- Beranda
- Berita dan Politik
Segmen Beton untuk Terowongan MRT Mulai Dikirim, Pembangunan Fisik Capai 30 Persen
...
TS
killergodnana
Segmen Beton untuk Terowongan MRT Mulai Dikirim, Pembangunan Fisik Capai 30 Persen
Quote:
KARAWANG, KOMPAS — Pembangunan fisik kereta transportasi massal cepat (mass rapid transportation/MRT) hingga awal September 2015 telah mencapai 30 persen. Produk pracetak segmen beton untuk terowongan bawah tanah MRT atau tunnel segment sudah mulai dikirim dari pabriknya di Karawang, Jawa Barat. Direktur Utama MRT Dono Boestami mengaku optimistis pembangunan MRT fase pertama dapat selesai pada tahun 2018.
Quote:
Pengiriman produk pracetak tunnel segment untuk proyek pembangunan MRT Jakarta dari pabrik PT Wijaya Karya Komponen Beton (Wika Kobe) di Karawang, Jawa Barat, seperti terlihat, Selasa (15/9) siang.
Hal itu disampaikan Dono Boestami di sela-sela pengiriman perdana produk pracetak tunnel segment atau segmen beton untuk proyek pembangunan terowongan MRT di pabrik PT Wijaya Karya Komponen Beton (Wika Kobe) Karawang, Jawa Barat, Selasa (15/9).
Pembangunan fase pertama MRT mulai dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI dengan jalur di bawah tanah dan elevated (di atas). "Target penyelesaian MRT fase pertama pada 2018. Untuk pembebasan lahan, saya kira sudah tidak ada masalah," ujar Dono.
Produk pracetak tunnel segment yang diproduksi Wika Kobe berdiameter 6,05 meter dan panjang 1,5 meter untuk memenuhi kebutuhan pembangunan MRT di tiga segmen, yakni paket 104 dan 105 di Patung Pemuda Membangun dan paket 106 di Bundaran HI.
Direktur Utama PT Wika Kobe Bambang Legowo mengungkapkan, produk yang dikirimkan saat ini masih untuk memenuhi paket 104 dan 105 terlebih dahulu karena untuk pracetak tunnel segment paket 106 baru akan dibuat pada akhir September. "Semua produk diharapkan bisa rampung pada akhir tahun 2016," ujar Bambang.
Tahap pengeboran
Menurut penjelasan MRT Jakarta di publikasi videonya, ketika mesin bor telah selesai mengebor tanah sepanjang 1,2 meter, maka pengeboran dihentikan dan kemudian dimasukkanlah segmen beton tersebut ke lubang hasil pengeboran. Untuk membuat satu lingkaran penuh, dibutuhkan enam segmen beton.
Selama proses, kru dan peralatan aman terhindar dari kejatuhan material karena terlindung oleh bagian luar mesin bor terowongan (tunnel boring machine/TBM). Begitu satu lingkaran segmen beton terpasang, maka mesin TBM akan mengerjakan pengeboran lagi, begitu seterusnya.
Harian Kompas (6/8) telah memberitakan kedatangan mesin bor terowongan yang akan digunakan untuk membuat terowongan MRT. Mesin bor terowongan untuk pengeboran jalur MRT tersebut sudah tiba di lokasi proyek pembangunan di Bundaran Senayan, Jakarta Pusat. Pekerja telah merakit mesin itu dan menyiapkan landasan kerja di bawah Patung Api Nan Tak Kunjung Padam, Senayan.
Awal Agustus lalu, sejumlah pekerja telah memulai memasang baut untuk menyatukan bagian-bagian mesin bor. Pekerja lain menyiapkan landasan kerja di bawah Patung Api Nan Tak Kunjung Padam. Landasan kerja berupa lorong selebar 8 meter. Lorong itu berada di kedalaman 12 meter di bawah tanah. Kabel dan alat-alat berat melintang di bawah tanah.
Dono Boestami mengatakan empat mesin bor yang akan digunakan dibuat di di Jepang. Dua mesin bor berdiameter 6,69 meter dipasang di bawah Patung Api Nan Tak Kunjung Padam. Kemudian pengeboran akan dilakukan dari Senayan hingga Setiabudi, Jakarta Pusat. Sedangkan dua mesin bor lain akan dipasang di Bundaran Hotel Indonesia.
