zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Adalah Bangsa Tionghoa yang Membuat Tim Garuda Bangga
JAKARTA - Bila berbicara soal peran putra asal Timur Indonesia di tubuh Timnas Garuda, tentu semua setuju kalau di setiap era mereka selalu berhasil membuat Indonesia bangga dengan salah satu talenta terbaiknya. Namun jarang ada yang sadar, kalau bangsa Tionghoa justru juga memiliki peran sangat besar dalam membanggakan lambang Garuda di level dunia.

Sejak masih bernama Hindia Belanda, bangsa Tionghoa telah mengirimkan salah satu putra terbaik mereka untuk berjuang bersama para pemuda terbaik bangsa di kancah dunia. Sebut saja Tan "Bing" Mo Heng ,Tan Hong Djien, dan Tan See Han. Di tahun 1938, ketiga pemuda berdarah Tionghoa ini berjuang bersama 14 pemain lainnya dalam gelaran Piala Dunia. Saat itu Hindia Belanda memang harus menelan kekalahan telak dengan skor 0-6 dari Hunggaria, namun setidaknya, berkat peran merekalah FIFA kini mencatat Indonesia di buku sejarah Piala Dunia. Karena sayangnya, hingga saat ini Timnas Indonesia tidak lagi pernah mengulang kesuksesan untuk bisa berlaga di turnamen sepak bola terbesar di dunia.

Selanjutnya, pemuda-pemuda berdarah Tionghoa selalu saja berhasil menjadi salah satu sosok penting di skuat Timnas Indonesia. Setidaknya hingga tahun 1970, Timnas Indonesia paling tidak memiliki dua nama pemuda Tionghoa di dalam skuatnya. Di tahun 1956, Indonesia bahkan berhasil berlaga hingga babak perempat final Olimpiade berkat peran pemain berdarah TiongHoa.

Tan Liong Houw atau yang lebih dikenal dengan Latief Haris, adalah salah satu nama penting yang mengisi skuat Timnas Indonesia di ajang Olimpiade Australia. Pemain yang berperan sebagai gelandang tersebut, sukses merusak semua aliran serangan yang dilancarkan lawan. Sumohadi Marsis yang merupakan wartawan senior bahkan mengatakan, usai menghadapi Uni Soviet di babak perempat final, kaus kaki Liong terlihat memiliki banyak sobekan lantaran menahan derasnya gempuran yang datang.

''Mereka bermain sepenuh hati. Begitu selesai pertandingan, kaus kakinya robek-robek, karena begitu hebatnya menahan gempuran pemain soviet supaya tidak melewati garis tengah permainan,'' ungkap Sumo seperti dilansir BBC.

Tan Liong Houw memang terbukti memiliki peran besar di buku sejarah sepak bola Indonesia. Ia memperkuat tim nasional dalam empat Asian Games dan banyak kejuaraan regional. Salah satunya menjuarai Merdeka Games 1961 di Malaysia setelah di babak final mengalahkan tuan rumah 2-1.

Selain membela Timnas Indonesia, pria kelahiran 26 Juli 1930 ini juga memiliki nama besar di skuat Persija. Saking piawainya dalam memecah arus serangan lawan, para pecinta Persija bahkan memberinya julukan ''Macan Betawi''. Maka tak salah, bila Liong sempat marah besar, saat sebagian bangsa Indonesia mempertanyakan jiwa nasionalis para punggawa berdarah TiongHoa di skuat Garuda.

''Jangan tanyakan masalah nasionalisme orang-orang Tionghoa. Kami siap mati di lapangan demi membela Indonesia melalui sepak bola,'' ungkap Liong.

Selain Liong, ada juga nama Endang Witarsa alias Lim Sun Yu. Pria yang telah menghembuskan nafas terakhirnya di tahun 2008 ini, juga memiliki peran luar biasa dalam sejarah persepak bolaan Indonesia. Meski tidak memiliki nama yang menterang saat menjadi pemain, namun pria yang juga berprofesi sebagai dokter gigi ini berhasil menelurkan sejumlah nama pemain muda yang berhasil menjadi kebanggaan Timnas indonesia seperti Iswadi Idris, Ronny Paslah, Widodo C Putro dan banyak nama pemain besar lainnya.

Salah satu pemain terbaik yang pernah diciptakan Lim adalah Soetjipto Soentoro. Di bawah tangan dinginnya saat masih membesut Persija, Lim Sun Yu berhasil membuat Soetjipto menjadi salah satu pemain kebanggan Persija Jakarta meski baru menginjak 16 tahun. Soetjipto pun akhirnya dipilih untuk masuk ke dalam skuat Timnas Indonesia dan turut membantu skuat Garuda saat menghadapi Feyenoord FC, Belanda dan SV Werder Bremen, Jerman dalam tur Timnas di Eropa.

Selain itu, Lim Sun Yu juga memiliki sederet prestasi luar biasa saat dipercaya menukangi Timnas indonesia. Di tahun 1968, lim berhasil membawa Indonesia menjuarai Piala Raja yang berlangsung di Thailand. Setahun setelahnya, ia pun kembali membuat Timnas Indonesia berhasil mengangkat piala di ajang Merdeka Games yang digelar oleh Malaysia.

Belum berhenti sampai di situ, Lim juga pernah membawa Indonesia keluar sebagai juara pada ajang Pesta Sukan di Singapura dan Agha Khan Cup di Pakistan tahun 1972. Namun prestasi tak terlupakan Lim sebagai pelatih Timnas Indonesia, tentunya adalah saat ia berhasil membungkam Uruguay dengan skor 2-1. Padahal, kedatangan Uruguay saat itu adalah untuk mempersiapkan diri dalam keikutsertaan mereka di ajang Piala Dunia 1974.

Sederet catatan diatas tentunya manjadi sebuah bukti, kalau warga Tiong-Hoa sebenarnya telah sejak lama memiliki andil besar di sejarah sepak bola Indonesia. Namun sayang, peran saudara-saudara kita yang berdarah Tionghoa, seakan dengan mudah dilupakan oleh para pecinta sepak bola di Nusantara. Kini, kita bahkan tak pernah lagi melihat ada pemain berdarah Tionghoa yang mengisi skuat Timnas indonesia. Semoga saja, Indonesia mau untuk kembali membuka mata dan mulai memanfaatkan semua talenta tersembunyi yang mungkin saja akan bisa membawa Garuda kembali berjaya di level Dunia.

http://soccer.sindonews.com/read/973...gga-1425649532

bangga ganemoticon-Blue Guy Peace
0
9.8K
110
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.