- Beranda
- Pilih Capres & Caleg
Inikah Prabowo itu ??
...
TS
siahaandesain
Inikah Prabowo itu ??
Quote:
Prabowo adalah anak dari begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo
Spoiler for Soemitro Djojohadikusumo:
Profesor Doktor Sumitro Djojohadikusumo adalah seorang aktivis, pengajar, pejuang, mantan menteri, salah satu pelopor pendiri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), dan anggota “lima ahli dunia” (group of five experts) PBB. Ia dijuluki sebagai Bapak Sarjana Ekonomi Indonesia.
Beliau meninggal di usia 84 tahun pada tanggal 9 Maret 2001 di Rumah Sakit (RS) Dharma Nugraha, Jakarta Timur akibat penyakit jantung yang dideritanya. Kemudian jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.
Sumitro berangkat ke Belanda setelah menyelesaikan studinya di Hogere Burger School (HBS), namun ia sempat mampir selama dua bulan di Barcelona, Spanyol. Sumitro lulus dari Netherlands School of Economics setelah menjalani kuliah selama dua tahun tiga bulan dan ini menjadi rekor waktu tercepat di kampusnya.Sumitro kemudian melanjutkan pendidikannya ke Universitas Sorbonne, Paris, tahun 1937 sampai tahun 1938.
Pada tahun 1938-1939, Sumitro bergabung dengan kelompok sosialis dan berkenalan dengan tokoh dunia seperti Andre Malraux, Jawaharlal Nehru, Henri Bergson, dan Henri Cartier-Bresson. Sumitro belajar mengenai pengabdian, perlawanan, keadilan social, dan kekonsistenan hidup dari kelompok tersebut.
Sumitro sempat mengikuti latihan militer di Catalonia namun tidak diterima Brigade Internasional karena umurnya yang belum genap 21 tahun.
Selesai di Paris, Sumitro kembali ke Rotterdam untuk melanjutkan studii ekonomi. Ia mulai masa menulis saat penyerangan Nazi Jerman ke Belanda pada 5 Mei 1940. Disertasinya berjudul Het Volkscredietwezen in de Depressie (Kredit Rakyat (Jawa) di Masa Depresi). Disertasinya ditulis dengan promotor Prof. Dr. G.L. Gonggrijp yang ditunjuk oleh Pimpinan Nederlandse Economische Hogeschool. Disertasinya kemudian diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Ekonomi Nederlands Economische Hogeschool. Sumitro mendapatkan gelar Master of Arts (MA) tahun 1940. Ia menyandang gelar doctor ilmu ekonomi di usia 26 tahun.
Sumitro dan Mr. Zairin hadir di persidangan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Church House, London, 17 Januari 1946.
Sumitro bersama Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan Mr. Zairin menyusun argumentasi baru untuk menghadapi Belanda secara diplomasi pada 14 Maret 1946. Sumitro, Sutan Sjahrir, H. Agus Salim, Charles Tambu, dan Sudjatmoko hadir di Sidang Dewan Keamanan PBB di Lake Success setelah adanya penolakan terhadap Agresi Militer Belanda pada 21 Juli 1947. Masalah ini dibawa ke Dewan Keamanan PBB oleh India dan Australia.
Dalam usaha Indonesia mengganti mata uang Jepang, Gulden Belanda, dan uang NICA menjadi Oeang Republik Indonesia dibutuhkan banyak bahan kimia. Saat itu Indonesia masih kekurangan bahan pembuat uang tersebut sehingga Sumitro mencari ke Singapura dan “membawa”nya ke Jawa. Hal ini dilakukan Sumitro untuk kepentingan revolusi. Ia mengemban tugas ini dari Sjahrir dan Bung Hatta.
Pada 12 April 1947, Sumitro terpilih menjadi salah satu dari 98 anggota Panitia Pemikir Siasat Ekonomi pimpinan Muhammad Hatta, yang dibentuk oleh Presiden Soekarno. Sumitro bertugas memikirkan hal-ihwal keuangan dipimpin Mr. Sjarifuddin Prawiranegara.
Sumitro berusia 33 tahun saat ia diangkat menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian kabinet Natsir. Namun kabinet ini selesai tahun 1951.
Sumitro kembali diangkat menjadi Menteri Keuangan Kabinet Wilopo-Prawoto pada 3 April 1952 sampai 30 Juli 1953. Terjadi pergolakan sebagai politikus dan akademisi dalam dirinya saat ia merasakan adanya ketimpangan daerah. Sumitro kembali menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Burhanuddin Harahap pada 12 Agustus 1955 sampai 24 Maret 1956.
Sumitro semakin tertekan oleh serangan koran prokomunis dan merasa hendak ditangkap. Atas prinsip ”pengabdian dan perlawanan” ia memilih melawan rezim Soekarno yang dianggap terlalu dekat dengan golongan komunis dan mengabaikan pembangunan daerah.
