Lahir, Kecil, Dewasa, Tua, dan Mati. Itulah siklus hidup normal bagi makhluk hidup khususnya manusia. Di dalam fase awal yaitu masa kecil, kita masih bisa dikatakan suci. Kenapa? Karena belum ada pikiran-pikiran dan tindakan negatif yang ada pada diri kita. Misalpun ada, Tuhan masih memaafkan dan menghitungnya sebagai sebuah dosa. Namun ketika kita telah beranjak dewasa dan tua, tidak ada lagi "disepensasi" dari Tuhan. Kita dipersilahkan memilih "apa yang kita mau" dengan segala konsekuensinya. Dan bekal itulah nanti yang akan dibawa mati. Jujur saja saat ini saya melihat makin lama makin banyak perbuatan dari diri kita (yang entah kita sadari atau tidak) itu keliru. Dan perbuatan itu seperti menjadi kebiasaan dan hal yang wajar. Seakan-akan itu adalah sebuah perbuatan yang benar.
Quote:
Mempergunjingkan seseorang dan riya' akan diri sendiri
Pernahkah kita sadari bahwa kita sering memperbincangkan seseorang dan menjatuhkannya di hadapan orang lain. Misalnya, "Itu si A orangnya suka marah, suka manfaatin orang lain ,dsb ........"
Dan obrolan itu pasti berlanjut pada riya dengan contoh, "klo aku enggak gitu orangnya, aku ini .............."
Seberapa banyak kita sering melakukan hal ini? Artinya seberapa sering kita melakukan dosa ini?
Mungkin hal ini sangat perlu kita renungkan dan belajar untuk menghilangkannya, karena saya yakin ada yang sudah menjadi kebiasaan sehingga perlu belajar untuk menghilangkannya.
Quote:
Fanatik yang berlebihan terhadap "sesuatu"
Setiap orang pasti punya sesuatu yang disenangi atau dibela. Namun fanatik yang berlebihan terhadap "sesuatu" tersebut merupakan perbuatan yang salah. Dengan fanatik yang berlebihan ini kita cenderung tidak akan menggunakan hati nurani dan akal sehat. Kita juga pasti akan melakukan segala sesuatu dengan segala cara untuk menyerang pihak yang kontra dengan yang kita bela. Disini saya mencontohkan yang umum yaitu misal fanatik akan sebuah klub bola, parpol, tokoh idola, ras, ataupun daerah.
Lantas apa yang kita dapatkan ketika kita melakukan fanatik yang berlebihan itu? Yang ada kita malah berbuat dosa. Mari kita pikirkan baik-baik.
Terhadap agama, agama adalah sesuatu yang harus kita bela karena ini adalah sebuah keyakinan kita. Asal jangan sampai melakukan sesuatu yang juga dilarang oleh agama kita.
Quote:
Cinta mati terhadap "seseorang"
Perbuatan ini mirip dengan perbuatan nomer dua di atas. Dan ini pasti juga kita lakukan. Saya cuma ingin meluruskan bahwa cinta matilah terhadap Tuhanmubukan terhadap seseorang. Karena jika orang itu pergi, kamu masih akan merasa mempunyai Tuhan. Kebanyakan seseorang hilang kendali, kosong, dan rapuh ketika ditinggal orang yang benar-benar dicintainya atau ibarat nya "cinta mati".
Mencintai seseorang adalah hal yang sangat wajar baik itu orang tua, istri, kekasih, keluarga, atau teman. Agama malah menganjurkan kita saling mencintai dan menyayangi. Namun jangan sampai rasa cinta itu mengalahkan rasa cinta kita terhadap Tuhan. Ingatlah bahwa mereka ada itu karena Tuhan. Kita ada juga karena Tuhan. Segala sesuatu yang ada di dunia ini juga karena Tuhan. Maka selayaknya Tuhanlah yang paling pantas untuk benar-benar kita cintai. Tentu agar kehidupan kita di dunia ini dan di akhirat nantinya menjadi baik.
Quote:
Men"Tuhan"kan harta/materi
Zaman modern seperti saat ini kita berlomba-lomba untuk mencari harta sebanyak-banyaknya. Segala sesuatu dan segala cara dilakukan demi mendapatkan harta. Sampai ada istilah "mencari yang haram aja susah apalagi cari yang halal". Ini sesuatu yang sangat miris. Segala sesuatu diukur dari materi.
Lihatlah diri kita (bagi yang telah bekerja). Seberapa sering kita bekerja sampai selalu pulang larut malam sampai kita tidak sempat menemui keluarga kita? Bahkan saat kita masih sibuk kita melupakan bahkan sampai melalaikan kewajiban ibadah kita? Seberapa sering kita baru mau melakukan sesuatu jika ada imbalan materi?
Artinya kita men"Tuhan"kan harta. Harta mengalahkan segalanya. Yuk mari kita merenung? Artinya dalam diri kita hanya ada harta...harta....dan harta....
Saya tau harta itu penting. Kita tidak bisa hidup jika tidak punya harta. Tapi jangan sampai harta mengalahkan seglanya. Ingatlah bahwa harta itu hanya ada di dunia yang sifatnya hanya sementara. Tidak kita bawa ke alam kedua nanti yang sifatnya abadi.
Quote:
Suka hal yang instant dan tidak sabaran
Suka sesuatu yang cepat dan instant. Artinya tidak mau menunggu dan tidak sabaran. Sifat dan sikap ini jadi kebiasaan kita sehari-hari. Lihatlah ketika kita berkendara. Seberapa sering kita menyerobot/mengambil jalur lain ketika ada kemacetan di jalan? Seberapa sering kita menerabas lampu merah? Atau ketika kita mengurus sesuatu seberapa sering kita "lewat pintu belakang"?
Ingatlah bahwa hal ini bukanlah tindakan yang benar. Dua dosa yang kita hasilkan. Yaitu pertama dosa karena merugikan dan mendzalimi orang lain. Dan kedua dosa karena melakukan perbuatan itu sendiri (yang dilarang oleh agama).
Mungkin itulah sharing saya akan sikap dan perbuatan dalam diri kita yang haru kita ubah. Jujur saya tidak kuat melihat perbuatan dan sikap seperti di atas kita lakukan sehari-hari. Saya sendiri menyadari masih melakukan hal-hal tersebut. Oleh karenanya mari perlahan kita coba eliminir sikap-sikap ini. Kita tidak mau menabung dosa kan? Hidup di dunia yang sementara ini janganlah kita habiskan dengan menabung dosa untuk kehidupan yang abadi nanti.
Saya yakin jika kita tidak melakukan hal-hal di atas atau paling tidak mengeliminir, selain kita tidak mendapat dosa, kehidupan kita akan lebih damai dan indah. Paling tidak kehidupan di Indonesia menjadi lebih indah.
Aamiin