Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gear.sonicAvatar border
TS
gear.sonic
Breaking News, Mengapa SBY Mendadak Pecat Kepala Staf TNI AD, Ini Alasannya?
Inilah Penyebab Kasad Jenderal Budiman Diganti Mendadak

Senin, 21 Juli 2014 22:54 WIB

Breaking News, Mengapa SBY Mendadak Pecat Kepala Staf TNI AD, Ini Alasannya?
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman (kiri) dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko sesaat setelah dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jumat (30/8/2013).

WARTA KOTA, PALMERAH— Kepala Staf TNI AD Jendral Budiman direncanakan diganti dalam waktu dekat ini. Pergantian Budiman ini disinyalir akibat dari politik ditubuh TNI. Pergantian itu dinilai akan memiliki efek domino pergantian perwira lainnya.

"Pergantian mendadak Jenderal Budiman yang baru akan memasuki pensiun pada akhir September 2014 mendatang di tengah proses klimaks tahun politik menyisakan tanda tanya besar di masyarakat," sebut pakar politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi dalam keterangan pers yang diterima, Kompas.com, Senin (21/7/2014).

Muradi menduga, pergantian ini adalah buntut dari perbedaan prinsip Panglima TNI Jendral Moeldoko dengan KSAD Jendral Budiman dalam melihat adanya anggota babinsa yang dianggap tidak netral dalam pemilu dan itu terbuka di masyarakat.

Adapun Muradi menceritakan budaya pergantian dalam tubuh TNI selama ini biasanya dilakukan karena empat hal, yakni: pertama, karena dianggap berhasil menjalankan tugas sehingga naik jabatan atau kepangkatan. Kedua, karena dianggap gagal dan diberhentikan di tengah jalan. Ketiga, karena alasan tour of duty, sehingga pergantian adalah keniscayaan dan yang keempat karena alasan penyegaran dan kaderisasi.

"Pada kasus pergantian budiman dapat dilihat pada dua alasan, yakni karena dianggap gagal dan alasan penyegaran. Kegagalan budiman dianggap karena manuver tentang babinsa yang menggalang dukungan utk salah satu calon. Budiman juga dianggap condong ke salah satu calon pasangan," kata Muradi.

Diakui Muradi, meski sulit membuktikan dugaan itu namun sudah menjadi isu yang berkembang di internal TNI. Apalagi, lanjut Muradi, kedekatan Budiman pada pasangan calon tidak seirama dengan visi politik Panglima TNI dan juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Diingatkan Muradi, alasan penguat terkait kaderisasi disebabkan Budiman merupakan salah satu perwira tinggi era 70-an yg tersisa di pucuk pimpinan TNI. "Sehingga penting untuk adanya penyegaran," papar Muradi.

Lebih jauh, Muradi menilai hampir tidak ditemukan efek negatif bagi pemerintahan Yudhoyono untuk menuntaskan kurang dari 3 bulan pemerintahannya, kecuali diuntungkan karena TNI diasumsikan solid.

Muradi menekankan, problem psikologis Panglima TNI pada Budiman adalah karena masalah senioritas yang derajat tertentu menghambat proses tali komando yang lebih efektif.

Meski begitu, Muradi mengingatkan, harus juga dicermati bahwa pergantian Budiman juga akan berefek domino dengan melakukan pergantian pada sejumlah posisi strategis yang diduduki oleh perwira yang dekat dengan Budiman dan atau yang memiliki visi politik berbeda dengan Panglima TNI dan Presiden Yudhoyono.

"Beberapa jabatan yang berpotensi diganti adalah Pangkostrad, kepala dinas penerangan TNI AD, serta sejumlah pangdam yang dianggap tidak mampu menjaga suara pemenangan capres yang disinyalir disokong oleh Presiden Yudhoyono," tutup Muradi.

http://wartakota.tribunnews.com/2014...ganti-mendadak

Breaking News, Mengapa SBY Mendadak Pecat Kepala Staf TNI AD, Ini Alasannya?

22 Juli 2014 04:58 wib

JAKARTA (voa-islam.com) - Presiden malam ini mendadak memberhentikan Kepala Staf TNI AD, Jenderal Budiman. Masih ingat kan soal pidato SBY tanggal 2 Juni yang membocorkan adanya sekelompok jenderal TNI/Polri berkonspirasi untuk memenangkan salah satu capres yang patut diduga konstestan nomor 2.