Untuk memudahkan pekerjaan, pekerja memasang dua rel yang akan dipakai untuk perlintasan mesin bor dan lokomotif pengangkut material tanah dan bebatuan. Pekerja juga memasang alat-alat pengendali mesin di dekat perlintasan mesin bor.
Teddy, dari tim kontraktor bangunan Shibuya Obayashi Wika Jaya Konstruksi (SOWJ) menjelaskan, untuk menggerakkan sebuah mesin bor pihaknya membutuhkan listrik berkekuatan 6.600 volt. "Dalam satu hari mesin bisa mengebor tanah sejauh 8 meter," katanya.
MRT dibangun melintas melalui jalur layang sepanjang 9,8 kilometer. Begitu mendekati Patung Api Nan Tak Kunjung Padam, MRT melewati jalur menurun hingga akhirnya masuk jalur bawah tanah sepanjang 5,9 km menuju Bundaran HI. Selain menyiapakan pengeboran, saat ini pekerja juga sedang membangun stasiun bawah tanah.
Sumber
_______________________________
Quote:
WTON suplai tunnel segment buat MRT Rp 190 M
KARAWANG. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) melalui anak usahanya PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA COBE) melakukan pengiriman perdana produk tunnel segment untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Wika Cobe menyuplai produk tunnel segmen untuk proyek MRT tahap pertama yang menghubungkan kawasan Lebak Bulus - Blok M -Bundaran HI.
Bambang Legowo, Direktur Utama Wika Cobe mengatakan nilai kontrak untuk proyek MRT tahap satu mencapai Rp 190 miliar. " Itu untuk paket CP 104 dan CP 105 serta paket CP 106," katanya dalam acara simbolis pengiriman perdana produk tunnel segment di Karawang, Selasa (15/9).
Bambang menjelaskan, pengiriman perdana ini dilakukan untuk pengerjaan MRT bawah tanah Patung Pemuda paket CP 104 dan CP1 105. Produksi tunnel segmen ini untuk dua paket ini telah dimulai sejak Maret lalu.
Sementara produksi tunnel Segment untuk paket CP 106 baru dimulai bulan September ini. Produksi untuk ketiga paket tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2016.
Bambang menambahkan, untuk tunnel segmen untuk pengerjaan MRT bawah tanah paket CP 104 dan CP 105 akan diproduksi sebanyak 3.540 ring. Sementara untuk CP 106 akan diproduksi sebanyak 1.860 ring.
Simbolisasi pengiriman tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami dan Direktur Utama WTON Wilfred Singkali dan Direktur Utama PT Komponindo Betonjaya, Tomonari Kato.
Produk tunnel segment tersebut akan mulai digunakan bersamaan dengan pengoperasian perdana mesin bor bawah tanah proyek MRT yang akan dilakukan presiden.
Wika Cobe memproduksi pracetak tunnel segment dengan diameter 6,05 meter dan panjang 1,5 meter untuk memenuhi kebutuhan tunnel segment pada tiga paket konstruksi bawah tanah proyek MRT.
Bambang mengklaim, Wika Cobe merupakan perusahaan Beton pracetak pertama yang mampu memproduksi tunnel segment sesuai dengan kualifikasi dan standar mutu tinggi yang diisyaratkan konsultan Jepang.
Sementara WTON sendiri juga menyuplai produk beton pracetak lain untuk proyek MRT di antaranya box ginder untuk konstruksi layang paket 101 dan 102. Konstruksi ini akan menghubungkan Lebak Bulus dan Cipete.
Sebagai tambahan, Wika Cobe merupakan perusahaan join venture antara WTON dan perusahaan jepang PT Komponindo Betonjaya (KOBE). WTON memiliki porsi 51% dan 49% sisanya digenggam KOBE.Sumber
_______________________________
Quote:
Wika Kobe Kirim Produk "Tunnel Segment" ke Proyek MRT
Karawang - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) melalui anak usahanya, PT Wika Karya Komponen Beton (Wika Kobe), melakukan pengiriman perdana produk segmen penghubung yang akan digunakan pada proyek MRT (Mass Rapit Transit) di Jakarta. Proyek senilai Rp 190 miliar ini akan digunakan untuk memasok segmen penghubung pada jalur MRT tahap I yang menghubungkan kawasan Lebak Bulus, Blok M hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Direktur Utama MRT, Dono Boestami menuturkan, proyek MRT tahap I sepanjang 16 kilometer (km) hingga akhir Agustus sudah terselesaikan 30% secara fisik baik untuk konstruksi layang (elevated) maupun bawah tanah (underground). Diharapkan tahun 2018 tahap ini sudah selesai konstruksinya. Sementara, tahap II sepanjang 9 km dari Bundaran HI-Kampung Bandan ditargetkan selesai tahun 2020 dan tahap III Cikarang-Balaraja sepanjang 137 km selesai tahun 2025.
