Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amingraisAvatar border
TS
amingrais
[Testimoni inside] PraHara Pilpres di Hongkong, Ribuan WNI Tdk Bisa Coblos

Ribuan TKI di Hong Kong Terancam Kehilangan Hak Suara

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menyambut antusias pelaksanaan pemilihan presiden di sejumlah negara tujuan. Namun, untuk proses pemungutan suara di Hong Kong sempat muncul masalah karena ribuan pekerja migran terancam kehilangan hak suara.

Dalam siaran pers Migrant CARE yang diterima Kompas.com, Minggu (6/7/2014) disebutkan bahwa hingga malam ini pukul 19.00 waktu Hong Kong, ribuan TKI berdemonstrasi di tempat pemungutan suara (TPS) Victoria Park menuntut agar bisa mencoblos.

Para TKI itu tidak bisa memperoleh hak pilih karena tidak terdaftar. Pada saat yang sama, waktu sewa TPS di Victoria Park telah habis, sedangkan yang belum memilih masih membludak. Migrant CARE menyebutkan hingga siaran pers dikirim, proses negosiasi masih berlangsung.

"Migrant CARE mendesak kepada PPLN Hongkong dan KPU untuk memfasilitasi buruh migran yang belum memilih untuk dapat menggunakan hak konstitusionalnya untuk memilih," tulis lembaga tersebut.

Lembaga itu mencatat terjadi peningkatan jumlah pemilih yang signifikan di Hong Kong. Dari 13 TPS yang disediakan KJRI di Victoria Park, jumlah pemilih mencapai 23.863 orang. Angka ini meningkat 3 kali lipat dibandingkan jumlah pemilih ketika Pileg yang hanya mencapai 6.973 orang.

Dari peningkatan jumlah tersebut, masih akan dikompilasi dengan suara buruh mgran yang memilih melalui pos dan drop box yang kenaikannya diperkirakan juga signifikan.

Sementara itu pelaksanaan pemungutan suara di Malaysia dilaporkan, dari pemilih di 60 TPS di KBRI Kualalumpur dan SIKL yang berlangsung pada hari Sabtu, 5 Juli 2014, pemilih mencapai 8.968 orang. Jumlah ini naik hampir 95 persen jika dibandingkan dengan jumlah pemilih di TPS-TPS di Kuala Lumpur pada Pemilu legislatif yang hanya sekitar 5.300 pemilih.

Untuk pelaksanaan di Singapura, dari 36 TPS yang disediakan oleh KBRI, jumlah pemilih mencapai 22.170 orang. Jumlah ini naik sekitar 95 persen dari pemilu legislatif 2014 yang lalu.

Migrant CARE juga mencatat antusiasme pemilih tidak hanya terlihat dari sisi jumlah, tetapi juga kebergaman pemilih yang terdiri dari PRT migran, orang lanjut usia, ibu dengan bayi, ibu hamil, difabel, mahasiswa Indonesia ABK, dan orang sakit.

"Secara khusus, Migrant CARE memberi apresiasi kepada PPLN Singapura dan KBRI Singapura yang berhasil menyelenggarakan pemungutan suara Pilpres 2014 dengan sistem pendataan barcode," lanjut Migrant CARE.

http://nasional.kompas.com/read/2014...campaign=Kknwp
[/quote]


Pilpres di Hongkong Ricuh, 500 Lebih WNI Gagal Mencoblos
Minggu, 6 Juli 2014 22:47 WIB

TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG - Kericuhan terjadi saat penyelenggaraan pemilihan presiden 2014 di Victoria Park, Causeway Bay, Hongkong, Minggu (6/7/2014). Ratusan pemilih membuka paksa pintu pagar TPS karena tidak diizinkan mencoblos.

Salah satunya adalah Fera Nuraini. Dia mengatakan sejak pukul 07.00 waktu setempat, Victoria Park sudah dipenuhi 13 tenda tempat pemungutan suara (TPS). Lalu, ada tenda besar berdiri di tengah lapangan.

Semakin sore antrean kian memanjang. Antrean di depan cukup padat. Hingga belakang pintu masuk pun, warga negara Indonesia masih mengular.

Menurut Fera, sekitar pukul 17.00 waktu setempat, TPS sudah ditutup. "Yang antre di bagian belakang tidak tahu kalau TPS sudah tutup. Akhirnya Jam 17.15, 500 lebih BMI (Buruh Migran Indonesia--red) membuka paksa pagar pintu masuk TPS," ujar Fera.

Dalam postingan yang dikutip Tribunnews.com, Fera mengatakan ratusan BMI itu meminta PPLN membuka TPS karena ingin menggunakan hak suaranya.

"Sayangnya, karena TPS sudah tutup jam 5 sore, mereka tetap tidak diizinkan mencoblos. Mereka kecewa, mereka marah bahkan ada yang menangis," tutur Fera.

"Kenapa gak bisa nyoblos? Buka! kami ingin nyoblos," ujar Fera menirukan teriakan para pekerja Indonesia di Hongkong tersebut.

Suasana lapangan pun berubah ramai. "BMI yang tidak bisa mencoblos terus teriak untuk 'buka, buka, buka' tapi tetap tidak bisa karena TPS sudah tutup," kisah Fera.

Fera mengatakan mereka ini adalah BMI yang tidak terdata dalam daftar pemilih tetap dan datang ke TPS berbekal kartu tanda penduduk Hongkong.

Hingga pukul 17.30 sampai jam berbuka puasa, imbuh Fera, suasana masih panas. "Kecewa? Sangat kecewa pastinya," terang Fera.

Fera mengatakan warga yang tidak bisa mencoblos terus melancarkan aksi protes. Mereka mengikuti panitia yang lalu lalang di lapangan untuk membuka TPS.

Sekadar informasi, DPT di Hongkong untuk Pilpres 2014 tercatat ada 114.626 orang. Sementara ketika Pemilihan Umum Legislatif, ada 102 ribu lebih.

Yang konfirmasi mencoblos via pos sebanyak 18 ribu lebih. Sebanyak 2.000 surat kembali ke KJRI karena alamat kurang jelas atau si penerima sudah pindah. Yang datang langsung ke TPS 32 ribu lebih. Waktu Pileg, yang datang ke TPS 6.000 lebih.

Hingga berita ini disusun, belum diketahui tanggapan dari KPU, Bawaslu, KJRI, maupun PPLN Hongkong.

http://www.tribunnews.com/pemilu-201...agal-mencoblos
Quote:


Kita nantikan jurus ngeles panitia dan pihak yang bertanggung jawab !
0
5.7K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.