ts4l4saAvatar border
TS
ts4l4sa
Subversif Gagalkan Pilkada? Trik Busuk Peserta 'ngacir' didetik2 terakhir Pendaftaran
Wakil Wali Kota Kabur, Pilkada Surabaya Terancam Ditunda
SELASA, 04 AGUSTUS 2015 | 05:09 WIB


Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana bergandengan tangan usai jumpa pers terkait pemilihan walikota di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, 26 Juli 2015. Diusung oleh Partai PDI Perjuangan, pasangan incumbent Risma-Wisnu maju dalam Pilwali 2015 yang akan berlangsung pada 9 Desember 2015.

TEMPO.CO , Surabaya: Calon wakil wali kota yang mendaftar di detik-detik akhir masa pendaftaran, Haries Purwoko, secara misterius kabur pada saat pendaftaran. Ini membuat proses pendaftaran pada Senin 3 Agustus 2015 belum selesai.

Bila sampai pukul 23.59 pasangan calon wali kota, Dhimam Abror dan Haries Purwoko belum bisa melengkapi berkas pendaftaran, bisa dipastikan pasangan itu gagal mendaftar. Konsekuensinya pilkada Surabaya ditunda hingga 2017.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya bidang Hukum, SDM dan Pengawasan, Purnomo Satrio Pringgodigdo, mengatakan pasangan Dhimam Abror-Haries Purwoko memang sudah mendaftar pada Senin. Namun ada beberapa persyaratan yang masih belum dilengkapi, seperti Surat keterangan dari Pengadilan Negeri dan persyaratan lainnya.

Menurut Purnomo, ada tiga syarat yang harus dilengkapi pada hari terakhir pendaftaran, yaitu Surat pernyataan kesepakatan parpol dan pasangan calon dan surat penyataan kesediaan harus ditandatangani calon wakil walikota. “Sementara yang belum ada hingga saat ini adalah surat pernyataan wakilnya saja (Haries)," kata Purnomo.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kota Surabaya, Wahyu Hariadimengatakan hal yang sama, yaitu ada tiga syarat mutlak yang harus ada pada hari ini, termasuk tanda tangan pernyataan siap menjadi calon wakil wali Kota Surabaya. “Kalau wakilnya belum tanda tangan terus gimana? Bukan pasangan dong,"ujarnya.

Wahyu meminta partai politik yang mengusung pasangan calon itu bertanggung jawab untuk mendatangkan calon. Bahkan Wahyu menyatakan siap memberikan rekomendasi kepada KPU untuk membuat tanda terima bagi parpol pengusungnya, walaupun hingga saat ini persyaratan mutlaknya belum dilengkapi. “Kalau tidak bisa bertanggung jawab, saya rekomendasikan kepada KPU untuk menolak pendaftaran ini,” kata dia
http://m.dev.tempo.co/read/news/2015...rancam-Ditunda


Pilkada Surabaya Terancam Gagal Digelar 2015
Kalau ini masalahnya hanya Dhimam Abror yang tanda tangan, wakilnya tidak
Senin, 3 Agustus 2015 19:02 WIB


Bakal Cawali-Cawawali Surabaya Abror-Haries (Abdul Hakim)

Surabaya (Antara Jatim) - Pelaksanaan Pilkada Surabaya terancam gagal digelar pada 2015 dan ditunda hingga 2017 menyusul calon penantang petahana yang diusul PAN dan Demokrat yakn Dhimam Abror-Haries Purwoko tidak memenuhi syarat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya, Senin.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Surabaya Wahyu Hariadi, mengatakan sampai saat ini pasangan Dhimam-Haris belum dinyatakan sah mendaftar lantaran belum memenuhi salah satu dari tiga syarat mutlak yakni tanda tangan surat pernyataan dari Calon Wakil Wali Kota yang diusung Demokrat-PAN yakni Haris Purwoko.

"Kalau ini masalahnya hanya Dhimam Abror yang tanda tangan, wakilnya tidak," katanya.

Informasi yang dihimpun Antara menyebutkan bahwa Haries Purwoko semula bersama Abror mendatangi KPU Surabaya untuk daftar sekitar pukul 15.45 WIB. Hanya saja, sekitar 10 menit berada di KPU, Haries terlihat menerima telepon dan bergegas keluar ruangan dan tidak keluar hingga pukul 18.00.

Salah seorang sumber di internal partai Demokrat Surabaya menyebutkan bahwa Haries ditelepon oleh salah seorang pengurus inti DPD Partai Demokrat Jatim.

Hal ini terkait dengan proses barter antara PDIP dan Demokrat untuk terlaksanaannya Pilkada Surabaya dan Pacitan karena calon tunggal tidak berjalan mulus.

Koalisi Pacitan Bersatu yang terdiri dari PDIP, PAN, Gerindra, Hanura, dan Golkar yang mengusung pasangan Suyatno-Effendi Budi Wirawan diduga tidak melengkapi persyaratan berupa rekomendasi sehingga Panwaslu setempat menilai Pilkada Pacitan tidak bisa digelar.

"PDIP tidak komitmen. Mereka sengaja menggagalkan Pilkada di Pacitan. Sehingga ini berdampak di Surabaya," kata salah seorang sumber dari Partai Demokrat yang enggan disebut namanya.

Ketua KPU Surabaya Robiyan Arifin mengatakan berkas-berkas pendaftaran Abror-Haris masih ada yang belum lengkap. Salah satunya adalah berkas kesediaan Haris menjadi wakil walikota mendampini Dhimam Abror belum ditanda tangani.

"Berkas ini belum ditanda tangani, jadi masih belum lengkap syarat-syaratnya," urainya.

Untuk itu, KPU Surabaya menunggu sampai pukul 23.59 WIB hari ini. Jika pada batas waktu yang ditetukan Haris tetap tidak bersedia memberikan tanda tangan, hampir bisa dipastikan Pilkada Surabaya ditunda pada 2017.

"Kalau hari ini berkasnya tiddak lengkap sampai jam yang ditentukan, pilkada Surabaya batal tahun ini," katanya.

Saat dikonfirmasi, Dhimam Abror membenarkan bahwa saat ini pihaknya kurang melengkapi satu persyaratan mutlak pendaftaran yakni tanda tangan surat pernyataan dari pasangan yang mendaftar.

"Memang kurang satu syarat tanda tangan dari pasangan. Kalau saya sudah tinggal Pak Haris. Ini saya masih mau jemput," ujarnya sembari meninggalkan gedung KPU
http://www.antarajatim.com/lihat/ber...l-digelar-2015


Pasangannya Kabur, Begini Respon Balon Wako Surabaya
Selasa, 04 Agustus 2015 , 05:53:00


Calon Wakil Wali Kota Surabaya Haries Purwoko (kanan) yang mendadak menghilang saat mendaftar di kantor KPU Surabaya. FOTO: ist

SURABAYA - Bakal calon wali kota Surabaya, Dhimam Abror, tampak panik setelah mengetahui pasangannya, Haries Purwoko, kabur jelang penutupan masa pendaftaran di KPU Surabaya.

Dihubungi lewat ponselnya, Abror menuturkan bahwa dirinya keluar dari kantor KPU lantaran dipanggil oleh Ketua DPD Partai Demokrat Soekarwo.

Dia mengaku sedang berkonsultasi untuk memutuskan langkah terbaik selanjutnya. "Yang jelas, saya benar-benar berniat maju dalam pilwali ini," ujar dia.

Hal itu dia buktikan dengan mengurus persyaratan yang diperlukan. Dia juga telah menandatangani semua berkas yang dibutuhkan dalam pendaftaran kemarin.

"Saya sudah berusaha yang terbaik. Sekarang saya mau makan dulu. Perut sudah mulas rasanya dan kepala pusing," imbuh ketua harian KONI Jatim itu. Abror menuturkan bahwa kemarin dirinya menjalani puasa Senin-Kamis.

Soal Haries, Abror menyatakan akan segera menjalin komunikasi dengannya. Namun, semua keputusan yang dibuat Haries merupakan haknya. "Keputusan (Haries) berada di luar jangkauan saya," katanya.

Menanggapi pendaftaran yang terputus di tengah jalan itu, Komisioner KPU Surabaya Divisi Pengawasan, Hukum, SDM, dan Organisasi Purnomo Satriyo Pringgodigdo menuturkan bahwa persyaratan formulir B-3 mutlak dilengkapi. Bila tidak lengkap, berkas pendaftaran dianggap tidak memenuhi persyaratan.

Selain B-3, Haries ternyata juga tidak melengkapi syarat fotokopi KTP. Sebetulnya pihaknya memberikan kesempatan untuk melengkapi persyaratan hingga pukul 23.59 tengah malam tadi.

Namun, sampai berita ini ditulis pukul 00.15, Abror dan Haries tak terlihat di Kantor KPU Surabaya. Dengan kondisi tersebut, KPU Surabaya menetapkan bahwa pilwali Surabaya dianggap hanya punya satu pasangan calon, yakni Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana yang diusung PDIP. "Karena hanya ada satu pasangan calon, ya sesuai aturan, pilwali ditunda 2017," tegas Satriyo.
http://www.jpnn.com/read/2015/08/04/...Wako-Surabaya-


Ini Alasan Bakal Calon Wawali Kabur di Detik-detik Terakhir Pendaftaran
Selasa, 04 Agustus 2015 , 05:47:00


Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya Haries Purwoko (kanan) yang mendadak menghilang saat mendaftar di kantor KPU Surabaya. FOTO: Jawa Pos

SURABAYA - Kaburnya bakal calon wakil walikota Surabaya Haries Purwoko pada detik-detik akhir pendaftaran di KPU, sontak bikin heboh.

Setelah gagal dihubungi Jawa Pos melalui ponsel beberapa kali, baru selepas petang Haries merespons. Melalui telepon, dia mengungkapkan bahwa dirinya mengundurkan diri dari pencalonan karena tidak mau dianggap sebagai calon boneka.

"Saya merasa harga diri saya tidak ada karena ada yang menganggap saya calon boneka," kata dia dengan nada biasa.

Bahkan, dia mengaku mendengarkan selentingan bahwa dirinya menerima uang Rp 20 miliar. Haries tersinggung karena diisukan demikian.

"Daripada nanti saling curiga, lebih baik saya mundur saja. Ini juga untuk kebaikan warga Surabaya," tegas dia. Haries mengaku siap untuk mencoba lagi dalam pilwali yang akan digelar pada 2017. "Ibu saya juga menyarankan begitu," imbuhnya
http://www.jpnn.com/read/2015/08/04/...r-Pendaftaran-


Pasangan Bu Risma Siap Gugat KPU Surabaya
Selasa, 04 Agustus 2015 , 05:57:00


Whisnu Sakti Buana (kiri), Tri Rismaharini (tengah). Foto: dok.Jawa Pos

SURABAYA - Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana mengungkapkan bahwa pihaknya akan menggugat bila KPU Surabaya mengeluarkan surat ketetapan penundaan. Dasarnya adalah Undang-Undang 8/2015 yang mengatur pilkada.

"Untuk kepala daerah yang masa jabatannya berakhir tahun ini, maka pilwali 2015. Itu sudah tertulis jelas dalam undang-undang," ucap Whisnu.

Sedangkan pilwali 2017 hanya dikhususkan untuk daerah yang masa jabatan pimpinannya berakhir pada Desember 2016 dan tahun 2017. Sementara Risma akan menyudahi masa jabatannya pada September 2015. Dengan begitu, Surabaya harus mengikuti pilwali tahun ini.

Dia menyebutkan, gugatan serupa telah dilayangkan ke Mahkamah Konstitusi (MK) berkaitan dengan penafsiran jumlah pasangan calon. Gugatan yang tidak jauh berbeda juga dilayangkan ke Mahkamah Agung (MA) terkait dengan Peraturan KPU 12/2015. Peraturan itu, salah satunya, berisi tentang penundaan pilwali pada 2017.

Bagaimana tanggapan Gubernur Jatim Soekarwo? Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Jatim itu mengaku terkejut saat mendengar kabar bahwa pasangan Dhimam Abror-Haries Purwoko gagal mendaftar untuk pilwali Surabaya. Dia menyatakan sudah menghubungi Haries langsung.

Dari hasil komunikasi itu, Soekarwo menarik kesimpulan bahwa ada faktor keluarga yang mendasari pembatalan tersebut. "Saya berusaha mencari tahu penyebab kenapa Haries Purwoko mundur. Jangan sampai memunculkan tudingan negatif ke PD," katanya.

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu menyatakan tentu tidak bisa mengutak-atik keputusan keluarga Haries yang tidak merestui pencalonan tersebut. Partai pun akhirnya memahami alasan itu sebagai keputusan yang bisa diterima. "Tidak etis kalau saya harus intervensi atau memengaruhi ke keluarga Haries. Dia memiliki hak," ujarnya.

Soekarwo menegaskan, Partai Demokrat serius mengusung pasangan calon Abror-Haries. Karena itu, sejak awal Ketua DPC PD Surabaya Hartoyo mengawal surat rekomendasi tersebut. Bahkan sampai mengajukan surat rekomendasi ke Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Soekarwo sekaligus mengklarifikasi tudingan berbagai pihak mengenai kemungkinan tukar guling dalam pilkada yang gagal. Yakni, antara Surabaya dan Pacitan.

Tentu saja dia membantah tudingan adanya barter tersebut. "Silakan orang lain menilai, tapi sama sekali tidak ada barter politik. Ini murni soal keluarga," tegas dia
http://www.jpnn.com/read/2015/08/04/...-KPU-Surabaya-

UP-DATE
Quote:


-----------------------

Tegakkan saja hukum, sehingga arena politik seperti Pilkada itu tidak dijadikan ajang badut-badutan oleh politisai kampret!


emoticon-Marah:
Diubah oleh ts4l4sa 04-08-2015 01:03
0
4K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.