"Target tahun ini tahap I rampung 35%. Tidak ada persoalan lahan. Lahan sejak tiga minggu lalu, Gubernur DKI dan Kepala BPN sudah rapat dan dipastikan tidak ada masalah. Kondisi tanah juga sudah diperiksa dan alat sudah disediakan," ujarnya dalam prosesi pengiriman perdana produk tunnel segment untuk proyek MRT di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang Timur, Jawa Barat, Selasa (15/9).
Pada tahap I, dikatakannya ada tiga titik yang difokuskan, yakni Depo, Stasiun Blok M dan Stasiun Dukuh Atas. Stasiun Dukuh Atas difokuskan karena selain ada proyek MRT, juga tersedia commuter line, Transjakarta, kereta bandara, tol dalam kota, water way, dan LRT. Sedangkan, Stasiun Blok M karena kawasan ini padat dengan lalu lintas bus.
"Blok M kawasan terminal bus, padat orang. Kita tak mau bikin tambah macet. Jadi, kita sedang bikin kajian supaya tak menumpuk antara penumpang dan kendaraan, bisa dengan buat sky bridge," ujar Dono.
Sementara, MRT tahap II akan dimulai pengerjaannya akhir tahun 2017. Pasalnya, pra studi kelayakannya sudah dilakukan dengan menyerap anggaran Rp 250 miliar selama 10 tahun.
Direktur Utama WTON, Wilfred Singkali menambahkan, rencana titik awal pengeboran dan pemasangan pertama segmen penghubung akan dilakukan di Patung Pemuda Membangun (paket 104 dan 105) dan Bundaran HI (paket 106). Dijelaskan, produk tersebut akan mulai digunakan bersamaan dengan pengoperasian perdana mesin bor bawah tanah proyek MRT yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Wika Kobe memproduksi tunnel segment dengan diameter 6,05 meter dan panjang 1,5 meter, untuk memenuhi seluruh kebutuhan tunnel segment pada tiga paket (104,105, dan 106) konstruksi bawah tanah (underground section) proyek MRT. Wika Beton juga akan men-supply produk beton pracetak lainnya dalam proyek MRT ini, diantaranya pracetak box girder untuk konstruksi layang (elevated section) paket 101 dan 102. Konstruksi elevated ini akan menghubungkan Lebak Bulus dan Cipete.
Tahun ini, Wilfred menyebutkan menargetkan bisa meraih kontrak baru Rp 3,2 triliun, atau turun dari sebelumnya Rp 4 triliun. Sampai Agustus, pihaknya baru meraih kontrak Rp 1,8 triliun.
"Kita harapkan banyak kontrak yang akan didapatkan di kuartal IV, seiring proyek infrastruktur dari pemerintah," katanya.
Ditambahkannya, WTON saat ini baru memakai 70% dari 2,3 juta kapasitas terpasang. Di mana, tahun depan bisa bertambah menjadi 2,5 juta ton. Pasalnya, perseroan belakangan ini sedang getol untuk memperluas pabriknya, antara lain di Makassar, Pasuruan, dan Lampung. "Lampung sendiri kapasitasnya 150.000 ton dan kalau ditingkatkan bisa tembus 700.000-800.000 ton," sebut dia.
Terkait belanja modal (capex), perseroan baru menggunakan Rp 326 miliar dari total yang dianggarkan tahun ini Rp 528 miliar. Di mana, dana yang diperoleh berasal dari dana penawaran umum saham perdana (IPO), yang tercatat baru terpakai 61,7% dari peraihan Rp 1,18 triliun.Sumber
Semoga lancar pengirimannya
Diubah oleh killergodnana 15-09-2015 18:11
0
6.7K
Kutip
34
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
670.2KThread•40.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru