Quote:
Jakarta - Agustus lalu, Go-Jek melakukan rekrutmen pengemudi besar-besaran guna memenuhi kebutuhan konsumen. Sayangnya, hal tersebut malah menerunkan pendapatan para pengemudi.
Menanggapi hal tersebut, CEO Go-Jek Nadien Makarim memakluminya. Sebab menurutnya ini dikarenakan mekanisme pasar.
"Pasti menurun, penghasilan Go-Jek itu pasti naik turun," kata Nadiem.
Dikatakannya, dulu konsumen kesal karena tidak dapat pengemudi. Lalu mereka merekrut banyak pengemudi. Sekarang konsumen senang, tapi penghasilan pengemudi turun.
"Kita kan harus balance," katanya.
Namun demikian, kata Nadiem, bukan berarti pihaknya tidak peduli. Mereka tengah mengerem perekrutan agar tidak kelebihan suplai pengemudi baru.
"Saat ini kami sudah memiliki 150 ribu pengemudi. Sekarang fokus pengaturan yang baru-baru. Bila pun harus merekrut lebih ke ojek pangkalan," ungkap pria berdarah Timur Tengah ini.
Saat ditanya soal penolakan ojek pangkalan sendiri, Nadiem mengatakan terus melakukan mendekatan. Upaya tersebut dirasa berhasil membendung ketidaksukaan terhadap kehadiran ojek online.
"Sekarang sudah sedikit kan spanduk penolakan. Malah ganti ijo-ijo (Go-Jek) sekarang. Setelah mengetahui keuntungan ikut Go-Jek, akhirnya mereka bergabung," ungkapnya.
Lebih lanjut Nadiem mengatakan penolakan tersebut sebenarnya upaya ojek pangkalan agar dapat perioritas untuk masuk Go-Jek.
"Banyak yang mau cepat gabung, jadi mereka pasang spanduk anti Go-Jek," pungkasnya.
http://inet.detik.com/read/2015/10/0...etop-rekrutmen
pantesan banyak yg nongkrong2 di trotoar ,pada bikin pangkalan bayangan