Sumitro memulai masa ”pelarian”nya pada Mei 1957 ia pergi ke Sumatra dan Palembang. Ia sempat menyamar menjadi Letnan Dua Rasyidin. Kemudian ia pergi ke Padang dilanjutkan ke Pekanbaru.
Sumitro pergi ke Saigon dengan cara menyamar sebagai kelasi kapal, kemudian ke Manila dan melakukan kontak dengan Perjuangan Semesta (Permesta). Ia terus menyamar menjadi cargo supervisor untuk masuk ke Bitung. Ia ke Sumatra memperluas hubungan dengan pemimpin militer di Sumatra juga Sulawesi. Sumitro juga pernah masuk ke Thailand dan Taiwan saat berperan menangani logistik bagi PRRI. Ia kembali ke Minahasa dengan pesawat bermuatan amunisi.
Sumitro secara tegas berpisah dari PRRI karena keinginan PRRI memisahkan Jawa. Konsep semula PRRI adalah hanya untuk memperbaiki Jakarta dengan tuntutan otonomi dan pengembangan daerah. Setelah meninggalkan PRRI, ia mengungsi ke luar negeri. Ini dilakukan karena pemerintahan Soekarno masih menganggapnya pemberontak.
Sepanjang 10 tahun masa pelariannya, Sumitro menggunakan banyak nama samaran. Di Jepang, para mahasiswa mengenalnya sebagai Sungkono. Di Jerman, dipanggil Sunarto. Di lua Frankfurt menggunakan nama Abdul Karim. Di Hongkong dikenal dengan nama Sou Ming Tau (bahasa Kanton) dan Soo Ming Doo (bahasa Mandarin). Di Malaysia mengenalnya sebagai Abu Bakar. Di Bangkok dikenal dengan nama Henry Kusumo atau Henry Tau. Demi keamanan, ia bersama keluarganya tidak mnetap di suatu negara lebih dari dua tahun. Singapura, Hongkong, Kuala Lumpur, Zurich-Swiss, London, kemudian Bangkok.
Sumitro menghidupi keluarganya selama pelarian dengan menjadi saudagar mebel dan real-estate di Malaysia. Ia juga mendirikan Economic Consultans for Asia and the Far East (Ecosafe) di Hongkong, dan cabangnya di Kuala Lumpur. Hal ini dilakukan saat ia menyamar dengan nama Kusumo.
Sumitro dikenal sebagai ayah yang keras dan disiplin mendidik anak-anaknya. Ia berhasil mendidik anak-anaknya meraih prestasi terbaik.
Letnan Jenderal Prabowo Subianto berhasil menjadi Danjen Kopassus dan Pangkostrad. Hashim Sujono menjadi pengusaha sukses dan menjadi salah satu dari orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes tahun 2009.
Sepanjang hidupnya, Sumitro mendapatkan banyak penghargaan dari dalam dan luar negeri, diantaranya Bintang Mahaputra Adipradana (II), Panglima Mangku Negara, Kerajaan Malaysia, Grand Cross of Most Exalted Order of the White Elephant, First Class dari kerajaan Thailand, Grand Cross of the Crown dari Kerajaan Belgia serta yang lainnya dari Republik Tunisia dan Perancis.
Memasuki usia senjanya, keluarga Sumitro dihadapkan pada banyak cobaan. Dimulai karir Prabowo, menantunya, dan putra bungsunya kesulitan dalam berusaha. Namun itu semua dihadapi oleh Sumitro yang telah mengecap asam garam kehidupan dengan tetap memegang pedoman hidupnya, Smiling in the face of adversity; Contemptous of danger; undaunted in defeat; Magnanimous in victory, yang berarti: Tersenyum menghadapi kemalangan; Berani menantang bahaya; Tegar dalam kekalahan; Rendah hati akan kemenangan. Pedoman ini pun diajarkannya pada seluruh anak-anaknya. Beliau mengatakan:”i’ve been through worst. Ini bukan yang pertama kali!”. “Ujian buat saya dalam kehidupan jauh lebih dari itu, habis dari menteri lalu tiba-tiba menjadi buronan, ha-ha-ha!”, katanya ceplas-ceplos.
Sumitro memang dikenal sebagai orang yang ceplas-ceplos. Ia bahkan tidak segan melontarkan kritikan kepada pemerintahan yang saat itu dipimpin oleh besannya, Presiden Soeharto. Ia pernah mengatakan bahwa dalam tubuh ekonomi nasional melekat berbagai macam penyakit, seperti distorsi dalam bentuk monopoli, oligopoly, kartel, proteksi yang berlebihan, dan subsidi untuk barang-barang tertentu. Ia juga pernah mengatakan: “Kalau kita hanya bicara ekonomi moneter, obatnya cukup Aspirin. Tapi kalau institusional disease sudah perlu antibiotika. Dan saya yakin bias diatasi dengan antibiotika, tidak perlu sampai diamputasi, karena masih ada kesempatan untuk segera bertindak. Namun paket untuk mengatasi disease itu harus dilakukan tanpa pandang bulu dan tidak boleh ada intervensi.” (Kompas, 11/1/1998).
