Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arujAvatar border
TS
aruj
Banyuwangi go internasional [NEWS ECONOMY]
Mutiara Made in Banyuwangi Tembus Pasar Australia

Banyuwangi -Selain komoditi pertanian seperti manggis dan kelapa asal Banyuwangi, Jawa Timur yang berhasil tembus pasar Internasional. Potensi kelautan bidang budidaya kerang mutiara di perairan Teluk Banyu Biru, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi menjanjikan.

Dalam setahun, lebih dari 120 kilogram (kg) mutiara budidaya asal Banyuwangi diekspor ke perusahaan perhiasan di Australia.

Direktur PT. Disthi Mutiara Suci, Taufik Dwi Komara menjelaskan, lahan perairan seluas 400 hektar di Teluk Banyu Biru itu kini dihuni lebih dari 140 ribu kerang mutiara yang siap dipanen secara bertahap. Biasanya panen dilakukan 2 kali dalam setahun. Dalam sekali panen bisa dihasilkan sekitar 60 kg mutiara.

Untuk pemasaran hasil budidaya, Taufik tak perlu bingung, sebab sejak setahun lalu salah satu perusahaan produsen perhiasan asal Negeri Kanguru sudah siap menampung berapa pun hasil mutiara yang dihasilkan. Pada perusahaan itu, pihaknya menjual dengan harga khusus, per gram mutiara dibandrol dengan harga Rp 150 ribu. Tak heran jika keuntungan dari bisnis budidaya kerang mutiara ini begitu menggiurkan.

"Per gram mutiara, biasanya kami bisa menjual seharga Rp 150 ribu. Pertahun keuntungan sekitar Rp 2 miliar lah," jelas Taufik pada detikFinance saat berbincang di perairan Teluk Banyu Biru, Minggu (20/04/2014).

Terkait perawatan, setiap hari petugas hanya cukup membersihkan kotoran yang menempel di kerang dengan menyemprotkan air laut bertekanan tinggi. Sedang untuk kerang yang terjangkit penyakit "pantat merah", petugas hanya butuh garam sebagai obat mujarab penyembuhan.

"Penting buat kita untuk menjaga kondisi perairan tetap alami tanpa pencemaran. Kita nggak pakai bahan kimia untuk perawatan, disemprot air laut tekanan tinggi setiap hari sudah cukup," imbuh pria yang miliki 2 putra tersebut Budidaya kerang mutiara ramah lingkungan tentu sangat di dukung oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Kepala Bidang Perikanan dan Budidaya pada Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) Banyuwangi, Suryono Bintang menuturkan, sebelum ada budidaya kerang mutiara hampir semua terumbu karang di lokasi tersebut mati akibat pengeboman ikan dan penangkapan ikan dengan potasium. Namun kini, keberadaan budidaya kerang mutiara sangat membantu para nelayan karena bisa mengembalikan ekosistem ikan yang sudah mulai habis di perairan tersebut.

"Dengan adanya budidaya kerang mutiara daerah sini otomatis terjaga, terumbu karang tumbuh, dan ikan ikan pun kembali banyak lagi," jelasnya.

Sementara itu, ditemui terpisah Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menambahkan, saat ini Teluk Banyu Biru merupakan lokasi satu-satunya pengembangan budidaya kerang mutiara. Masih ada beberapa lokasi perairan di Banyuwangi yang berpotensi untuk pengembangan investasi serupa.

Seperti di Teluk Kayu Aking, Setupen, Teluk Kremisan, Rajegwesi dan beberapa spot perairan di Pesanggaran. Untuk meningkatkan potensi kelautan sekaligus merehabilitasi biota laut, tentu Pemda akan mengijinkan investor masuk, asalkan para investor mau mengikuti rules yang berlaku di kabupaten ujung timur Pulau Jawa.

"Spot kita mutiara masih banyak tapi investornya masih belum banyak. Dengan potensi air yang masih baik dan jernih, pasti ini akan jadi nilai ekonomis yang bermanfaat. Dan yang pasti berbasis masyarakat," pungkas Anas.

Manggis dan Kelapa Banyuwangi Tembus Pasar Jepang dan Thailand

-Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur adalah salah satu daerah penghasil buah dengan kualitas bagus di Indonesia. Buah-buahan andalannya adalah buah naga, jeruk, manggis dan kelapa.

Manggis dan kelapa produksi setempat telah diekspor rutin ke Jepang dan Thailand. Manggis, meski hanya per musim, namun bisa diekspor hingga 2 kontainer atau sekitar 40 ton.

"Manggis diekspor ke Jepang, ada sekitar 2 kontainer, tapi memang per musim saja," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada detikFinance, Kamis (17/4/2014)

Sementara kelapa secara rutin diekspor ke Thailand sebanyak 30 kontainer per minggu (1 kontainer = 20 ton). Peningkatan ekspor ini terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

"Kelapa setiap minggu itu kita ekspor 30 kontainer," imbuhnya.

Azwar mengakui kelemahan hasil produksi dalam negeri masih berkaitan dengan kemasan. Para petani harus diberikan pengetahuan untuk membuat produk yang dihasilkan menjadi lebih menarik.

"Kita lemah di packaging, lemahnya kita ini di sektor pertanian itu. Maka itu sekarang melatih membuat pelatihan kemasan untuk bisa jalan," jelasnya

Sektor pertanian menjadi fokus Azwar sejak menjabat sebagai bupati beberapa tahun lalu. Ia melakukan perbaikan dari sisi infrastruktur dasar seperti irigasi. Kemudian juga dilakukan aksesibilitas kredit perbankan dan perusahaaan ritel.

"Kita mengharapkan ini mampu meningkatkan konstribusi untuk pertumbuhan ekonomi," kata Azwar

Jurus Jitu Bupati Banyuwangi Menangani Buah Impor

Serbuan buah impor dari waktu ke waktu memang membuat buah lokal menjadi tak bisa berdaya saing di dalam negeri. Dampaknya dapat 'membunuh' para petani di dalam negeri.

Bupati Banyuwangi, Jawa Timur Abdullah Azwar Anas berani melarang 14.000 Pegawai Negeri Sipil (PNS) di wilayah kerjanya untuk tidak mengkonsumsi buah impor.

"Saya punya kebijakan sekitar 14.000 PNS untuk larang makan buah impor," ujarnya kepada detikFinance saat di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Ia juga tidak mengizinkan dalam setiap acara ada suguhan buah impor. Program ini sudah dijalankan selama tiga tahun terakhir, sejak Anas menjabat sebagai bupati.

"Ini sudah kita jalankan selama 3 tahun. Jadi mulai dari bupati sampai dengan RT/RW itu dalam acara-acara buah impor nggak boleh ada," jelasnya.

Menurut Azwar, dampaknya terlihat sangat luar biasa. Peredaran buah impor dapat ditekan dan masyarakat Banyuwangi terbiasa untuk mengkonsumsi buah lokal.

Ia menilai tidak perlu ada proteksi yang berlebihan dari pemerintah bila ingin melawan datangnya buah impor. Cukup dengan tidak mengkonsumsi, maka buah impor itu tidak akan masuk pasar Indonesia.

"14.000 PNS kalau keluarganya sudah berapa. Kan kalau nggak dikonsumsi nggak laku juga, jadi meskipun masuk terus kalau nggak ada yang konsumsi kan nggak apa-apa," jelasnya.

Ia menuturkan, kebijakan ini sangat efektif. Hampir pada setiap toko yang menjual buah-buahan di Banyuwangi, tidak lagi menyediakan buah impor seperti jeruk, apel dan sebagainya. Dampak positifnya menjadi kesempatan untuk mengembangkan produk pertanian di Banyuwangi.

"Dampaknya kita sekarang jarang sekali melihat di toko-toko orang menjual buh impor. Sekarang untuk mencukupi kebutuhan, kita tinggal tingkatkan produksi," terangnya.

sumber : detik[dot]com
Diubah oleh aruj 20-04-2014 19:10
0
3.1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.