Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

3x15tAvatar border
TS
3x15t
(Ternyata Kapten Aspal) Daffa Imran, Korban Eksploitasi Anak atau Kecerobohan Media?
Beberapa hari lalu Indonesia dihebohkan
dengan pemberitaan tentang Muhammad Daffa
Imran, bocah 15 tahun asal Bekasi yang
didaulat menjadi kapten Real Madrid U-15
(bagi yang ketinggalan berita silakan googling
dengan kata kunci "Daffa Imran"). Entah sejak
kapan pastinya berita tentang siswa SMAN 8
Bekasi ini mulai menyeruak, tapi saya pertama
kali membacanya di laman bolanasional[dot]co
pada 25 Februari 2015 lalu.

Sejak itu berita serupa wara-wiri di internet.
Reaksi publik pun bermacam-macam, namun
mayoritas bangga atas pencapaian Daffa.
Siapa yang tidak kenal Real Madrid? Klub asal
ibukota Spanyol yang begitu populer di dunia
atas raihan prestasi mereka di liga domestik
maupun Eropa. Akademi El Real juga
merupakan salah satu penghasil pebola terbaik
di dunia. Banyak bintang sepakbola lahir dari
tim junior Real Madrid. Dan kini Daffa Imran
menjadi kapten di salah satu tim junior
tersebut.

Puja puji tak henti mengalir untuk Daffa yang
dianggap sebagai salah satu putra terbaik
bangsa. Namanya meroket dalam hitungan
jam. Tak ketinggalan, Wali Kota Bekasi,
Rahmat Effendi, pun memberikan Daffa
penghargaan atas prestasi tersebut pada 10
Maret 2015 lalu .
Inspiratif. Itu mungkin kata yang paling sering
terlontar untuk menggambarkan prestasi Daffa.

Belum usai euforia, selang 2-3 hari kemudian
muncul kabar yang lebih menghebohkan: Daffa
Imran ternyata bukan kapten Real Madrid
U-15! Namanya bahkan tak terdaftar dalam
skuat tim junior Los Blancos.

Fakta tersebut mengemuka setelah beberapa
pihak melakukan pengecekan ke laman resmi
Real Madrid. Ada banyak kelompok umur di tim
junior Real Madrid: Castilla, Cadete, Juvenil,
Alevin, dll. Nama Muhammad Daffa Imran
tidak termasuk ke salah satunya.

Ternyata Daffa hanya mengikuti International
Training Program, sebuah proyek pelatihan
sepakbola usia dini hasil kerjasama antara
Real Madrid Foundation (RMF) dan Adidas
yang bisa diikuti siapapun asal lahir pada
tahun 1998 atau 1999 dan sanggup membayar
biaya pelatihan sekitar 1000 USD. Jika semua
syarat terpenuhi, selama seminggu penuh maka
mereka akan mendapat edukasi dan pelatihan
sepakbola untuk usia dini dari pelatih berlisensi
yang dipekerjakan oleh Real Madrid, berlatih
dengan fasilitas nomor wahid di Valdebebas
(kamp latihan milik Real Madrid), serta diajak
wisata berkeliling kota Madrid. Mereka juga
berkesempatan menyaksikan langsung
penampilan Cristiano Ronaldo dkk di Santiago
Bernabeu jika bersedia mengeluarkan biaya
tambahan.

Hanya itu yang Daffa Imran lakukan. Tidak ada
kaitan sama sekali dengan tim junior Real
Madrid, apalagi menjadi kapten dan berpeluang
promosi ke tim senior seperti yang
digemborkan sebelumnya.

Eksploitasi anak. Hanya itu yang terlintas di
pikiran saya terkait pemberitaan Daffa Imran.
Dia tidak layak disalahkan. Jika ada yang
harus dikambinghitamkan, salah satunya tentu
Zuchli Imran Putra yang menyebarkan kabar
bohong terkait sang anak. Meski setelah fakta
terbongkar dia mengelak dengan mengatakan
itu hanya kesalahpahaman semata.
Bayangkan, betapa besar kini beban psikologis
di pundak Daffa. Saya tidak yakin mentalnya
sudah cukup kuat menanggung pemberitaan
(yang ternyata) tidak benar. Apalagi resiko
bullying tentunya tidak dapat dihindarkan

Saya juga sangat menyayangkan media yang
memiliki andil terbesar dalam menyebarkan
kabar tidak benar tentang Daffa yang menjadi
kapten Real Madrid U-15. Entah sudah berapa
banyak media yang begitu membanggakan
prestasi Daffa namun beberapa hari kemudian
menulis yang sebaliknya seolah tak berdosa.
Satu media menulis "kabar A", lalu semua ikut
menulis "kabar A". Beberapa diantaranya
bahkan hanya copy-paste. Seburuk itukah
kualitas jurnalisme di Indonesia? Apa tidak ada
satupun media yang melakukan kroscek
sebelum memuat berita tersebut? Pertanyaan
serupa juga berlaku untuk Pemkot dan Wali
Kota Bekasi.

Mungkin ini terlihat seperti persoalan sepele,
namun mestinya bisa dijadikan pelajaran untuk
meningkatkan kualitas jurnalisme di Indonesia
yang belakangan semakin buruk di mata
masyarakat. Bukan hanya soal kualitas konten
yang dianggap tak lagi mengedukasi namun
desas desus tentang keberpihakan beberapa
media pada pihak-pihak tertentu. Lalu harus
kepada siapa lagi masyarakat percaya?


http://m.kompasiana.com/post/read/706492/3/daffa-imran-korban-eksploitasi-anak-atau-kecerobohan-media.html

(Silahkan di cek sendiri gan)

http://www.realmadrid.com/futbol/cantera/cadete-a

Wahh...ane kirain jdi kapten real madrid junior beneran.

Ternyata ASPAL.........Asli tapi palsu...!

Saya tau kalau mengambil berita dari kompasiana itu dilarang, jdi saya minta maaf yg sedalam-dalamnya emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry
Diubah oleh 3x15t 15-03-2015 21:24
0
3.7K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.