Tahun 1953, Sumitro diangkat sebagai anggota lima ahli dunia (group of five top experts) oleh Sekjen PBB saat itu. Sumitro adalah seorang pendiri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), yang didirikan tahun 1955. Kemudian tahun 1985, ia menjadi anggota seven eminent persons yang bertugas menyusun rekomendasi kepada General Agreement on Tariffs and Trade (GATT).
Profil Singkat Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo:
sumur
Beliau meninggal di usia 84 tahun pada tanggal 9 Maret 2001 di Rumah Sakit (RS) Dharma Nugraha, Jakarta Timur akibat penyakit jantung yang dideritanya. Kemudian jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.
Sumitro berangkat ke Belanda setelah menyelesaikan studinya di Hogere Burger School (HBS), namun ia sempat mampir selama dua bulan di Barcelona, Spanyol. Sumitro lulus dari Netherlands School of Economics setelah menjalani kuliah selama dua tahun tiga bulan dan ini menjadi rekor waktu tercepat di kampusnya.Sumitro kemudian melanjutkan pendidikannya ke Universitas Sorbonne, Paris, tahun 1937 sampai tahun 1938.
Pada tahun 1938-1939, Sumitro bergabung dengan kelompok sosialis dan berkenalan dengan tokoh dunia seperti Andre Malraux, Jawaharlal Nehru, Henri Bergson, dan Henri Cartier-Bresson. Sumitro belajar mengenai pengabdian, perlawanan, keadilan social, dan kekonsistenan hidup dari kelompok tersebut.
Sumitro sempat mengikuti latihan militer di Catalonia namun tidak diterima Brigade Internasional karena umurnya yang belum genap 21 tahun.
Selesai di Paris, Sumitro kembali ke Rotterdam untuk melanjutkan studii ekonomi. Ia mulai masa menulis saat penyerangan Nazi Jerman ke Belanda pada 5 Mei 1940. Disertasinya berjudul Het Volkscredietwezen in de Depressie (Kredit Rakyat (Jawa) di Masa Depresi). Disertasinya ditulis dengan promotor Prof. Dr. G.L. Gonggrijp yang ditunjuk oleh Pimpinan Nederlandse Economische Hogeschool. Disertasinya kemudian diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Ekonomi Nederlands Economische Hogeschool. Sumitro mendapatkan gelar Master of Arts (MA) tahun 1940. Ia menyandang gelar doctor ilmu ekonomi di usia 26 tahun.
Sumitro dan Mr. Zairin hadir di persidangan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Church House, London, 17 Januari 1946.
Sumitro bersama Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan Mr. Zairin menyusun argumentasi baru untuk menghadapi Belanda secara diplomasi pada 14 Maret 1946. Sumitro, Sutan Sjahrir, H. Agus Salim, Charles Tambu, dan Sudjatmoko hadir di Sidang Dewan Keamanan PBB di Lake Success setelah adanya penolakan terhadap Agresi Militer Belanda pada 21 Juli 1947. Masalah ini dibawa ke Dewan Keamanan PBB oleh India dan Australia.
Dalam usaha Indonesia mengganti mata uang Jepang, Gulden Belanda, dan uang NICA menjadi Oeang Republik Indonesia dibutuhkan banyak bahan kimia. Saat itu Indonesia masih kekurangan bahan pembuat uang tersebut sehingga Sumitro mencari ke Singapura dan “membawa”nya ke Jawa. Hal ini dilakukan Sumitro untuk kepentingan revolusi. Ia mengemban tugas ini dari Sjahrir dan Bung Hatta.
Pada 12 April 1947, Sumitro terpilih menjadi salah satu dari 98 anggota Panitia Pemikir Siasat Ekonomi pimpinan Muhammad Hatta, yang dibentuk oleh Presiden Soekarno. Sumitro bertugas memikirkan hal-ihwal keuangan dipimpin Mr. Sjarifuddin Prawiranegara.
Sumitro berusia 33 tahun saat ia diangkat menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian kabinet Natsir. Namun kabinet ini selesai tahun 1951.
Sumitro kembali diangkat menjadi Menteri Keuangan Kabinet Wilopo-Prawoto pada 3 April 1952 sampai 30 Juli 1953. Terjadi pergolakan sebagai politikus dan akademisi dalam dirinya saat ia merasakan adanya ketimpangan daerah. Sumitro kembali menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Burhanuddin Harahap pada 12 Agustus 1955 sampai 24 Maret 1956.