Para jenderal pembelot tersebut bahkan menyebut SBY sebagai "kapal karam" yang sudah harus ditinggalkan anak buahnya.

"Saya tahu info ini. Ini bentuk subordinasi, harus hati-hati. Saya itu panglima tertinggi TNI-Polri," kata SBY di Kementerian Pertahanan, Senin, 2 Juni 2014. (pernyataan SBY yang dimuat oleh berbagai media).

Lebih lanjut SBY menegaskan: "Jangan tergoda, meski mungkin ditawarkan adanya jabatan teras politik," kata SBY.

Artinya uang cukong dan janji jabatan oleh kubu Jokowi bukan hanya mengalir ke politisi partai, media massa dan kelompok-kelompok terkait. Namun, sekelas institusi TNI/Polri pun sudah tersusupi oleh agenda busuk mereka.

Pantas saja KPU terlihat dengan jelas berada dalam kepungan tekanan pihak-pihak dimaksut, sehingga proses rekapitulasi suara yang dilakukan berlangsung curang dan tidak transparan.

Menurut saya, kalau sudah demikian maka Prabowo dan seluruh rakyat di negeri ini harus bangkit lakukan perlawanan. Selamatkan NKRI dari jaringan hitam pengusung capres boneka yang menipu rakyat !

Demikian Faizal Assegaf, Ketua Progres 98 mengungkap desas-desus yang berkembang.

Kapal Karam, Mencari Kapal Berlayar

Sebelumnya ROL melansir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memberhentikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman, Serah terima jabatan akan dilakukan pada 25 Juli mendatang sebagaimana dipaparkan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya menyatakan, pergantian itu sudah mendapat persetujuan Presiden. Tiga nama kandidat dengan bintang tiga di pundak sudah diajukan untuk dipilih SBY.

Mereka adalah Wakil KSAD Letjen M Munir, Panglima Kostrad Letjen Gatot Nurmantyo, dan Sesjen Wantannas Letjen Waris. Menurut Fuad, sedianya pergantian memang akan dilakukan pada 25 Juli mendatang. "Tapi, tergantung Keputusan Presiden. (Keppres). Kalau Keppres-nya turun, akan segera diatur," ujarnya.

Mencuatnya kabar mengejutkan itu tidak bisa dilepaskan dengan peristiwa sebulan lalu. Ketika itu, SBY berinisiatif menggelar apel perwira tinggi TNI/Polri di Kementerian Pertahanan

Mencuatnya kabar mengejutkan itu tidak bisa dilepaskan dengan peristiwa sebulan lalu. Ketika itu, SBY berinisiatif menggelar apel perwira tinggi TNI/Polri di Kementerian Pertahanan. Pada 2 Juni, SBY menyebut pertemuan itu sebagai commander call. SBY mengungkapkan kegeramannya ke jajaran TNI/Polri. Secara terang-terangan ia mengatakan ketidaksukaannya dan mencium adanya gelagat petinggi TNI/Polri yang mencoba menari-narik prajurit ke ranah politik praktis sebagai dilansir ROL.

Bahkan, dalam upaya itu, oknum perwira itu dianggapnya telah menghasud para prajurit dengan mengatakan tidak perlu mendengarkan presiden yang sekarang. Meski presiden adalah panglima tertinggi dalam TNI tetapi dianggapnya sebagai kapal karam yang tak perlu lagi didengar.

Tidak perlu mendengar presiden kalian kan itu kapal karam. Kapal karam itu kapal yang sudah mau tenggalam, berhenti, mau selesailah maksudnya begitu Lebih baik mencari kapal baru yang tengah berlayar

"Tidak perlu mendengar presiden kalian kan itu kapal karam. Kapal karam itu kapal yang sudah mau tenggalam, berhenti, mau selesailah maksudnya begitu. Lebih baik mencari kapal baru yang tengah berlayar dan matahari yang masih bersinar. Saya tahu. Saya mendengar," katanya (2/6).

Dalam kesempatan itu, secara tegas, SBY mengatakan agar perwira yang ingin terjun ke dunia politik sebaiknya mengundurkan diri kepadanya. Ia memastikan akan memberikan izin.

Yang tak diinginkannya, perwira tersebut menggunakan jabatan tingginya di jajaran TNI/Polri untuk menarik prajurit ke dunia politik dan membelot dari sumpahnya sebagari prajurit. [dbs/abdullah/voa-islam.com] #Pemilu2014

http://www.voa-islam.com/read/indone....deci3CrX.dpbs


0
14.9K
46
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.