Hasil quickcount menunjukkan partai Gerindra mungkin cuma akan mendapatkan sekitar 12% suara nasional. Ini belum cukup untuk mengusung Prabowo sebagai calon presiden. Mereka harus berkoalisi dengan partai lain.

PPP, PAN dan PKS dan mungkin Hanura adalah partai-partai yang mungkin akan merapat ke Gerindra, dengan catatan SBY dan Demokrat tidak melakukan manuver ekstrim dalam game politik dan menyapu habis kerjasama dengan partai-partai tersebut.

Melihat komposisi koalisinya, bukan tidak mungkin seandainya jika berkuasa maka Prabowo akan disandera oleh kepentingan partai-partai dan para pengusaha-pengusaha yang membacking partai-partai tersebut. Semakin banyak partai yang harus diakomodir dalam koalisi maka tentu akan semakin banyak kepentingan yang harus diakomodir. Kalau mau berkaca pada pengalaman pemerintahan SBY, pemerintahan seperti ini biasanya nggak efektif.



Presiden harus berjibaku dengan kabinet yang terdiri dari banyak menteri dari partai dan masih harus menghadapi DPR. Belum lagi tuntutan pihak-pihak lain yang merasa punya andil mengantarkan Prabowo jadi presiden. Kalau sudah gini kapan mikirin rakyat? Jadi, walau punya visi-misi yang brilian sekalipun belum tentu terlaksana karena tersandera kepentingan.

Beda dengan PDIP dan Jokowi, PDIP menguasai sekitar 20% suara nasional cukup bergabung dengan Nasdem yang menguasai sekitar 7% suara saja mereka sudah bisa mengusung Jokowi sebagai presiden. Koalisi ramping, lebih sedikit kepentingan, masih banyak ruang untuk mikirin rakyat.

Jadi, yakin masih mau milih Prabowo?