- Beranda
- Berita dan Politik
{{{ Negri Pedo }}} "Ma, Saya Juga Pernah Disodomi Sama Penjaga Masjid"
...
TS
aceminus
{{{ Negri Pedo }}} "Ma, Saya Juga Pernah Disodomi Sama Penjaga Masjid"
Quote:
"Ma, Saya Juga Pernah Disodomi Sama Penjaga Masjid"
Sabtu, 10 Mei 2014 02:54 WIB
Ilsutrasi
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Lukman, doja atau juru bersih-bersih di Masjid Nur Ilham, Komplek Rusunawa Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan, digebuki penghuni rusunawa usai kepergok menyodomi lima santri di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Rusunawa.
Saat digelandang ke ruang penyidik Reserse dan Kriminal (Reskrim) di lantai II Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Jumat sore, bola mata kirinya berdarah. "Baru habis dapat bagiannya itu," kata seorang warga Rusunawa.
Perbuatan pria dengan tinggi badan sekitar 151 cm ini, terungkap setelah salah satu korban, M (9 tahun), mengadu ke ibunnya. Bocah M, yang baru duduk di bangku kelas IV SD pemukiman nelayan urban barat kota itu, mengaku saat melihat tayangan kasus paedofilia di layar TV. "Maaa, saya juga pernah dikasi begitu (sodomi) sama penjaga mesjid dekat rumah."
Sontak, Erni (37), ibu bocah M, kaget dan histeris. Dia lalu berteriak dan mengadukan kasus paedofilia ke suaminya sebelum melapor ke Mapolsek Mariso.
Dari laporan awal itulah, polisi mengembangkan kasus ini. Sadar kasus ini isu nasional, perwira polsek lalu melimpahkan kasus langka ini ke mapolerstabes.
Dari hasil penyidikan sementara, terungkap korban bukan bocah M belaka. Sejak tahun 2013 lalu, sudah lima rekan M yang dapat perlakuan tak senonoh dari Doja Lukman. Seperti M, empat korban lainnya masih murid kelas IV SD. Mereka berusia antara 9 hingga 11 tahun.
Dari keterangan sementara, pelaku kerap "beraksi" di sekretariat panitia masjid. Sekretariat itu, terpisah dari rumah ibadah utama/. Lokasinya hanya sekitar 1,5 meter dari tembok masjid. "Biasanya, setelah pulang mengaji di TPA," kata Marwah, salah satu kerabat bocah yang jadi korban.
Informasi yang dihimpun Tribun Timur, pelaku menyodomi ke lima murid SD ini bukan hanya satu kali saja tetapi berulang kali
Sementara itu Ibu Marwan , salah satu orang tua korban yang dikonfirmasi di Polrestabes Makassar, mengatakan, kasus sodomi yang dialami anaknya baru dia ketahui hari ini, Jumat (8/5). "Saya juga kaget kenapa ada kejadian begini. Info ini saya tahu dari orang tua yang juga menjadi korban," katanya. Mereka minta agar pelaku dihukum seberat-beratnya.
Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasia, tak membantah adanya kemungkinan korban lebih dari lima. "Tapi kami akan kembangkan kemungkinan korbanya sudah lebih dari itu," ujarnya.
Atas perbuatan, Lukman dijerat Pasal 292 KUHP, soal pencabulan. Dia diancam hukuman 15 tahun penjara
Sabtu, 10 Mei 2014 02:54 WIB
Ilsutrasi
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Lukman, doja atau juru bersih-bersih di Masjid Nur Ilham, Komplek Rusunawa Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan, digebuki penghuni rusunawa usai kepergok menyodomi lima santri di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Rusunawa.
Saat digelandang ke ruang penyidik Reserse dan Kriminal (Reskrim) di lantai II Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Jumat sore, bola mata kirinya berdarah. "Baru habis dapat bagiannya itu," kata seorang warga Rusunawa.
Perbuatan pria dengan tinggi badan sekitar 151 cm ini, terungkap setelah salah satu korban, M (9 tahun), mengadu ke ibunnya. Bocah M, yang baru duduk di bangku kelas IV SD pemukiman nelayan urban barat kota itu, mengaku saat melihat tayangan kasus paedofilia di layar TV. "Maaa, saya juga pernah dikasi begitu (sodomi) sama penjaga mesjid dekat rumah."
Sontak, Erni (37), ibu bocah M, kaget dan histeris. Dia lalu berteriak dan mengadukan kasus paedofilia ke suaminya sebelum melapor ke Mapolsek Mariso.
Dari laporan awal itulah, polisi mengembangkan kasus ini. Sadar kasus ini isu nasional, perwira polsek lalu melimpahkan kasus langka ini ke mapolerstabes.
Dari hasil penyidikan sementara, terungkap korban bukan bocah M belaka. Sejak tahun 2013 lalu, sudah lima rekan M yang dapat perlakuan tak senonoh dari Doja Lukman. Seperti M, empat korban lainnya masih murid kelas IV SD. Mereka berusia antara 9 hingga 11 tahun.
Dari keterangan sementara, pelaku kerap "beraksi" di sekretariat panitia masjid. Sekretariat itu, terpisah dari rumah ibadah utama/. Lokasinya hanya sekitar 1,5 meter dari tembok masjid. "Biasanya, setelah pulang mengaji di TPA," kata Marwah, salah satu kerabat bocah yang jadi korban.
Informasi yang dihimpun Tribun Timur, pelaku menyodomi ke lima murid SD ini bukan hanya satu kali saja tetapi berulang kali
Sementara itu Ibu Marwan , salah satu orang tua korban yang dikonfirmasi di Polrestabes Makassar, mengatakan, kasus sodomi yang dialami anaknya baru dia ketahui hari ini, Jumat (8/5). "Saya juga kaget kenapa ada kejadian begini. Info ini saya tahu dari orang tua yang juga menjadi korban," katanya. Mereka minta agar pelaku dihukum seberat-beratnya.
Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasia, tak membantah adanya kemungkinan korban lebih dari lima. "Tapi kami akan kembangkan kemungkinan korbanya sudah lebih dari itu," ujarnya.
Atas perbuatan, Lukman dijerat Pasal 292 KUHP, soal pencabulan. Dia diancam hukuman 15 tahun penjara
Pedo
Quote:
Usai Disodomi, Santri Korban Lukman Diganjar Rp10 Ribu
Sabtu, 10 Mei 2014 02:57 WIB
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Usai melakukan sodomi santri Taman Pendidikan Alquran (TPA), Lukman, doja atau juru bersih-bersih di Masjid Nur Ilham, Komplek Rusunawa Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan, memberikan uang Rp10 ribu kepada korban.
Awalnya, pelaku memanggil satu orang yang bakal jadi sasaranya. Tidak ada ancaman atau imimg-iming terhadap korban. Biasanya sebelum atau sesudah mengaji, "calon" korban diajak ke "sekretariat" yang tak seukuran pos satpam.
Ruangan itu sekaligus jadi tempat istirahat, atau tempat nginap si Lukman, jika sedang tak ingin pulang ke rumahnya. Usai "beraksi" pelaku lalu memberi uang ke korban. Sebelum diberikan, uangan biasanya Rp10 ribu, pelaku titip pesan. "Husttttt, jangan bilang siapa-siapa yaaaa."
Sabtu, 10 Mei 2014 02:57 WIB
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Usai melakukan sodomi santri Taman Pendidikan Alquran (TPA), Lukman, doja atau juru bersih-bersih di Masjid Nur Ilham, Komplek Rusunawa Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan, memberikan uang Rp10 ribu kepada korban.
Awalnya, pelaku memanggil satu orang yang bakal jadi sasaranya. Tidak ada ancaman atau imimg-iming terhadap korban. Biasanya sebelum atau sesudah mengaji, "calon" korban diajak ke "sekretariat" yang tak seukuran pos satpam.