Sumitro semakin tertekan oleh serangan koran prokomunis dan merasa hendak ditangkap. Atas prinsip ”pengabdian dan perlawanan” ia memilih melawan rezim Soekarno yang dianggap terlalu dekat dengan golongan komunis dan mengabaikan pembangunan daerah.
Sumitro memulai masa ”pelarian”nya pada Mei 1957 ia pergi ke Sumatra dan Palembang. Ia sempat menyamar menjadi Letnan Dua Rasyidin. Kemudian ia pergi ke Padang dilanjutkan ke Pekanbaru.
Sumitro pergi ke Saigon dengan cara menyamar sebagai kelasi kapal, kemudian ke Manila dan melakukan kontak dengan Perjuangan Semesta (Permesta). Ia terus menyamar menjadi cargo supervisor untuk masuk ke Bitung. Ia ke Sumatra memperluas hubungan dengan pemimpin militer di Sumatra juga Sulawesi. Sumitro juga pernah masuk ke Thailand dan Taiwan saat berperan menangani logistik bagi PRRI. Ia kembali ke Minahasa dengan pesawat bermuatan amunisi.
Sumitro secara tegas berpisah dari PRRI karena keinginan PRRI memisahkan Jawa. Konsep semula PRRI adalah hanya untuk memperbaiki Jakarta dengan tuntutan otonomi dan pengembangan daerah. Setelah meninggalkan PRRI, ia mengungsi ke luar negeri. Ini dilakukan karena pemerintahan Soekarno masih menganggapnya pemberontak.
Sepanjang 10 tahun masa pelariannya, Sumitro menggunakan banyak nama samaran. Di Jepang, para mahasiswa mengenalnya sebagai Sungkono. Di Jerman, dipanggil Sunarto. Di lua Frankfurt menggunakan nama Abdul Karim. Di Hongkong dikenal dengan nama Sou Ming Tau (bahasa Kanton) dan Soo Ming Doo (bahasa Mandarin). Di Malaysia mengenalnya sebagai Abu Bakar. Di Bangkok dikenal dengan nama Henry Kusumo atau Henry Tau. Demi keamanan, ia bersama keluarganya tidak mnetap di suatu negara lebih dari dua tahun. Singapura, Hongkong, Kuala Lumpur, Zurich-Swiss, London, kemudian Bangkok.
Sumitro menghidupi keluarganya selama pelarian dengan menjadi saudagar mebel dan real-estate di Malaysia. Ia juga mendirikan Economic Consultans for Asia and the Far East (Ecosafe) di Hongkong, dan cabangnya di Kuala Lumpur. Hal ini dilakukan saat ia menyamar dengan nama Kusumo.
Sumitro dikenal sebagai ayah yang keras dan disiplin mendidik anak-anaknya. Ia berhasil mendidik anak-anaknya meraih prestasi terbaik.
Letnan Jenderal Prabowo Subianto berhasil menjadi Danjen Kopassus dan Pangkostrad. Hashim Sujono menjadi pengusaha sukses dan menjadi salah satu dari orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes tahun 2009.
Sepanjang hidupnya, Sumitro mendapatkan banyak penghargaan dari dalam dan luar negeri, diantaranya Bintang Mahaputra Adipradana (II), Panglima Mangku Negara, Kerajaan Malaysia, Grand Cross of Most Exalted Order of the White Elephant, First Class dari kerajaan Thailand, Grand Cross of the Crown dari Kerajaan Belgia serta yang lainnya dari Republik Tunisia dan Perancis.
Memasuki usia senjanya, keluarga Sumitro dihadapkan pada banyak cobaan. Dimulai karir Prabowo, menantunya, dan putra bungsunya kesulitan dalam berusaha. Namun itu semua dihadapi oleh Sumitro yang telah mengecap asam garam kehidupan dengan tetap memegang pedoman hidupnya, Smiling in the face of adversity; Contemptous of danger; undaunted in defeat; Magnanimous in victory, yang berarti: Tersenyum menghadapi kemalangan; Berani menantang bahaya; Tegar dalam kekalahan; Rendah hati akan kemenangan. Pedoman ini pun diajarkannya pada seluruh anak-anaknya. Beliau mengatakan:”i’ve been through worst. Ini bukan yang pertama kali!”. “Ujian buat saya dalam kehidupan jauh lebih dari itu, habis dari menteri lalu tiba-tiba menjadi buronan, ha-ha-ha!”, katanya ceplas-ceplos.
Sumitro memang dikenal sebagai orang yang ceplas-ceplos. Ia bahkan tidak segan melontarkan kritikan kepada pemerintahan yang saat itu dipimpin oleh besannya, Presiden Soeharto. Ia pernah mengatakan bahwa dalam tubuh ekonomi nasional melekat berbagai macam penyakit, seperti distorsi dalam bentuk monopoli, oligopoly, kartel, proteksi yang berlebihan, dan subsidi untuk barang-barang tertentu. Ia juga pernah mengatakan: “Kalau kita hanya bicara ekonomi moneter, obatnya cukup Aspirin. Tapi kalau institusional disease sudah perlu antibiotika. Dan saya yakin bias diatasi dengan antibiotika, tidak perlu sampai diamputasi, karena masih ada kesempatan untuk segera bertindak. Namun paket untuk mengatasi disease itu harus dilakukan tanpa pandang bulu dan tidak boleh ada intervensi.” (Kompas, 11/1/1998).
Tahun 1953, Sumitro diangkat sebagai anggota lima ahli dunia (group of five top experts) oleh Sekjen PBB saat itu. Sumitro adalah seorang pendiri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), yang didirikan tahun 1955. Kemudian tahun 1985, ia menjadi anggota seven eminent persons yang bertugas menyusun rekomendasi kepada General Agreement on Tariffs and Trade (GATT).
Profil Singkat Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo:
sumur
Quote:
Prabowo yang kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951, terkenal sangat mengutamakan disiplin ketentaraan. Seluruh prajurit komando mengakui hal itu. Sebagai komandan ke-15 dari pasukan elite TNI AD, putra dari 'begawan' ekonomi Prof Sumitro Djojohadikusumo dan suami dari Ny Siti Hediyati Hariyadi Soeharto ini, diakui telah melakukan banyak hal untuk Korps Baret Merah.sumur
Quote:
dan cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, (
Prabowo adalah keturunan dari Panglima Laskar Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu), yang bernama Raden Tumenggung Kertanegara III. Prabowo juga terhitung sebagai salah seorang keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten Banyumas Pertama.
Spoiler for Margono:
PT Bank Negara Indonesia Tbk didirikan oleh Margono Djojohadikusumo, yang merupakan satu dari anggota BPUPKI, lalu mendirikan bank sirkulasi/sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI.
Margono berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha perbankan di Indonesia. Karena Margono adalah seorang pionir, maka beliau berhasil menanamkan nilai-nilai dan cara pandang bisnis perbankan di Indonesia, menggantikan peranan De Javasche Bank pada era penjajahan.
)anggota BPUPKI, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPAS pertama. Ia memiliki dua kakak perempuan, Bintianingsih dan Mayrani Ekowati, dan satu orang adik, Hashim Djojohadikusumo. Saat ini, Hashim dikenal sebagai seorang pengusaha handal, dengan bisnis di puluhan negara termasuk Kanada, Russia dan Indonesia.Margono berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha perbankan di Indonesia. Karena Margono adalah seorang pionir, maka beliau berhasil menanamkan nilai-nilai dan cara pandang bisnis perbankan di Indonesia, menggantikan peranan De Javasche Bank pada era penjajahan.
Prabowo adalah keturunan dari Panglima Laskar Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu), yang bernama Raden Tumenggung Kertanegara III. Prabowo juga terhitung sebagai salah seorang keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten Banyumas Pertama.
Hal NEGATIF Prabowo:
Quote:
Prabowo, yang memang punya ambisi besar mewarisi tahta sang mertua,
kemudian "menerjemahkan" perintah Soeharto itu dengan menginstruksikan
penculikan para aktivis. Kepada wartawan yang menemuinya di Markas
Sekolah Staf Komando ABRI Bandung, Jum'at (17/7) lalu, Prabowo mengaku
memberi instruksi kepada anak buahnya untuk mengungkap sejumlah gerakan
radikal. "Kalau memang benar ada anggota Kopassus yang terlibat (dalam
aksi penculikan), saya siap bertanggungjawab," tegas Prabowo.
The golden boy ini, agaknya, sudah tak berdaya menghadapi gempuran
Wiranto. Rupanya, "konsolidasi" yang dilakukan Wiranto berjalan lancar.
Apalagi, Presiden (transisional) BJ Habibie juga lebih memilih
mendukung Wiranto daripada Prabowo dan kelompoknya. Sebaliknya, paling
tidak untuk sementara ini, Wiranto secara terbuka berkali-kali
menyatakan dukungannya terhadap kepemimpinan Habibie.
Akibat konsolidasi yang dilakukan Wiranto, satu per satu eksponen "kubu
Prabowo" disingkirkan.
Tapi, tunggu dulu, benarkah "kubu Prabowo" sudah benar-benar habis?
"Dalam politik, segala kemungkinan bisa saja terjadi," kata seorang
pengamat politik. Maksudnya, meski tampaknya sudah tersingkir, bisa
saja Prabowo dan pasukannya tampil kembali ke pentas nasional. Caranya,
bisa jadi, lewat aksi kekerasan alias kudeta militer. "Orang yang
terdesak, bisa saja panik, lalu bertindak brutal," kata pengamat tadi.
Untuk mencegah kemungkinan itu, tak ada jalan lain: Prabowo mesti
diajukan ke pengadilan.sumurnya
kemudian "menerjemahkan" perintah Soeharto itu dengan menginstruksikan
penculikan para aktivis. Kepada wartawan yang menemuinya di Markas
Sekolah Staf Komando ABRI Bandung, Jum'at (17/7) lalu, Prabowo mengaku
memberi instruksi kepada anak buahnya untuk mengungkap sejumlah gerakan
radikal. "Kalau memang benar ada anggota Kopassus yang terlibat (dalam
aksi penculikan), saya siap bertanggungjawab," tegas Prabowo.
The golden boy ini, agaknya, sudah tak berdaya menghadapi gempuran
Wiranto. Rupanya, "konsolidasi" yang dilakukan Wiranto berjalan lancar.
Apalagi, Presiden (transisional) BJ Habibie juga lebih memilih
mendukung Wiranto daripada Prabowo dan kelompoknya. Sebaliknya, paling
tidak untuk sementara ini, Wiranto secara terbuka berkali-kali
menyatakan dukungannya terhadap kepemimpinan Habibie.
Akibat konsolidasi yang dilakukan Wiranto, satu per satu eksponen "kubu
Prabowo" disingkirkan.
Tapi, tunggu dulu, benarkah "kubu Prabowo" sudah benar-benar habis?
"Dalam politik, segala kemungkinan bisa saja terjadi," kata seorang
pengamat politik. Maksudnya, meski tampaknya sudah tersingkir, bisa
saja Prabowo dan pasukannya tampil kembali ke pentas nasional. Caranya,
bisa jadi, lewat aksi kekerasan alias kudeta militer. "Orang yang
terdesak, bisa saja panik, lalu bertindak brutal," kata pengamat tadi.
Untuk mencegah kemungkinan itu, tak ada jalan lain: Prabowo mesti
diajukan ke pengadilan.sumurnya
Quote:
Sub-kelompok kelima adalah yayasan-yayasan yang dipimpin atau didominasi oleh Titiek Prabowo atau suaminya, Letnan Jenderal Prabowo Subianto, yang terdiri dari (42) Yayasan Badan Intelijen ABRI (BIA), yang dikuasai Prabowo bersama teman dekatnya, Mayor Jenderal Jacky Anwar Makarim, yang ikut mengelola sistem perparkiran di Jakarta (Gatra, 4 Feb 1995), (43) Yayasan Kobame (Korps Baret Merah), pemegang saham PT Kobame, (44) Yayasan Veteran Integrasi Timor Timur, (45) Yayasan Hati, yang dibentuk sejumlah "partisan" (orang-orang Timor Leste dan Timor Barat) yang membantu Kopassus merebut Timor Leste di tahun 1975-1976, (46) Yayasan Kerajinan Indonesia dan (47) yayasan pencari dana KONI, yang diketuai Titiek Prabowo (Asiaweek, 12 April 1996: 39; The Australian, 10 Oct. 1996), serta (48) Yayasan Dharma Putera Kostrad, yang secara ex officio sekarang berada di bawah Prabowo sebagai Komandan Kostrad yang baru.
Sedikit catatan tentang yayasan-yayasan yang dikuasai Titiek dan suaminya. Semenjak Prabowo jadi Komandan Kopassus, PT Kobame mendapat kredit sindikat Rp 45 milyar dari BRI dan Bank Pelita (milik kel. Djojohadikusumo) untuk membangun proyek-proyek properti di daerah Cinjantung, serta berusaha mengambilalih 50% saham Hotel Horison (EBRI, 18 Juni 1997; Siar, 10 Des 1997). Tidak jelas siapa ketuanya, tapi jelas berada di bawah pengaruh Prabowo, walaupun menantu Suharto itu sendiri kini sudah naik pangkat (jadi letjen) dan jabatan (jadi Pangkostrad).Yayasan Dharma Putera Kostrad: Sedikit catatan tersendiri perlu diberikan tentang Yayasan Kesejahteraan Sosial Dharma Putera Kostrad (YDP Kostrad), yang kini dikuasai oleh Letjen Prabowo Subianto sebagai Pangkostrad baru. Barangkali banyak orang sudah lupa, bahwa yayasan ini merupakan 'kapal keruk duit' pertama bagi Suharto di awal Orde Baru, di masa transisinya dari Pangkostrad menjadi Presiden penuh.
Sumurnya
Sedikit catatan tentang yayasan-yayasan yang dikuasai Titiek dan suaminya. Semenjak Prabowo jadi Komandan Kopassus, PT Kobame mendapat kredit sindikat Rp 45 milyar dari BRI dan Bank Pelita (milik kel. Djojohadikusumo) untuk membangun proyek-proyek properti di daerah Cinjantung, serta berusaha mengambilalih 50% saham Hotel Horison (EBRI, 18 Juni 1997; Siar, 10 Des 1997). Tidak jelas siapa ketuanya, tapi jelas berada di bawah pengaruh Prabowo, walaupun menantu Suharto itu sendiri kini sudah naik pangkat (jadi letjen) dan jabatan (jadi Pangkostrad).Yayasan Dharma Putera Kostrad: Sedikit catatan tersendiri perlu diberikan tentang Yayasan Kesejahteraan Sosial Dharma Putera Kostrad (YDP Kostrad), yang kini dikuasai oleh Letjen Prabowo Subianto sebagai Pangkostrad baru. Barangkali banyak orang sudah lupa, bahwa yayasan ini merupakan 'kapal keruk duit' pertama bagi Suharto di awal Orde Baru, di masa transisinya dari Pangkostrad menjadi Presiden penuh.
Sumurnya
Hal POSITIF Prabowo
Quote:
Pada tahun 1976 Prabowo bertugas sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur, saat itu dia berumur 26 tahun dan merupakan komandan termuda dalam operasi Tim Nanggala. Dengan tuntunan Antonio Lobato yang merupakan adik Nicolau Lobato, kompi Prabowo menemukan Nicolau Lobato di Maubisse, lima puluh kilometer di selatan Dili. Nicolau Lobato tewas setelah tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo pada tanggal 31 Desember 1978. .
Quote:
Pada tahun 1996, Komandan Kopassus Prabowo Subianto memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Operasi ini berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspediti Lorentz '95 yang disekap oleh Organisasi Papua Merdeka. 5 orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda dan Jerman
Quote:
Pada tanggal 26 April 1997, Tim Nasional Indonesia ke Puncak Everest berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal.
"Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah mencanangkan akan mengibarkan bendera kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta jiwa, harus kalah dengan bangsa lain di kawasan kita. Karena mencapai puncak tertinggi di dunia sudah menjadi salah satu tonggak ukuran prestasi suatu bangsa" tulis Prabowo dalam buku 'Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan'. Keberhasilan ekspedisi ini menjadikan Indonesia negara pertama dari kawasan tropis, sekaligus juga negara di Asia Tenggara pertama yang mencatat sukses menggapai puncak Everest
"Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah mencanangkan akan mengibarkan bendera kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta jiwa, harus kalah dengan bangsa lain di kawasan kita. Karena mencapai puncak tertinggi di dunia sudah menjadi salah satu tonggak ukuran prestasi suatu bangsa" tulis Prabowo dalam buku 'Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan'. Keberhasilan ekspedisi ini menjadikan Indonesia negara pertama dari kawasan tropis, sekaligus juga negara di Asia Tenggara pertama yang mencatat sukses menggapai puncak Everest
dan sumber perdebatan itu adalah:
Quote:
Pada tahun 1983, Prabowo disinyalir pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral LB Moerdani yang diduga hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soeharto, namun upaya ini digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, Komandan Den 81/Antiteror. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.[10]
Quote:
Prabowo juga diduga terlibat dalam peristiwa pembantaian Kraras yang terjadi pada tahun 1983 di Timor Timur.Namun Prabowo membantah tuduhan ini, ia meyakini bahwa tuduhan tersebut adalah tuduhan tak berdasar.
Pada tahun 1997, Prabowo juga dituduh sebagai salah satu dalang penculikan terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi menjelang Pemilihan Umum tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 1998. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk melakukan penangkapan kepada sembilan orang aktivis sesuai perintah atasan dan menganggapnya sebagai tindakan yang benar dalam pandangan rezim saat itu. Namun demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut walau sebagian anggota Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara.
Pada tahun 1997, Prabowo juga dituduh sebagai salah satu dalang penculikan terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi menjelang Pemilihan Umum tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 1998. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk melakukan penangkapan kepada sembilan orang aktivis sesuai perintah atasan dan menganggapnya sebagai tindakan yang benar dalam pandangan rezim saat itu. Namun demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut walau sebagian anggota Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara.
Quote:
Pada pagi hari tanggal 22 Mei 1998, Jenderal TNI Wiranto melaporkan kepada B.J. Habibie bahwa telah terjadi pergerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta dan konsentrasi pasukan di kediaman Presiden B.J. Habibie tanpa sepengetahuan dirinya sebagai Panglima ABRI. Pergerakan pasukan tersebut diduga sebagai upaya kudeta dan oleh karena itu atas instruksi Presiden Habibie, Prabowo diberhentikan sebagai Panglima Kostrad.
Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak melakukannya. “Keputusan mempercepat pensiun saya adalah sah,” katanya. “Saya tahu, banyak di antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan. Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang setia. Setia kepada negara, setia kepada republik”
Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak melakukannya. “Keputusan mempercepat pensiun saya adalah sah,” katanya. “Saya tahu, banyak di antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan. Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang setia. Setia kepada negara, setia kepada republik”
dan Hal lain yang sedikit terungkap.
Quote:
Malam hari sebelum pengumuman, Prabowo menelepon kepada ayahnya memberitahu bahwa ia akan disingkirkan. “Saya dikhianati,” kata Prabowo. Oleh siapa? “Papi nggak percaya kalau saya bilang, saya dikhianati oleh mertua. Dia bilang kepada Wiranto, singkirkan saja Prabowo dari pasukan,” tambah Prabowo.
Prabowo tentu saja sangat kecewa dengan perlakuan keluarga Cendana. Untuk membela diri, Prabowo menulis surat kepada Soeharto. Tapi, justru surat Prabowo itu dinilai tak pantas oleh keluarga Cendana.
Tanggal 25 Mei 1998: Letjen Prabowo Subianto resmi dicopot dari Pangkostrad, dan dikirim ke Bandung untuk menjadi Komandan Sesko ABRI. Tak berapa lama, setelah pemeriksaan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), bahkan karier militer Prabowo diakhiri oleh Wiranto. Akhirnya, Prabowo memutuskan untuk memilih menjadi pengusaha di luar negeri, guna menyusun hidup yang baru. Sebelum berangkat, ia sempat melapor kepada Pangab Jenderal TNI Wiranto, dan kala itu Wiranto sempat berkomentar singkat, “Ya, sudah pergi saja ke luar, tak apa-apa. Jauhkan pikiran kamu dari Mahmil!”
Menyaksikan tragedi yang menimpa Prabowo, tentu saja sebagai orang tua, Sumitro menganggap itu sebagai cobaan yang berat dalam kehidupan. Tapi, itu tidak lantas membuat keluarga ini harus merasa terpukul apalagi terpuruk. Dengan suara tetap lantang dan tenang Sumitro berkata, “Prabowo mesti tetap tabah dan lebih kuat lagi. Masalahnya bukan ia dipukul, tapi bagaimana ia bisa bertahan. Saya bangga Prabowo tabah. Ujian buat saya dan isteri saya dalam kehidupan jauh lebih dari itu, habis dari menteri lalu tiba-tiba jatuh jadi buronan, ha..ha..ha!”
sumur
Prabowo tentu saja sangat kecewa dengan perlakuan keluarga Cendana. Untuk membela diri, Prabowo menulis surat kepada Soeharto. Tapi, justru surat Prabowo itu dinilai tak pantas oleh keluarga Cendana.
Tanggal 25 Mei 1998: Letjen Prabowo Subianto resmi dicopot dari Pangkostrad, dan dikirim ke Bandung untuk menjadi Komandan Sesko ABRI. Tak berapa lama, setelah pemeriksaan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), bahkan karier militer Prabowo diakhiri oleh Wiranto. Akhirnya, Prabowo memutuskan untuk memilih menjadi pengusaha di luar negeri, guna menyusun hidup yang baru. Sebelum berangkat, ia sempat melapor kepada Pangab Jenderal TNI Wiranto, dan kala itu Wiranto sempat berkomentar singkat, “Ya, sudah pergi saja ke luar, tak apa-apa. Jauhkan pikiran kamu dari Mahmil!”
Menyaksikan tragedi yang menimpa Prabowo, tentu saja sebagai orang tua, Sumitro menganggap itu sebagai cobaan yang berat dalam kehidupan. Tapi, itu tidak lantas membuat keluarga ini harus merasa terpukul apalagi terpuruk. Dengan suara tetap lantang dan tenang Sumitro berkata, “Prabowo mesti tetap tabah dan lebih kuat lagi. Masalahnya bukan ia dipukul, tapi bagaimana ia bisa bertahan. Saya bangga Prabowo tabah. Ujian buat saya dan isteri saya dalam kehidupan jauh lebih dari itu, habis dari menteri lalu tiba-tiba jatuh jadi buronan, ha..ha..ha!”
sumur
Jadi agan bisa lihat darimana sumber hingga Prabowo ini menjadi kontroversi gan..
ane siap di dan di bully terhadap daripada yang tidak cinta trit ane..
tapi sekiranya ada cinta dengan trit ane yg membuat gembira ane bisa dapat
semua semata2 karna ane dan .
Diubah oleh siahaandesain 20-04-2014 04:35
0
10.9K
Kutip
78
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
22.5KThread•3.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok