminal Mengwi. Atau ada yang main kucing-kucingan, dengan berbelok jalur ke Bedugul sehingga bis mereka tidak perlu mampir ke terminal Mengwi.

Itu cuma gambaran dari segi kedatangan. Sementara hingga saat ini, anehnya, para penumpang bis AKAP masih bisa leluasa berangkat dari Terminal Ubung. Bahkan, PO bis AKAP pun tak mau disuruh mangkal dan menaikkan penumpang di terminal Mengwi. Jadinya, ada dua terminal untuk penumpang bis AKAP. Yakni terminal keberangkatan di Ubung, serta terminal kedatangan bis di Mengwi. Dan akibatnya, terminal Mengwi yang diresmikan pengoperasiannya sejak akhir tahun 2012 itu pun akhirnya menjadi sepi dan tak terawat. Terminal yang dibangun mewah dengan biaya Rp. 114 milyar itu menjadi terlantar dan tak terurus. Bahkan, kini terminal bis itu pun dijadikan tempat penitipan barang bukti laka lantas oleh Polres Badung!

terminal bis di bali
0
12K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.