Ruangan itu sekaligus jadi tempat istirahat, atau tempat nginap si Lukman, jika sedang tak ingin pulang ke rumahnya. Usai "beraksi" pelaku lalu memberi uang ke korban. Sebelum diberikan, uangan biasanya Rp10 ribu, pelaku titip pesan. "Husttttt, jangan bilang siapa-siapa yaaaa."
Pedo
Quote:
Pelaku Sodomi 5 Santri: Waktu Kecil, Saya Juga Pernah Jadi Korban
Sabtu, 10 Mei 2014 03:00 WIB
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Bukan sekali ini saja, Lukman, doja atau juru bersih-bersih di Masjid Nur Ilham, Komplek Rusunawa Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan, menyodomi lima santri Taman Pendidikan Alquran (TPA) berulang kali. Lukman mengaku menyodomi lima murid SD itu karena tak bisa menahan birahi.
Dengan suara lirih, di hadapan belasan wartawan, Lukman mengakui "enak" kalau sama anak kecil. Dia lalu curhat soal sejarah awal bangkitnya 'syahwat kualat' itu. Perasaan suka terhadap bocah laki-laki, karena saat dia berusia 12 tahun, dia juga pernah "diselibat" oleh lelaki dewasa.
Siapa gerangan lelaki yang nekat menyelibat si Lukman bocah? Belum lagi, pertanyaan wartawan itu dijawab si Lukman, polisi menggiringnya kembali masuk ruangan penyidikan.
Di Kompleks Rusunawa Lette, Lukman dikenal sebagai "anak masjid". Syamsuddin, warga Lette menggambarkan Lukman dengan kata sifat, "dia orangnya sabar, sopan dan rajin salat". "Kami tidak menyangka Lukman akan seperti ini, karena dia sangat baik, salat tak pernah telat ."
Selain mengepel lantai, menyapu pelataran, tempat wudhu, dan toilet masjid, Lukman juga disebut kerap jadi muadzin. Warga tak tahu banyak latar belakang pemuda pendiam ini. Lukman dikenal bungsu dari empat bersaudara. "Dia satu-satunya yang belum kimpoi," kata Syamsuddin.
Sabtu, 10 Mei 2014 03:00 WIB
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Bukan sekali ini saja, Lukman, doja atau juru bersih-bersih di Masjid Nur Ilham, Komplek Rusunawa Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan, menyodomi lima santri Taman Pendidikan Alquran (TPA) berulang kali. Lukman mengaku menyodomi lima murid SD itu karena tak bisa menahan birahi.
Dengan suara lirih, di hadapan belasan wartawan, Lukman mengakui "enak" kalau sama anak kecil. Dia lalu curhat soal sejarah awal bangkitnya 'syahwat kualat' itu. Perasaan suka terhadap bocah laki-laki, karena saat dia berusia 12 tahun, dia juga pernah "diselibat" oleh lelaki dewasa.
Siapa gerangan lelaki yang nekat menyelibat si Lukman bocah? Belum lagi, pertanyaan wartawan itu dijawab si Lukman, polisi menggiringnya kembali masuk ruangan penyidikan.
Di Kompleks Rusunawa Lette, Lukman dikenal sebagai "anak masjid". Syamsuddin, warga Lette menggambarkan Lukman dengan kata sifat, "dia orangnya sabar, sopan dan rajin salat". "Kami tidak menyangka Lukman akan seperti ini, karena dia sangat baik, salat tak pernah telat ."
Selain mengepel lantai, menyapu pelataran, tempat wudhu, dan toilet masjid, Lukman juga disebut kerap jadi muadzin. Warga tak tahu banyak latar belakang pemuda pendiam ini. Lukman dikenal bungsu dari empat bersaudara. "Dia satu-satunya yang belum kimpoi," kata Syamsuddin.
Pedo
Banyak amat kasus pedo di negri ini belakangan ini
0
2.7K
Kutip
10
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
670.1KThread•40.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru